Selasa, 18 September 2018

Manjat Lagi


Semakin aku banyak membaca, semakin aku banyak berpikir; semakin aku banyak belajar, semakin aku sadar bahwa aku tak mengetahui apa pun.
 (Voltaire)


Waktu paling aman untuk manjat itu ternyata pada malam hari sampai dini hari. Tidak terganggu dan bisa semaunya. Seperti yangsaya lakukan pagi ini.
Saya terbangun jam 03.00. Padahal alarm sudah berbunyi nyaring sejak jam 02.30. Efek kecapekan kemarin, tubuh terasa loyo  sehingga bangun rasanya ogah-ogahan. Teringat ada materi, langsung deh manjat. 


Manjat itu istilah ODOP-per yang harung scrolling pesan karena ketinggalan jauh. Bisa ratusan chat.  Bercampur antara materi penting yang harus disimak dengan gurauan. Pusing! Tapi ya harus dilakukan, kalau tidak ingin ketinggalan materi.

Awalnya nggerundel juga. Waktu terbatas, banyak pekerjaan lain yang menuntut untuk diselesaikan dan manjat  tinggiiii sekali. Serasa ngos-ngosan juga. Apalagi kalau pas manjat ada chat masuk. Wuih jadi bolak-balik deh.

Beberapa kali ketinggalan kelas, beberapa kali manjat  yang sempatnya malam atau dini hari, justru saya menemukan posisi paling nyaman. Manjat di malam hari. 

Materi semalamadalah materi fiksi. Pematerinya mbak Wiwid. Materi intinya adalah POV (point of view) atau sudut pandang. Semua penulis fiksi tahu apa itu sudut pandang.

Dikenal POV1, POV2 dan POV 3. Yang paling ditemukan adalah POV 1 dan POV 3. Penulis bertindak sebagai aku dan berperan sebagai tokoh utaman dalam cerita itu, pada sudut pandng pertama. Pada sudut pandang ketiga, tokoh dalam cerita adalah orang ketiga. Penulis menuturkan bagaimana kisah "dia" dalam ceritanya. Sementara pada sudut pandang kedua, tokoh diperankan oleh orang kedua.

Materi kedua adalah kesalahan yang dilakukan penulis pemula pada tulisannya. Ada beberapa point yang dilakukan oleh penulis pemula yang merupakan dosa yang tidak bisa dimaafkan. Misalnya penggunakan kata yang tidak memenuhi kaidah PUEBI. Penggunaan huruf kapital, tanda baca, penerapan awalan di dan lain sebagainya.

Kesalahan kedua adalah serangan aku. Hah ini adalah ungkapan untuk menyatakan penggunaan kata aku yang berlebihan dalam satu paragraf.

Kesalahan ketiga adalah penggunaan bunyi bunyian untuk pembuka tulisan. An yang keempat tidak ada konflik.

Dan saya adalah penikmat semua tulisan tetapi sedang berusaha fokus pada non fiksi. Namun, materi semalam sangat menarik. I like it. 

Terakhir, saya merasa dengan seiring berjalannya waktu, saya merasa sangat bodoh. Ternyata seorang penulis harus mempunyai banyak modal. Selama ini yang saya lakukan hanya menuangkan apa yang ada di otak. Pengen nulis ya  nulis aja. 

Eh ternyata.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...