Ada dua kata kunci dalam kaitannya dengan istilah kerajinan
yaitu ketrampilan tangan dan seni. Yang saya pahami selama ini, yang namanya
kerajinan adalah benda yang dibuat oleh seseorang yang menitikberatkan pada
jiwa seni yang dimiliki oleh pembuatnya. Benda kerajinan ini bisa saja
merupakan benda pajangan atau benda pakai. Kualitas benda kerajinan diukur dari
nilai estetika benda tersebut. Sedang nilai estetika sangat dipengaruhi oleh
talenta perajinnya. Karena dipengaruhi oleh jiwa seni pembuatnya, maka benda
kerajinan yang dihasilkan oleh setiap perajin tidak sama. Bahkan meskipun
mereka menggunakan bahan dan teknik yang sama.
Dalam tulisan ini, kita akan mengupas sedikit tentang kerajinan rajut atau crochet. Kerajinan ini sudah dikenal sejak jaman dahulu kala. Dengan kreasi yang dimilikinya, seorang perajut dapat membuat beraneka ragam benda, baik benda pakai maupun benda pajangan. Contoh benda pakai dari rajutan adalah taplak, tas, sepatu, baju dan lain sebagainya. Benda-benda tersebut terbuat dari bahan baku benang dan alat bernama hakken atau hakpen.
Dalam dunia rajut dikenal berbagai jenis tusuk dan motif. Untuk menghasilkan sebuah proyek rajutan, perajut memadukan beberapa tusuk untuk menghasilkan motif tertentu. Teknik ini dapat dipelajari oleh semua orang. Pola dapat dibuat, baik sebagai pola diagram maupun pola teks. Cara membuat motif tertentu dapat dipelajari melalui video tutorial atau dari buku. Berbagai pola dapat diperoleh mulai dari yang gratisan maupun yang berbayar. Demikian juga pelatihan merajut dapat ditemukan dengan mudah di dunia maya. Intinya, sesuai dengan tekniknya proyek rajutan dapat diduplikasi oleh setiap orang yang berminat tanpa terkecuali. Tetapi tetap saja, hasil akhirnya tidak sama antara satuperajut dengan perajut lainnya. Mengapa? Karena jiwa seni setiap orang berbeda .
Maka tak heranlah bila sebuah proyek rajutan dibandrol dengan harga yang sangat mahal. Bisa di cek di berbagai markerplace. Tas rajut berwarna coklat ini dibandrol dengan harga di atas setengah juta. Kita tidak bisa mengatakan harga ini mahal karena tas rajut ini penampilannya elegan dan cantik. Orang lain yang akan meniru membuat tas seperti ini, meskipun bahan, alat dan motifnya sama belum tentu dapat menghasilkan tas seindah ini.
Tetapi hal itu tidak membuat semua benda kerajinan otomatis
harganya mahal. Lagi-lagi karena ini
berkaitan dengan jiwa seni, kesepakatan harga ini juga dipengaruhi oleh rasa
seni dari calon pembelinya. Penjual dan pembeli harus sama-sama memiliki jiwa
seni yang sepadan agar kesepakatan harga dapat dicapai. Bagi calon pembeli yang
tidak bisa melihat nilai estetika suatu benda seni tentu akan menganggap harga
terlalu mahal. Sebaliknya bagi calon pembeli yang dapat melihat nilai estetika
suatu benda, maka harga mahal pun dianggapnya sebagai harga yang pantas.
Menentukan harga jual benda kerajinan dalam suatu komunitas ternyata tidaklah mudah. Sebuah konektor masker rajut oleh perajinnya dijual dengan harga 15 ribu. Tetapi perajin lain, ditempat yang berbeda bila membandrol dengan harga sekian tidak ada peminatnya. Iapun harus rela melepas proyeknya dengan harga yang lebih rendah. Inilah dilema dari harga benda kerajinan.
Jadi, bagaimana sebetulnya menentukan harga sebuah benda kerajinan? Patokan pertama adalah biaya produksi. Apapun bentuk benda kerajinan itu tidak bisa dihargai di bawah biaya produksi. Kedua, benda kerajinan dinilai baik atau buruk dari kerapiannya. Kerapian menjadi prioritas bagi pembeli. Kalau dalam proyek rajutan kerapian dilihat dari sambungan yang tidak terlihat, sisa-sisa benang yang tersembunyi, jahitan yang rapi dan sejenisnya. Patokan ketiga adalah keindahan. Keindahan ini misalnya terlihat dari paduan warna yang serasi, ukuran yang proporsional, motif yang unik dan semacamnya.
Bila proyek Anda memenuhi syarat itu, maka bersiaplah membandrolnya dengan harga
yang layak (mahal).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar