Kamis, 20 September 2018

Mengapa Kita Harus Jujur?



Namanya Farhan. Usianya tujuhbelas tahun, duduk di bangku SMK kelas 10. Postur tubuhnya besar. Tidak terlalu tinggi untuk ukuran tubuhnya. Cenderung terlihat gendut. Sepintas penampilannya tak berbeda dengan teman-teman sekelasnya. Tetapi bila diperhatikan lebih detail, akan ditemukan beberapa masalah padanya.


Ia memakai celana yang tidak standar seragam sekolah. Pada bagian tungkai ketat, menyerupai pensil. Pada saat jam pelajaran berlangsung, tidak fokus. Selalu melihat keluar atau lebih asyik dengan gawainya. Beberapa kali mengajukan dispen tidak mengikuti pelajaran dengan berbagai alasan.
Ayah Farhan dulu seorng wirausaha yang sukses. Dari pernikahannya lahirlah Farhan dan adiknya. Tetapi adik Farhan meninggal beberapa tahun yang lalu. Sebelum menikah dengan ibu Farhan, ayahnya bertatus duda beranak satu.

Usaha ayah Farhan menghadapi masalah. Kondisi ekonomi menurun dan menanggung banyak hutang. Saat ini ayah Farhan mengadu nasib ke luar negeri dan belum berhasil. Sementara untuk biaya hidup dan sekolah Farhan, ibunya menjahit dan membuka usaha jasa laundry.

Ibu Farhan sangat temperamental. Ia tidak mempercayai anaknya. Dengan wajah beringas dan nada bicara berapi-api ia mempertanyakan apakah ada ekstra futsal di sekolah. Farhan minta uang untuk futsal dan mengatasnamakan ekstra sekolah. Setelah dikonfirmasi ternyata tidak. Alasan Farhan mengatakan futsal adalah ekstra sekolah agar ibunya mau memberi uang.

Farhan berbohong. Ia mengatakan hal yang berbeda dari fakta. Farhan tidak jujur.
Jujur dalam kamus Bahasa Indonesia online artinya tidak berbohong atau berkata apa adanya. Kalau dijabarkan lebih luas, berkata apa adanya adalah mengatakan sebagaimana yang terjadi.  Menyampaikan apa yang diketahui dan tidak menambah atau mengurangi.

Jujur adalah karakter yang sangat penting. Karakter ini melandasi pembentukan kepribadian seseorang. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad menasehatkan kepada seorang mualaf untuk "jujur" 

Perilaku jujur menumbuhkan kepercayaan. Bagi pelaku, jujur menumbuhkan rasa percaya diri. Bagi orang di sekitar pelaku, jujur menumbuhkan rasa percaya. Kepercayaan dari orang-orang di sekitar inilah yang akan menempatkan pelaku sebagai pribadi terhormat.

Sebaliknya dusta menempatkan seseorang pada posisi yang rendah. Ia tidak mendapatkan kepercayaan dari orang di sekitarnya. Bila dia seorang pengangguran, dia akan sulit pendapatkan pekerjaan. Bila dia seorang wirausaha, dia akan sepi order. Bila dia seorang karyawan, dia tinggal menunggu saatnya dipecat.

Dusta menjerumuskan manusia pada jurang kehinaan. Kejujuran mengantarkan manusia pada derajat yang mulia.

Anda memilih yang mana?

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...