Selasa, 26 Februari 2019

Cerita Tentang Bantuan PKH


Bismillahirrohmanirrohiim,
Masih terngiang-ngiang di benak saya kejadian kemarin. Seorang perempuan yang sudah tidak muda lagi, seorang janda, berteriak-teriak menyuarakan ketidakadilan. Suaranya yang keras seperti halilintar, bahsanya yang campuraduk antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang kasar serta diselingi kata-kata kotor. 

Saya bertemu dengannya secara tidak sengaja di rumah saudara. Dia langsung nimbrung kami begitu saja sambil meracau. 

Minggu, 24 Februari 2019

Mengenal Bumi Rencong di Masa Lalu

Bismillahirrohmanirrohim, 
Setelah beberapa hari tidak menulis, malam ini saya mengunjungi lagi blog ini. Kali ini saya ingin menuliskan tentang tantangan membaca RCO. 

Yah, pekan ini tantangan membaca memasuki level ketiga. Artinya dua level sebelumnya terlewati sudah. Sejauh ini, ada sesuatu yang menarik dari tantangan membaca. Lagi-lagi karena tuntutan, namanya saja tantangan, saya dipaksa membaca setidaknya 25 halaman setiap hari. Sudah pasti hal ini membuat "sesuatu" mengubah ritme kehidupan saya. 

Selasa, 19 Februari 2019

Ayah



Di tempatku, aku menunduk dalam sambil mempermainkan ujung taplak. Saat itu, aku Ayah dan Ibu duduk mengelilingi meja bundar di ruang tengah. Setengah jam yang lalu, Ayah memanggilku kemudian menyuruhku di kursi yang sekarang kududuki.

Sebetulnya, Ayah bukanlah orang yang menakutkan. Bukan. Kami tidak pernah takut kepadanya. Kami hanya sungkan. Suaranya yang berat dan tegas membuat kami merasa pakewuh untuk berlaku murang tata.

Senin, 18 Februari 2019

Mengenal Tahap Penulisan Karya Ilmiah


Bismillahirrohmanirrohiim, 
Minggu ini saya membaca buku berjudul Menulis Karya Ilmiah. He... he... sengaja saya memilih bacaan yang agak serius, karena merasa penasaran. Bagaimana sih menulis artikel populer serupa esay, opini, feature dan lain sebagainya.

Isi buku ini sangat teoritis dan membuat otak gampang lelah. Tapi karena menurut saya penting, maka saya bertahan. Ibarat naik sepeda motor, saya berjalan dengan kecepatan sedang. Masalahnya  karena "pemantiknya" tidak ada dan saya harus membuat beberapa catatan penting. Untuk yang terakhir ini, buku sudah berubah jadi ndrembel oleh kertas post it

Jumat, 15 Februari 2019

Melawan Malas



Bismillahirrohmanirrohiim, 
Hari ini, karena tugas mengajar saya jam ke 5-6, dan itu dimulai jam 10.00, maka selama kurang lebih 3 jam saya berkesempatan menikmati rumpian beberapa orang di ruang guru. 

Tabiat setiap manusia, saya rasa, bila bertemu dengan temannya akan termotivasi untuk mengobrol. Ada saja topiknya. Mulai dari topik ringan sampai topik berat serupa politik. Lebih sering, obrolan itu mengarah ke dalam ghibah atau menggunjing. 

Kamis, 14 Februari 2019

Senangnya


Bismillahirrohmanirrohiim,
Hari ini ada warna lain yang indah. Say merasakannya keindahannya itu sampai ke tulang sumsum. Cie...

Pasalnya, pagi-pagi saya mendapat berita tentang tulisan saya yang dimuat di salah satu media. Ketika bergabung dengan grup OTM dan mendapat provokasi dari para suhu, saya memang agak gerah. La gimana  setiap hari dikomporin untuk mengirimkan tulisan di media. Ya karena memang itulah target grup ini, tembus media

Bagi para suhu, mastah atau sebutan lain untuk orang pinter, menulis, mengirimkan tulisan ke media kemudian dimuat itu sudah biasa. Tapi orang yang sedang tertatih belajar seperti saya, membayangkan nama saya tertera di salah satu halaman media masa saja sudah senang. Karena ya merasa sebagai pungguk merindu bulan itu, ngimpi di siang bolong. 

Tapi, salutlah saya. Semua teman-teman di grup itu saling manas-manasin. Tujuannya untuk menularkan semangat. Kami diberi tugas untuk mengirimkan tulisan ke media. Ingat ya, mengirimkan. Tidak harus dimuat. Hanya mengirim. 

Sederhana kan. Tidak sulit dan semua orang bisa melakukannya. Wong hanya menulis saja. Tidak perlu beranjak dari tempat duduk. Cukup klak klik saja. Mengirim naskah juga hanya lewat email. Tinggal buka email, tuliskan alamat email redaksi, tulis subyek dengan format yang sudah disampaikan sebelumnya, menuliskan kata pengantar, melampirkan file kemudian mengirimkan. Untuk pekerjaan ini, tak perlulah saya ke kantor pos dan harus keluar uang. Jadi, apa yang memberatkannya? 

Hanya mengirim saja to? Itu pertanyaan yang saya ulang berkali-kali. Jawabannya pun tetap sama: iya, hanya mengirim saja. Tetapi ketika saya menyimak obrolan, emosi saya tersulut. Laporan anggota yang sudah mengirim tulisan ke media berderet panjang. Luar biasa. 

Begitulah. Saya beruntung berada diantara mereka. Saya mendapatkan energi positif yang setiap hari saya rasakan semakin kuat arusnya. 

Saya suka.  

Rabu, 13 Februari 2019

Tokoh Pendidikan Yang Terlupakan




Judul Buku   : Guru Patriot; Biografi Ki Sarmidi Mangunsarkoro
Pengarang     : RH. Widada
Penerbit        : Ar-Ruzz Media
Tahun Terbit : 2018 (Cetakan Kedua)
Tebal Buku   ; 136 Hal
Harga Buku  : Rp. 40.000

Membaca buku ini seperti membaca sejarah Indonesia. Sebagaimana judul yang tertera pada sampul, buku ini merupakan biografi seorang tokoh pendidikan. 

Sarmidi, lahir di Desa Banyuanyar, Colomadu, Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 23 Mei 1904. Ayahnya, Mangunsarkoro, adalah seorang abdi dalem keraton Surakarta yang bergelar Rangga. Nama ayahnya inilah yang melekat dibelakang namanya sehingga di kemudian hari, dia dikenal dengan nama Sarmidi Mangunsarkoro. 

Sarmidi lahir pada masa politik etis atau politik balas budi. Politik etis adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda yang didasari alasan bahwa pemerintah Hindia-Belanda bertanggungjawab terhadap kesejahteraan Bumiputera (rakyat Indonesia-red). Politik ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa. Salah satu bentuk tanggungjawab itu adalah memberi kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk mengenyam pendidikan. 

Sabtu, 09 Februari 2019

Resensi Novel "Ayahku (bukan) Pembohong"




Identitas Buku     : Ayahku (bukan) Pembohong
Pengarang           : Tere Liye
Penerbit               : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit        : 2011
Jumlah Halaman : 298

Sinopsis Buku:
Novel ini bercerita tentang seorang laki-laki bernama Dam. Ayah Dam suka bercerita. Dam senang mendengarkan cerita Ayahnya. Cerita ayah Dam, bukanlah cerita seperti dongeng pengantar tidur yang biasanya disampaikan oleh orangtua kepada anaknya. Cerita ayah adalah cerita yang sarat dengan pendidikan moral. Uniknya dalam cerita tersebut, ayah Dam menjadi pelaku utama.

Jumat, 08 Februari 2019

Mengambil pelajaran dari cerita


Alhamdulilah, akhirnya hari ini saya menyelesaikan tugas baca. Kini saatnya menuliskan apa yg saya peroleh dari buku itu, Ayahku (Bukan) Pembohong, karya Tere Liye.

Dengan tebal halaman duaratus sembilanpuluh sembilan halaman, novel itu terbilang bukan novel istimewa. Sebagai karya bergenre fiksi tentu halaman sebanyak itu adalah hal yang biasa.

Secara keseluruhan novel ini menarik. Pesan penulis sampai pada pembaca meskipun untuk itu pembaca harus berpikir sedikit lebih keras.

Rabu, 06 Februari 2019

Mengenal Tere Liye



Beberapa minggu terakhir ini, ruang pojok perpustakaan menjadi tempat favorit saya. Ruang baca yang belum tertata sempurna. Hanya terdiri dari 5 meja baca di salah satu sisi dan 2 meja baca di sisi yang lain. Terlihat lapisan debu tipis di bagian pojok-pojok meja.
Hari ini, saya menyelesaikan tugas baca sebagai bagian dari tantangan yang saya ikuti. Hari ini adalah hari ketiga dari lima hari yang saya targetkan. Yang saya baca adalah novel karya penulis terkenal negeri ini, Tere Liye. Penulis yang dulu saya kira seorang perempuan tapi ternyata laki-laki. 

Selasa, 05 Februari 2019

Menakar Manfaat Grup WA



Bismillahirrohmanirrohim,

Di jaman yang semua serba klik ini, rasanya setiap orang mengenal whatsapp. Layanan pesan pintar yang bisa melakukan apa saja untuk kita. Mengirim pesan teks, pesan gambar, pesan suara, pesan video,  videocall, dan masih banyak lagi kepintaran-kepintara yang lain.

Dengan WA, begitu whatsapp sering disebut, kita dapat cangkrukan dengan teman, saudara, kerabat dan handai taulan. Kita terhubung dengan banyak orang dari berbagai penjuru. Tidak perlu berdekatan, saling berkunjung yang pasti akan menghabiskan banyak duit, dan bertatap muka. Tinggal mantengin android kita bisa ikut nimbrung  obrolan atau sekedar menyimak saja. Meskipun terhalang oleh jarak ratusan mil jauhnya, kita tetap dapat menyapa seolah mereka ada di hadapan kita. Siapa yang tidak suka dengan kegilaan ini? Semua pasti suka, termasuk saya.

Senin, 04 Februari 2019

Mengikuti Tantangan Membaca, Yes!


Bismillahirrohmanirrohiim,
Hari ini adalah hari pertama tantangan membaca. Nama programnya keren. RCO, Reading Chalengge ODOP. Ya, program ini memang program lanjutan dari program One Day One Post. Untuk mengikuti program ini harus menjadi alumni ODOP dulu. Tak heran bila selama ini saya hanya mendengar program ini dari anggota grup, tapi tidak pernah mendapat informasi yang cukup untuk mengikutinya.

Setelah menjadi alumnus ODOP saya berkesempatan untuk mengikutinya. Mendengar namanya saja saya sudah tertarik, apalagi benar-benar mengikutinya. Padahal, jujur saya akui, setelah membaca peraturannya keder juga.

Minggu, 03 Februari 2019

Naik Kereta Api


Kalau melakukan perjalanan darat, suka pilih alat transportasi apa nih? Kan banyak tuh alat transportasi darat. Ada kereta api, bus atau travel. Semua ada plus dan minusnya. Kalau saya sih lebih suka naik kereta. Naik bis atau travel itu kalau terpaksa. Artinya, bagi saya, kereta adalah pilihan utama.

Naik kereta itu banyak serunya. Sejak masih sekolah sampai sekarang, sudah nenek-nenek, kereta masih alat transportasi favorit saya. Kesukaan  itu tanpa saya sadari menurun ke anak-anak saya. Mereka juga lebih suka naik kereta api ketimbang naik alat transportasi lain. 

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...