"Jarang orang mau mengakui, kesederhanaan adalah kekayaan yang terbesar di dunia ini: suatu karunia alam. Dan yang terpenting diatas segala-galanya ialah keberaniannya. Kesederhaan adalah kejujuran, dan keberanian adalah ketulusan.(Pramoedya Ananta Toer)"Dalam sepekan ini saya mengadakan ulangan harian di kelas-kelas yang saya ampu. Kami sudah menyelesaikan 2 KD dengan penuh perjuangan. Beberapa anak tidak bisa fokus mengikuti kegiatan pembelajaran karena harus mengikuti beberapa kegiatan peringatan ulang tahun kemerdekaan. Selain itu beberapakali jam belajar tidak efektif karena tugas dinas saya di luar tugas mengajar.
Ulangan harian saya berikan dalam bentuk ujian tulis. Soal uraian singkat dengan materi uji lambang unsur, rumus kimia dan persamaan reaksi. Saya bacakan soal untuk semua siswa dan mereka menuliskan jawabannya. Dengan demikian mereka tidak mempunyai banyak kesempatan untuk menyontek.
Setelah ujian selesai, saya meminta mereka mengumpulkan hasil pekerjaan dan menukarkan antar siswa untuk dicocokkan. Selain menghemat waktu, saya rasa transparansi ini sebagai bentuk pembelajaran juga. Siswa menjadi tahu mengapa jawabannya salah. Cara ini juga mendorong siswa untuk mengingat kembali apa yang sudah dipelajari. Karakter lain yang saya harapkan muncul adalah tanggungjawab. Kecerobohan mereka dalam mencocokkan jawaban akan berdampak terhadap nilai temannya.
Selanjutnya, setelah mereka mendapat nilai secara transparan juga, Saya memberi kesempatan siswa untuk mengoreksi ulang hasil pekerjaan mereka. Ada kemungkinan, temannya melakukan kecerobohan dalam mencocokkan jawaban. Kecerobohan itu dapat menimbulkan dua kemungkinan. Pertama merugikan,karena jawaban benar disalahkan. Kedua menguntungkan karena jawaban salah dibenarkan. Biasanya, kalau kecerobohan itu berdampak merugikan, siswa akan mengajukan komplain untuk memperbaiki nilainya. Tetapi bila dampaknya menguntungkan mereka diam. Siswa tidak mau mengambil resiko nilainya berkurang karena komplain. Dasar pemikirannya sederhana, toh itu bukan kesalahan mereka.
Faktanya, saya mencatat ada tiga siswa yang mengkomplain kecerobohan temannya padahal jelas-jelas itu menguntungkan dirinya. Dua siswa menyampaikan bahwa jawabannya salah tetapi dibenarkan sehingga skornya terlalu banyak. Satu siswa menyampaikan bahwa temannya salah menjumlahkan skor. Dua-duanya berakibat nilainya lebih tinggi dari yang seharusnya.
....
Saya bangga dengan sikap mereka. Saya tahu itu tidak mudah bagi mereka. Saya tahu mereka sadar dengan resiko atas tindakan yang diambilnya.
Yang biasanya saya temui adalah hal sebaliknya. Siswa diam bila jawabannya salah dibenarkan. Kediaman mereka itu bukan sebuah kecurangan yang disengaja. Toh bukan mereka yang melakukan kesalahan, dalih mereka. Keberuntungan itu dianggap sebagai rejeki anak sholeh.
Ini adalah karakter. Ada karakter jujur dan bertanggungjawab. Sebagai guru, saya harus memberikan apresiasi terhadap mereka. Saya mencatatnya dalam catatan khusus dan memberikan nilai lebih untuk aspek sikapnya.
Semoga karakter ini menular kepada yang lainnya juga.
#karakterbaik
#kejujuran
#tanggungjawab
#sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar