Rabu, 13 Februari 2019

Tokoh Pendidikan Yang Terlupakan




Judul Buku   : Guru Patriot; Biografi Ki Sarmidi Mangunsarkoro
Pengarang     : RH. Widada
Penerbit        : Ar-Ruzz Media
Tahun Terbit : 2018 (Cetakan Kedua)
Tebal Buku   ; 136 Hal
Harga Buku  : Rp. 40.000

Membaca buku ini seperti membaca sejarah Indonesia. Sebagaimana judul yang tertera pada sampul, buku ini merupakan biografi seorang tokoh pendidikan. 

Sarmidi, lahir di Desa Banyuanyar, Colomadu, Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 23 Mei 1904. Ayahnya, Mangunsarkoro, adalah seorang abdi dalem keraton Surakarta yang bergelar Rangga. Nama ayahnya inilah yang melekat dibelakang namanya sehingga di kemudian hari, dia dikenal dengan nama Sarmidi Mangunsarkoro. 

Sarmidi lahir pada masa politik etis atau politik balas budi. Politik etis adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda yang didasari alasan bahwa pemerintah Hindia-Belanda bertanggungjawab terhadap kesejahteraan Bumiputera (rakyat Indonesia-red). Politik ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa. Salah satu bentuk tanggungjawab itu adalah memberi kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk mengenyam pendidikan. 


Kebijakan  ini menguntungkan Sarmidi karena sebagai kaum Bumiputera, ia berhak sekolah. Suatu hal yang sangat mustahil terjadi sebelum berlaku politik etis. Sebagai anak piyayi, meskipun hanya piyayi rendahan, Sarmidi mendapat keistimewaan dalam menempuh pendidikan. Ia menempuh pendidikan dari sekolah tingkat dasar sampai perguruan tinggi.  

Minat utama Sarmidi adalah pendidikan. Meskipun pernah belajar di Sekolah Teknik yang merupakan kelanjutan dari sekolah Angka Loro-nya, tetapi Sarmidi memilih melanjutkan ke Sekolah guru Arjuna. Selanjutnya Sarmidi menempuh pendidikan di Driajarige Normalcursus di Yogyakarta dan kuliah sosiologi di Fak Hukum Jakarta. 

Ki Sarmidi Mangunsarkoro adalah tokoh pendidikan yang memiliki karakter yang kuat. Jiwa Nasionalismenya terpupuk sejak kecil. Hal ini terbukti dengan sikapnya yang tidak mau bekerjasama dengan Belanda. Ia tidak ingin menjadi pegawai negeri (hal 31) yang mengabdi kepada Belanda. Jiwa Nasionalisme Ki Sarmidi juga terlihat saat Belanda menawarkan bantuan buku-buku kepadanya selaku Menteri PP&K untuk Perpustakaan Nasional, dengan tegas ia menyatakan mau menerima bantuan tersebut asal tidak disertai dengan ikatan apapun (hal 98) 

Dalam perjalanannya, Ki Sarmidi mengalami masa-masa perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Ki Sarmidi terlibat dalam Konggres Pemuda Nasional yang menelorkan Sumpah Pemuda.  Ki Sarmidi   terlibat dalam berbagai perjanjian sebagai upaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ia juga mengalami masa-masa pergolakan politik di awal kemerdekaan Bangsa Indonesia. 

Hal yang sangat menarik dari pribadi Ki Sarmidi Mangunsarkoro yang menjadi orang kepercayaan Ki Hajar Dewantara adalah karakternya yang sangat kuat. Ki Sarmidi menyadari betul bahwa  pembentukan karakter Bangsa Indonesia sangat penting. Bangsa dengan karakter yang kuat akan diakui eksistensinya oleh masyarakat dunia. Pembentukan karakter dimulai dari pendidikan, khususnya guru.  Hal ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul: Guru Tak Berkarakter Ratjun Masjarakat (hal 100). 

Ki Sarmidi Mangunsarkoro meninggal pada usia 53 tahun karena penyakit yang dideritanya. Kepergiannya meninggalkan kesan yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Jenazahnya di semayamkan di Yogyakarta. Penghormatan terakhir diberikan oleh seluruh masyarakat Indonesia. 

Kelebihan buku ini adalah penuturannya yang runtut. Meskipun tidak setebal buku biografi pada umumnya, tetapi gambaran perjalanan hidup  sosok Ki Sarmidi Mangunsarkoro disampaikan secara utuh. Keteladan dan pribadi Ki Sarmidi diungkapkan dengan gamblang. Pembaca dapat menangkap kesan baik baik secara tersurat maupun secara tersirat.

Kekurangan buku ini terdapat pada penyajian foto-foto pada beberapa halamannya. Foto-foto ditampilkan dalam gambar hitam putih dan buram. Keterangan foto juga tidak terbaca. 

Buku ini direkomendasikan untuk dibaca oleh semua kalangan terutama guru yang berkecimpung dalam pembentukan karakter bangsa. Dengan membaca buku ini diharapkan, para dapat meneladani pribadi sang Guru Patriot. 

#onedayonepost
#ReadingChallengeOdop
#Tugaslevel2
#level2tantangan2


2 komentar:

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...