Customer bisa menjadi sebab kita mendapat ilmu. Yah ilmu memang bisa datang dari manapun, asal kita siap menjadi penerimanya.
Bagi saya, yang hobi merajut, yang kadang-kadang mendapat pesanan produk rajutan, sering juga mendapat tantangan dari pemesan. Ada sih, pemesan yang langsung OK dengan barang yang kita buat. Tetapi tidak sedikit loh yang agak (maaf) nyinyir dengan pesanan mereka. Banyak request. Padahal sudah jelas contohnya. Eh... masih ada tambahannya.
Request warna, request motif, itu sih biasa. Mereka kadang-kadang menganggap biasa juga untuk urusan request ukuran. Padahal itu akan mempengaruhi bahan bakunya. Tapi itu juga saya anggap biasa. Mungkin karena yang pesan tidak begitu paham hal-hal detail semacam itu. Yah... mereka kan bukan perajut. (Ya iyalah. Kalau perajut mah, ngapain pesan!!)
Yang menjadi tantangan itu adalah ketika pemesan request sesuatu yang keluar dari pakem. Misalnya nih, yang sekarang ini terjadi, seseorang memesan dompet rajut. Sesuai contoh. Request tambahan selain warna juga ada tali disamping. Permintaan terakhir inilah yang bikin kepala pusing.
Permintaan ada tali samping, padahal inner dari sononya memang tidak didesain sebagai dompet rajut bertali. Saya berusaha menjelaskan tetapi dia kekeuh dengan permintaannya, domper rajut bertali.
Di sini akhirnya sayapun berpikir keras. Mula-mula saya memikirkan dimana tali itu ditempatkan dan bagaimana cara memasang tali agar kuat dan menyatu pada innernya.
Saya belum ingin menyerah. Saya pikirkan dulu segala kemungkinannya, siapa tahu bisa diakalin. Kemudian bereksperimenlah saya. Daannn, hasilnya, bisa!!
Ini menyadarkan saya tentang pentingnya tantangan. Selama ini, ketika tidak ada permintaan anah-aneh dari pemesan, saya merasa aman tur nyaman. Membuat rajutan, pasang di inner, selesai. Tidak pernah muncul ide menambahkan ring di pojok, yang bisa digunakan untuk memasang tali.
Nah, setelah mendapat pesanan itu, saya jadi tahu bahwa ring bisa dipasang dipojok untuk menyematkan tali. Bahkan sekarang justrul muncul ide untuk menambahkan ring di dua sisi sehingga bisa dijadikan tas.
Ide demi ide, muncul karena stimulus. Begitulah cara Allah memberikan ilmu kepada kita. Melalui siapa saja, dengan media apa saja dan kapan saja. Tinggal kita, siap nggak diberi ilmu.
Kalau saja saya menolak pesanan itu di awal, boleh jadi saya tidak akan bereksperimen dan menemukan ide bagus.
Sebetulnya, ilmu dan kesempatan untuk mendapatkannya sudah diberikan. Tinggal kita mau atau tidak mendapatkan ilmu itu.
Emang ada ya orang yang tidak mau dapat ilmu. Faktanya ada. Siapa? Yaitu orang yang tidak bersedia menerima tantangan.
Jadi untuk tantangan, selamat datang!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Paling sering dilihat
Belajar dari Kemangi
Foto di atas saya peroleh dari media sosial. Mengapa saya tertarik membagikan foto yang dicaption ini. Pertama saya tidak asing ...
-
Hari ini saya mendapat musibah. e Eh bukan sih. Pembelajaran baru, tepatnya. Ketika saya membuka tab, sinyal internet tidak muncul. Itu...
-
Bismillahirrohmanirrohiim, Jamkos atau jam kosong adalah sebutan populer untuk jam pelajaran yang tidak efektif. Tidak ada kegiatan pem...
-
Bermula dari kebutuhan kotak tisu saat lebaran, timbullah niatan untuk membuat kotak tisu rajut. Setelah browsing-browsing pola cover kota...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar