Identitas Buku : Ayahku (bukan) Pembohong
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2011
Jumlah Halaman : 298
Sinopsis Buku:
Novel ini bercerita tentang seorang laki-laki bernama Dam. Ayah
Dam suka bercerita. Dam senang mendengarkan cerita Ayahnya. Cerita ayah Dam,
bukanlah cerita seperti dongeng pengantar tidur yang biasanya disampaikan oleh
orangtua kepada anaknya. Cerita ayah adalah cerita yang sarat dengan pendidikan
moral. Uniknya dalam cerita tersebut, ayah Dam menjadi pelaku utama.
Dam adalah penyuka sepak bola. Ia sangat mengidolakan sang
Kapten, tokoh sepak bola luar negeri. Ayah Dam menceritakan bahwa ia mengenal
sang Kapten saat menempuh pendidikan master di luar negeri. Ayah Dam secara
rinci menceritakan kisah Sang Kapten yang kemudian menginspirasi dan memotivasi
Dam untuk giat belajar dan berlatih. Berdasarkan cerita-cerita ayahnya tentang
Sang Kapten, Dam mengidentifikasikan dirinya dengan sang idola.
Selain cerita sang Kapten, Ayah Dam menceritakan tentang
Lembah Bukhara dan juga suku penguasa Angin. Dalam cerita-ceritanya, Ayah Dam
selalu mengatakan bahwa Lembah Bukhara adalah lembah yang pernah dikunjungi
dalam petualangannya. Ia berkenalan dengan penguasanya dan mendapatkan
cerita-cerita tentang nilai kehidupan. Demikian juga dengan suku Penguasa Angin. Ayah Dam mengenal dengan
baik ketua suku yang juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang dapat
diteladani.
Bagi Dam yang saat itu masih kecil, cerita-cerita ayahnya
sangat menginspirasi. Tanpa disadari, cerita-cerita itu membentuk karakternya.
Dam tumbuh menjadi pribadi yang baik, suka bekerja keras, suka menolong dan
memiliki ide-ide yang cemerlang.
Dalam novel ini juga diceritakan tentang Akademi Gajah,
yaitu sekolah lanjutan setingkat SMA. Dam melanjutkan sekolahnya di sana.
Akademi Gajah adalah sekolah yang membebaskan. Sekolah yang memberi kebebasan
kepada siswanya untuk memilih sendiri pelajaran yang disukainya. Sekolah ini
berasrama dan dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang jenius dan bijaksana.
Pembelajaran di Akademi Gajah tidak kaku, meskipun tetap menerapkan hukuman dan
penghargaan.
Seiring dengan usianya yang semakin dewasa, Dam mulai
meragukan cerita-cerita ayahnya. Keraguan ini semakin mengganggu kehidupan Dam
setelah dia menemukan buku berjudul Lembah Bukhara dan Suku Penguasa Angin di
perpustakaan Akademi Gajah saat dia dan temannya mendapat hukuman dari kepala
sekolahnya karena melakukan kesalahan. Dam berniat untuk mengklarifikasi
kebenaran cerita-cerita ayahnya tetapi selalu tidak berhasil. Ayahnya merasa
tersinggung saat Dam menanyakan kebenaran cerita-cerita tersebut.
Ditahun ketiga saat Dam sekolah di Akademi Gajah, Ibu Dam
sakit dan dibawa ke rumah sakit. Sebetulnya, ibu Dam sudah sejak lama mengidap
penyakit berat yang disembunyikan oleh kedua orangtuanya. Saat menjelang ajal,
Dam mendapatkan informasi tentang penyakit itu dari dokter yang menangani ibunya.
Dam berang karena ayahnya tidak pernah menceritakan tentang penyakit ibunya.
Hal inilah yang kemudian membuat Dam tidak lagi mempercayai cerita-cerita
Ayahnya. Ia menganggap ayahnya seorang
pembohong dan hubungan keduanya memburuk.
Dikisahkan Dam menikah dengan teman masa kecilnya dan
mempunyai dua orang anak. Seperti Dam, anak-anaknya juga suka mendengar cerita
Ayah Dam yang tinggal bersama mereka. Sebetulnya, Dam tidak ingin anak-anaknya
terjejali cerita-cerita bohong (Sejak kematian ibunya, Dam menganggap ayahnya
pembohong) ayahnya dan ingin menghentikan tetapi selalu ditolak oleh istrinya.
Suatu hari, ketika Zas anak Dam berusaha mencari tahu
tentang cerita kakeknya, Dam marah. Dam kemudian mengusir ayahnya. Sepulang dari rumah Dam,
ayahnya menuju ke pemakaman dan ditemukan pingsan pada pagi harinya. Setelah
menerima berita itu keluarga Dam menjenguk ayah Dam di rumah sakit. Dam
mendapati ayahnya dalam kritis. Saat itulah rasa benci Dam terhadap ayahnya
luruh. Saat pekamanan semua yang tokoh yang ada di dalam cerita ayah Dam hadir.
Saat itulah Dam menyadari bahwa ayahnya bukan pembohong.
Cerita di dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang
pertama. Penulis menuturkan cerita dengan alur maju-mundur. Sebagian besar
cerita ini imajinatif. Lembah Bukhara, Suku Penguasa Angin, Akademi Gajah merupakan
rekaan yang diusung dalam kehidupan nyata. Dapat dikatakan novel ini adalah
cerita di dalam cerita. Sang tokoh menolak cerita imajinasi tetapi dia hidup
dalam imajinasi penulis. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya setting tempat khusus
dalam cerita.
Kelebihannya, novel ini sarat dengan pesan moral, dimana
pesan moral tersebut disampaikan dalam bentuk cerita yang inspiratif. Pembaca
dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan penulis melalui tokoh sang penutur
dan juga melalui cerita-cerita yang dideskripsikan dengan baik.
Kekurangannya, di akhir cerita novel ini, menulis memaksakan
imajinasinya. Hal mementahkan kelogisan cerita yang sudah dibangun dengan baik,
di bagian sebelumnya.
Novel ini direkomendasikan untuk kalangan dewasa, terutama
orangtua dan guru.
Blognya gak dibuat tampilan versi mobilenya sekalian nih?
BalasHapusNggak Bisa mas. Itu kalau tampilan versi mobile, bedanya apa dengan yang ini. Terus caranya gimana?
HapusBagus nih kayaknya
HapusUdah baca dan emang keten novelnya. Agak terharu + sedih pas scene pemakaman
BalasHapusWah, jadi pengen baca nih. Sudah sering liat cover buku ini di wall temans. Ternyata bagus ya? Terima kasih resensinya Mba. Menarik.
BalasHapusKeren, pernah baca bukunya juga. Recommended sih buat yg nyari buku ttg ayah dan anak. Apa yg dilakukan ayah selama ini memang selalu penuh teka teki, tapi beliau tidak pernah berbohong. Keren2
BalasHapusTere liye memang selalu menghadirkan tulisan yang sarat akan makna
BalasHapusKayaknya seru baca cerita fiksi ya bu Endah. Bagus reviewnya 😊
BalasHapusKeren mbak Endah, terima kasih reviewnya
BalasHapusbuku novel nya bagus dan saya terharu membaca nya saya rekomendasi bagi yang suka membaca novel
BalasHapus