Kamis, 23 April 2020
Belajar dari Rumah
Sejak bekerja dari rumah, saya senang sekali belajar secara online, baik yang saya lakukan sendiri maupun yang saya lakukan bersama teman-teman. Dengan bekerja dari rumah, sebagai seorang guru, saya dipaksa untuk mengejar ketertinggalan IT. IT adalah sarana penting dalam pembelajaran daring.
Melakukan pembelajaran daring, bukanlah pekerjaan mudah. Boleh dibilang mengajar daring itu tingkat kesulitannya dua kali lipat dari melakukan pembelajaran secara luring atau tatap muka. Pada pembelajaran luring, guru bisa mengontrol siswa. Apakah siswa merespon pembelajaran dengan benar atau tidak. Apakah siswa mengalami kesulitan memahami materi pembelajaran atau tidak. Apakah siswa belajar dengan sungguh-sungguh atau tidak. Selain itu pembelajaran secara luring memungkinkan seorang guru mengontrol perilaku siswa. Saat siswa berhadapan dengan guru tentu ada rasa sungkan kalau ingin berbicara tidak sopan.
Pada pembelajaran daring kontrol guru terhadap siswa sangat rendah. Bisa saja siswa tidak mengindahkan apa yang disampaikan guru dan mereka terbebas dari kontrol guru karena mereka memang tidak berinteraksi langsung. Kalau misalnya siswa tidak paham dengan materi atau tugas yang diberikan guru, kemudian mereka mengabaikan gurunya. Apa yang bisa dilakukan gurunya. Tidak ada.
Untuk mengikat siswa agar merasa bahwa pembelajaran yang dilakukan secara daring itu sama pentingnya dengan pembelajaran secara luring, guru harus berpikir keras mengemas materi, memilih media dan menentukan metoda terbaik. Semua itu harus dilakukan agar siswa tidak bosan dan tetap bersemangat mengikuti pembelajaran secara daring.
Karena alasan itulah, saya mulai tertarik untuk mengikuti kegiatan yang bertujuan meningkatkan kompetensi melalui seminar atau pelatihan yang dilakukan secara daring.
Saya tidak sendirian. Banyak guru yang berpikiran sama dengan saya. Kami tergabung sebagai peserta seminar online yang kemudian dikenal sebagai webinar. Kami memilih sendiri pelatihan sesuai dengan kebutuhan.
Ternyata asyik juga. Saya bebas menentukan materi yang saya butuhkan. Saya bebas menentukan jadwal yang saya inginkan. Saya bebas menentukan jenis keanggotaan sesuai dengan kemampuan saya (biayanya). Karena semua serba fleksibel, saya menjadi bersemangat mengikutinya. Saya kira, inilah cara belajar yang paling ideal.
Jadi alasan apa lagi yang bisa saya ajukan untuk menolak belajar demi meningkatkan kompetensi? Tidak ada.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Paling sering dilihat
Mari Menginstal Habits
Nama saya Endah Susilawati. Nama ini beberapa kali keliru jadi harus dibenarkan. Rupanya bagi orang Jawa kata Susilawati itu kurang luwes. L...
-
Hari ini saya mendapat musibah. e Eh bukan sih. Pembelajaran baru, tepatnya. Ketika saya membuka tab, sinyal internet tidak muncul. Itu...
-
Bismillahirrohmanirrohiim, Jamkos atau jam kosong adalah sebutan populer untuk jam pelajaran yang tidak efektif. Tidak ada kegiatan pem...
-
Bermula dari kebutuhan kotak tisu saat lebaran, timbullah niatan untuk membuat kotak tisu rajut. Setelah browsing-browsing pola cover kota...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar