Rabu, 26 Februari 2020

Ima, Namaku


Perkenalkan, namaku Ima. Aku lahir di sebuah desa di Kabupaten Blitar. Tepatnya di Blitar bagian Utara. Aku lahir pada tanggal xx bulan mm sekian tahun yang lalu. Saat ini aku duduk di kelas X SLB kota Blitar.

Allah teramat baik kepadaku. Dia memelihara pendengaranku dan mengasingkanku agar tidak mendengar hal-hal yang merusak hatiku. Terimakasih ya Allah. Semoga Engkau senantiasa melindungiku.

Mengapa Harus Ikut Tantangan


Tantangan. Hemh... pentingkah? 
Sebulan yang lalu saya ikut tantangan 30 hari bercerita. Di tantangan ini, peserta harus bercerita setiap hari. Bercerita tentang apa saja. Jenis tulisan juga tidak dibatasi. Tidak ada hukuman juga tidak ada reward. Pokoknya nulis aja. 

Tantangan ini kelar sudah empat hari yang lalu. Dua kali saya absen nulis, tetapi saya ganti di hari berikutnya. Kalau dikatakan sukses, ya sukseslah. Buktinya saya berhasil menulis cerita sebanyak tigapuluh cerita. Malah lebih, sih. Yaitu ketika dalam satu hari saya mendapat ide lebih dari satu dan kemudian saya menulisnya. Itupun hanya dua kali. 

Lepas dari tekanan menulis selama tigapuluh hari ada tawaran menulis di sebuah komunitas pendidik yang gemar menulis. Komunitas ini punya blok keroyokan dan selalu saling memotivasi untuk gemar menulis. Jangan ditanya jumlah pendidik yang sudah menerima tantangan ini. Tantangan menulis gurusiana. 

Akhirnya saya memutuskan ikut tantangan menulis di komunitas ini. Beberapa orang menanggapi aneh keputusan itu. Cari perkara saja, kata mereka. 

Emang ada hadiahnya?
Emang dapat sertifikat?
Emang dapat duit? 

Ah, bukan itu yang saya cari. Jadi tidak masalah kalau tidak ada. Kalau dipikir setiap pencapaian harus ada reward, saya setuju. Karena reward adalah penguatan. Tetapi reward tidak harus materi kan. Tidak harus juga dari orang lain. Jadi boleh donk kita memberi reward kepada diri sendiri. 

Inilah yang terjadi. Saya mendapat reward lebih banyak karena saya jadi punya tabungan tulisan. Anggap saja saya sedang berlatih mengasah kepekaan jiwa kepenulisan saya. Dengannya saya juga berlatih mengasah kepekaan semua indra yang saya miliki, mengefektifkan waktu dan menebar kebaikan. Itu semua lebih dari sekedar materi loh. Saya yang merasakan, jadi saya yang tahu bagaimana rasanya. 

Tantang membuat saya bergairah menjalani hidup. Jadi, biarlah. 

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...