Seorang guru adalah korban, korban untuk selama-lamanya. Dan kewajibannya terlampau berat, membuka sumber kebajikan yang tersembunyi dalam tubuh anak-anak bangsa.
(Pramoedya Ananta ToerH
BismillahirrohmanirrohimKegaduhan terjadi di mana-mana. Gaduh politik, gaduh sepak bola, gaduh bencana dan gaduh karena negara mempunyai hajat besar, rekrutmen ASN.
Dulu dikenal dengan nama PNS, ASN ternyata masih menjadi mimpi sebagian besar masyarakat Indonesia. Terbukti banyak sekali masyarakat yang ingin menjadi ASN. Tidak seimbang dengan kuota yang tersedia. Liputan6.com mencatat pada tahun 2017 satu jabatan ASN diperebutkan oleh 65 pelamar.
Dari tahun ke tahun, formasi yang paling banyak kuotanya adalah bidang pendidikan dan kesehatan. Kedua bidang itu merupakan bidang layanan publik yang membutuhkan personil dalam jumlah besar.
Besarnya pelamar ASN menjadi indikator bahwa jiwa nasionalisme bangsa Indonesia itu sangat tinggi. Mereka ingin menjadi abdi negara. Berpartisipasi untuk menyumbangkan baktinya kepada nusa dan bangsa.
Padahal perjuangan mereka menjadi seorang abdi negara sangat berat. Persaingan sangat ketat. Tahun ini memasuki tahun kedua, di mana sistem perekrutan ASN menggunakan sistim Commputer Asisted Tes. Sistim ini mengharuskan pelamar memiliki kompetensi era digital atau bahasa sederhananya melek IT.
Fenomena guru di Indonesia terbilang unik. Ada beberapa jenis guru yang kita kenal. Ada guru tidak tetap (gtt), guru tetap yayasan (gty), guru honorer dan guru ASN. Tapi sebetulnya dari berjenis-jenis guru tersebut hanya ada dua kelompok besar yaitu guru ASN dan non ASN.
Bagi guru non ASN, menjadi guru ASN adalah impian. Cobalah bertanya kepada mereka apakah mereka ingin diangkat menjadi ASN, maka mereka akan menjawab dengan anggukan kepala dan wajah penuh harapan. Mengapa? Karena dengan diangkat menjadi ASN mereka diakui dan kesejahteraannya dijamin oleh pemerintah.
ASN adalah zona ternyaman. Mereka sejahtera. Mendapat gaji dan tunjangan profesional. Sistim pengawasannya longgar. Tidak mudah mendapat penalty bila melakukan kesalahan.
Ini berbeda dengan status guru wiyata bakti atau guru non ASN. Sudah gajinya kecil, posisinyapun terancam. Bila mereka mengajar disekolah negeri, mereka otomatis akan tergusur bila ada mutasi atau pengangkatan guru ASN baru. Di bawah naungan lembaga yang sama (sekolah negeri) kesempatan dan peluang pun diutamakan untuk guru ASN. Di sini guru non ASN tak ubahnya sebagai pelengkap penderita.
Di sekolah swasta, sebagian besar gurunya non ASN. Mereka diangkat dan digaji oleh yayasan. Kesejahteraan mereka tergantung dari "kekuatan" yayasan. Tetapi sekarang pemerintah sudah turun tangan melalui bantuan operasional. Bantuan ini menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia. Menyentuh lapisan terbawah. Dampaknya, kesejahteraan guru non ASN yang mengajar di lembaga swastapun sedikit lebih meningkat.
Secara tugas pokok dan fungsi, di lapangan tidak ada perbedaan antara guru ASN dan guru non ASN. Tugasnya mendidik dan melatih. Tidak peduli mereka sejahtera atau tidak, tugas ini harus tetap dilaksanakan.
#tantangan4
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#nonfiksi
Salut sama bu endah dan para guru lain. Tidak memikir kan materi, hanya ingin mendidik anak” bangsa menjadi lebih baik. Sayang sekali menurut saya negara kita kurang mengapresiasi pahlawan tanpa tanda jasa. Meski memang bagi mereka bukan tentang jasa dan materi. Tapi ya jika kita bandingkan dengan negara lain, pengajar adalah profesi yang dihormati dan dihargai negara, dengan memperhatikan betul kesejahteraan, baik dari segi materi dan pengembangan ilmu.
BalasHapusAku bingung harus komentar apa
HapusIya ya bu Endah, ada semacam ketidakmerataan kesejahteraan dan pendapatan di antara guru ASN dan ASN. Semoga ke depan bisa lebih baik π
Hapusiya mbak dalam satu lembaga, tetapi jurang pemisahnya terlalu tajam. Ini yang membuat suasana tidak nyaman. Bagaimanapun namanya manusia.
HapusTerus semangat para Pendidik
BalasHapussemangat pak
HapusGuru pahlawan tanpa tanda jasa. Smg ttp maju dan ikhlas mendidik anak bangsa.
BalasHapusAamiin ya robbal alamin
Hapusπππsalut sama guru-guru di indonesia
BalasHapussemua orang sejatinya adalah guru karena setiap orang bertugas menyampaikan ilmu yang dititipkan Allah kepada kita.
HapusTerimakasih sudah berkunjung mbak
semoga teman-teman guru selalu diberi semangat yang luar biasa, pahalamu tiada tara
BalasHapusAamiin ya robbal alamin.
Hapus