Bismillahirrohmanirrohiim,
Di postingan ini dan beberapa postingan ke depan saya akan menulis saat saya berproses menulis best practice. Dalam bahasa Indonesia, padanan katanya adalah pengalaman terbaik. Best Practice ini merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah yang(menurut saya) dapat ditulis oleh siapapun.
Setiap orang pasti mempunyai pengalaman terbaik. Pengalaman ketika berhasil mencapai sesuatu. Nah pengamalan berhasil mencapai sesuatu itu kemudian ditulis dalam sebuah karya tulis. Itulah best practice.
Bagi seorang guru, menulis untuk menyampaikan gagasan itu wajib. Karena sebetulnya seorang guru melakukan penelitian sepanjang hayatnya. Dia melakukan kegiatan pembelajaran dimana dalam kegiatan ini ia berinteraksi dengan peserta didik (siswa). Interaksi antara guru dan siswa ini sangat istimewa. Dalam interaksi tersebut, ada tujuan yang harus dicapai sehingga interaksi itu harus terarah.
Kembali ke best practice. Mengapa guru harus membuat best practice? Kalau menurut saya sih karena guru harus mendokumentasikan keberhasilannya. Untuk apa? Untuk dirinya sendiri dan juga untuk orang lain. Bagi diri sendiri best practice bukan hanya sekedar laporan untuk memenuhi kewajiban administrasi tetapi juga dapat menjadi rekam jejak perjalanannya menjadi seorang guru. Setelah mengerjakan satu dua kali, guru akan mendapatkan tambahan ilmu. Mungkin guru itu akan mendapatkan inspirasi untuk melakukan yang lebih baik lagi. Semoga.
Bagi orang lain, bagi siswa misalnya tentu akan mendapatkan layanan yang baik dari gurunya. Kegiatan belajarnya akan lebih menyenangkan. Bagi sesama guru, besar kemungkinan akan mendapat inspirasi dari apa yang dilakukan guru ini.
Ah banyaklah manfaatnya. Sejauh ini yang saya lihat masih sesuatu yang positif. Alhamdulillah. Hal itu membuat saya sangat bersemangat untuk mewujudkan best practice.
Saya pernah membuat makalah, tanpa bimbingan. Saya belajar dari banyak referensi, comot sana comot sini. Jadilah satu makalah. Itulah satu-satunya makalah yang saya ajukan untuk mendapatkan angka kredit. Makalah itu sebetulnya adalah PTK yang tidak berhasil. Saya sudah mengambil data dan sayang kalau di buang begitu saja. Maka saya berniat menulisnya sebagai makalah. Berhasil. Alhamdulillah.
Tetapi saya tidak puas. Saya merasa perlu mendapat bimbingan khusus tentang bagaimana membuat makalah atau best pratice yang benar. Maka ikutlah saya dalam pelatihan pembuatan best practice secara daring yang diadakan oleh MGI. Selain itu saya juga membeli buku tentang bagaimana membuat best practice karya seorang widyaiswara P4TK IPS/PPKn, bu Istiqomah. Saya sudah order tapi belum menerima bukunya. Nanti di kesempatan yang lain saya akan membedahnya di blog ini juga.
Dari pelatihan yang saya ikuti, saya mendapatkan point penting tentang best practice. Biarlah saya tuliskan di sini agar tersimpan. Siapa tahu ada pembaca yang mampir ke sini dan meluruskannya.
Kata kunci best practice adalah pengalaman terbaik. Artinya sesuatu yang sudah dilakukan dan dianggap berhasil, tentu berhasil dalam perspektif guru yang bersangkutan. Dalam hal ini saya. Jadi yang akan saya tulis sebagai best practice adalah keberhasilan saya dalam mengatasi masalah saat mengajar. Wah banyak sekali masalah yang saya hadapi. Misalnya sulit sekali meminta siswa-siswa saya untuk bertanya. Setiap kali saya bertanya di sela-sela mengajar: apakah kalian sudah paham? Apakah ada yang bertanya? Siswa saya selalu bungkam. Nah saat saya beri pertanyaan mereka tidak bisa menjawabnya dengan benar. Ada sih satu dua siswa istimewa yang dapat menyelesaikan soal dengan sempurna. Tetapi siswa saya kan banyak, sekitar 30 siswa dalam satu kelas. Kalau hanya satu dan dua yang memahami materi, menurut saya itu sebuah kegagalan.
Ada juga masalah lain. Tentang motivasi belajar. Saya amati sebagian besar siswa tidak bersungguh-sungguh dalam belajar. Di dalam kelas mereka tidak fokus belajar. Mereka lebih tertarik matengin gawainya dan itu membuat prestasi belajar siswa rendah. Oh ya ada juga masalah lain. Saat BDR, siswa mengeluh tidak mempunyai waktu untuk mengerjakan tugas. Tugas menumpuk. Sepertinya mereka sulit membagi waktu. Pendek kata, banyak sekali masalah yang muncul selama ini. Hal yang sama pasti dialami oleh guru yang lain.
Nah, di antara masalah-masalah itu adalah satu dua yang berusaha saya atasi dan saya anggap berhasil. Misalnya ketika saya galau karena siswa saya tidak berani bertanya saya memberikan sedikit perubahan dalam kegiatan pembelajaran saya. Setiap kali masuk kelas, setelah mempersiapkan mereka, saya memberi kuis lisan untuk memancing ingatan mereka tentang pelajaran yang sudah mereka terima. Setelah itu saya memberi stimulus dengan meminta mereka membaca hand out atau melihat sesuatu yang saya tuliskan di papan tulis,menyimak video atau meminta mereka mencermati gambar. Dari apa yang mereka lihat/dengar itu saya minta mereka bertanya. Bertanya tentang hal-hal yang tidak mereka pahami. Apa saja. Saya memberi aturan, tidak boleh seorangpun mentertawakan pertanyaan temannya. Yang mentertawakan, pertanyaan akan saya alihkan kepada siswa yang mentertawakan itu. Selain itu, saya akan memberi reward berupa skor. Skor itu nanti akan saya konversi dalam bentuk nilai dan saya umumkan setiap akhir kegiatan pembelajaran. Oh ya, saya juga mengapresiasi pertanyaan mereka. Tidak ada pertanyaan yang ditolak atau diabaikan. Saya konsisten melakukan hal itu hingga akhirnya anak-anak terbiasa untuk bertanya. Mereka menjadi lebih kritis. Bertanya tanpa saya minta. Nah ini saya anggap sebuah keberhasilan. Maka, hal ini bisa saya tulis sebagai laporan best practice.
Jadi untuk menulis best practice, guru tinggal mengingat-ingat apa yang pernah dilakukan dan perlakuan itu memberi dampak positif. Karena tidak ada guru yang tidak mengalami masalah serta pasti mencari jalan keluar maka tidak ada guru yang tidak dapat menulis best practice.
Agar pekerjaan ini menjadi ringan saya akan mengajak beberapa orang melakukan bersama saya. Sudah ada 5 orang yang merespon ajakan saya. Bismillah semoga semua berjalan lancar.
Yang ingin menyimak prosesnya silahkan berkunjung ke sini. Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar