Rabu, 29 Agustus 2018
Di Ujung Batas
Tiba-tiba saya merasa sudah diatas tanah yang genting. Saya berpijak di tempat yang sangat labil. Sedikit gerakan akan mengubah kontur dan mengakibatkan hilangnya keseimbangan. Saya diam termangu. Menatap jauh dengan rasa tak menentu. Buku kuduk berdiri dan aliran darah berhenti. Mulut tersekat.
Rasanya. Yah rasanya saya berada di dalam kurungan waktu yang siap mengubah tubuh saya menjadi asap putih dan melenyapkannya.
Saya merasa jiwa saya terancam. Saya membutuhkan perlindungan. Saya ingin pembebasan. Saya merindungan bau angin yang semilir menusuk hidung. Tetapi saya tidak tahu kapan keinginan saya itu terpenuhi. Kini, saya terjebak dala situasi sulit.
Katanya, tak ada suatu yang terjadi kecuali itu menurut ketentuanNya. Semua tunduk dalam satu perintah. Semua mengikuti sunnahNya. Termasuk saya. Apakah saya ingin menolak ketentuanNya. Oh tidak! Ampuni hamba ya Allah.
Saya sudah pernah mendengar kisah seorang sufi, yang ingin mengisi hidupnya hanya dengan beribadah saja. Selama ini, ia masih harus disibukkan dengan mencari makan untuk memenuhi hak perutnya. Menurut sang sufi, itu membuat ia kehilangan waktunya untuk beribadah. Sang sufi tidak ridlo. Maka memohonlah ia kepada Allah. Ia ungkapkan keinginannya untuk mendapat jatah makan satu iris roti sehari, sekedar untuk bertahan hidup dan ia akan menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah.
Allah mengabulkannya. Suatu hari, ketika sedang mengais makanan di tempat sampah serombongan polisi datang, menuduhnya telah mencuri makanan. Sang sufi berusaha membela diri tetapi tidak digubris dan tetap dijebloskan ke dalam penjara. Sebagai napi ia menjadi tanggungan negara. Ia mendapat jatah satu iris roti setiap pagi siang dan malam hari.
Sang Sufi telah berdoa dan Allah mengabulkanNya. Allah maha mendengar. Ia mengabulkan setiap doa yang dipanjatkan umatnya. Ingin mendapat jatah roti setiap hari dipenuhi dengan caranya. Ingin tenang beribadah juga dipenuhi. Allah maha bijaksana. Kitalah manusia yang tidak tahu diri. Maunya aneh aneh. Sudah diberi yang keadaan yang paling enak tetap saja rewel.
Apakah saya harus mengalami hal seperti itu? Astaghfirullohiladzim. Ampuni hamba yang bodoh ini ya Allah. Ampuni hati yang lalai. Hamba berserah diri memohon perlindunganMu. Memohon kekuatanMu. Tak ada kekuatan selain kekuatan yang datang dariMu.
Tetapkanlah kami dalam pemeliharaanMu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Paling sering dilihat
Mari Menginstal Habits
Nama saya Endah Susilawati. Nama ini beberapa kali keliru jadi harus dibenarkan. Rupanya bagi orang Jawa kata Susilawati itu kurang luwes. L...
-
Hari ini saya mendapat musibah. e Eh bukan sih. Pembelajaran baru, tepatnya. Ketika saya membuka tab, sinyal internet tidak muncul. Itu...
-
Bismillahirrohmanirrohiim, Jamkos atau jam kosong adalah sebutan populer untuk jam pelajaran yang tidak efektif. Tidak ada kegiatan pem...
-
Bermula dari kebutuhan kotak tisu saat lebaran, timbullah niatan untuk membuat kotak tisu rajut. Setelah browsing-browsing pola cover kota...
Renungan yang indah!
BalasHapusterimakasih sudah mampir. Masih belajar nih
Hapus