Selasa, 06 November 2018

Pendidikan Karakter

Dihadapan Tuhan kita semua setara dan sama, yang membedakan itu akhlak kita.
(Albert Einstein)

Bismillahirrohmanirrohiim,
Kunjungan kerja industri di YMPI
Saya masih ingat kata-kata pak Joko Winarno salah satu Manager YMPI yang menerima kami. Saat itu, setelah kami diajak mengelilingi area yang luas sekali, saya bertanya tentang kriteria calon karyawan yang akan diterima diperusahaan itu. Kata beliau, "Bila saya disodori dua orang, yang satu pinter tetapi karakternya kurang bagus, satunya lagi tidak terlalu pinter tetapi karakternya bagus, maka saya memilih yang kedua". Kemudian,tanpa kami minta beliau menjelaskan panjang lebar alasannya.




Apel menjelang masuk kelas
Saya pikir di dunia nyata, di manapun kita berada, karakter lebih dihargai dari pada kepandaian dan kekayaan. Apakah Anda setuju? Boleh jadi Anda mengangguk atau sebagian menggeleng. Tidak apa-apa. Anda berhak menjawab sesuai dengan hati nurani.

Tapi marilah kita merenung dengan apa yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Pergilah ke toko misalnya. Perhatikan bagaimana pelayan toko melayani Anda dan rasakan apa dampaknya terhadap "rasa" yang Anda miliki.
Sholat ghoib untuk korban Palu Donggala

Pembeli atau pelanggan sangat sensitif dalam hal ini. Pernah kan, Anda meninggalkan sebuah toko sambil mengumpat dalam hati dan berjanji untuk tidak kembali lagi. Mengapa? Karena pelayanan kurang baik. Pramuniaganya cuek, tidak cekatan, ogah-ogahan melayani pembeli dan sebagainya.

Di dunia nyata maupun di dunia maya, karakter menjadi penentu kualitas manusia. Karakter menjadi tolok ukur kesuksesan manusia dalam membangun komunikasi. Karakter juga menentukan apakah seseorang dapat diterima dalam suatu komunitas atau ditolaknya.
Kegiatan pondok romadlon 

Maka, ketika pendidikan karakter digaungkan, sejatinya adalah mengembalikan pendidikan pada arah yang benar. Pendidikan karakter adalah inti dari pendidikan itu sendiri, kalau menurut saya.

Karakter, akhak, kepribadian mungkin hakekatnya sama. Dalam kamus besar bahasa indonesia, karakter dimaknai sebagai tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Sedangkan akhlak dimaknai sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dan kepribadian dimaknai sebagai sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang membedakannya dari orang lain.

Kapan dan dimana karakter harus ditanamkan? Sejak manusia masih dalam ayunan dan dimana manusia berada. Di rumah, karakter harus ditanamkan oleh orangtua atau orang dewasa yang mendampingi tumbuh kembang anak. Di sekolah, karakter ditanamkan oleh guru dan sistim di sekolah itu. Di masyarakat karakter ditanamkan oleh sistim yang membentuk lingkungan masyarakat itu.

Saat ini pendidikan karakter digaungkan dengan gencar dalam sistim pendidikan kita. Dilaksanakan diklat, workshop atau bimtek untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum. Tentu ini bagus. Harapannya, setelah mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut guru-guru disegarkan kembali semangatnya untuk menularkan karakter baik kepada anak didiknya. Karena media penanaman karakter yang efektif adalah melalui keteladanan.

Maka, menanamkan karakter kepada siswa itu dimulai dari gurunya. Kalau gurunya berkarakter, siswanya juga berkarakter.
Nah kan, balik ke saya sendiri toh!

#ODOPbatch6
#nonfiksi
#tulisanke2

20 komentar:

  1. Aamiin, semoga ya bu. Harapan saya agar pendidikan karakter ini bukan slogan semata. Bukan pula hanya diterapkan di sekolah2 mahal melainkan diterapkan juga di sekolah2 negeri 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak pendidikan karakter menjadi tanggungjawab kita bersama

      Hapus
  2. Iyaaaaa penting banget ini pendidikan dengan menanamkan karakter. Sedih kalo liat anak muda jaman now yang acuh dengan karakter bangsa sendiri

    BalasHapus
  3. Iyaa ibu, pernah. Karena pelayanan kurang baik, saya jadi ga mau beli kesana lagi. Attitude itu memang perlu sekali ya bu. Namun, tantangan terbesar dalam pendidikan karakter buat saya adalah, tidak semuanya menyentuh siswa atau mahasiswa. Semoga kedepannya pendidikan karakter semakin keren dengan materi yang bisa menyentuh hati setiap siswa.

    Atau mungkin pemberian waktunya yang kurang tepat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya karakter itu menyatu dalam diri manusia. Siapapun kita, sebagai ibu, sebagai guru mengemban tugas dalam penanaman karakter

      Hapus
  4. Pendidikan karakter itu perlu pembiasaan dan teladan ya mbaak.. Semoga anak-anak di masa depan karakternya lebih oke..

    BalasHapus
  5. Menunggu hasil dari terobosan revolusi mental pemerintah :(

    BalasHapus
  6. Setuju banget mba, keteladanan adalah media penanaman pendidikan karakter yang efektif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak. Nggak cuma diucapkan. Seringkali mengucapkan lebih mudah

      Hapus
  7. Seyogyanya karakter manusia harus dibentuk, berkala dan continue

    BalasHapus
  8. sebaik-baik dakwah adalah keteladanan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jleb. Melakukan lebih sulit dari pada mengucapkan

      Hapus
    2. Yang pertama menjadi contoh ya mba

      Hapus
  9. Seperti adab lebih dahulu dari ilmu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak. Kalau mencari ilmu dibarengi dengan adab inshaallah berkah

      Hapus

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...