Ada sebuah pohon Kamboja di salah satu jalan masuk di sekolah. Pohon itu tidak terlalu besar. Tidak seperti pohon Kamboja yang biasa saya lihat di tanah pekuburan. Yah pohon Kamboja, bagi saya adalah identik dengan pohon pekuburan. Karena, pohon ini saya lihat ketika saya diajak berziarah ke makam.
Kapan hari, ketika melewati jalan itu, saya melihat banyak bunga Kamboja berguguran di tanah. Ingatan saya langsung ke masa kecil. Saya pungut beberapa dan saya hitung kuntumnya. Ganjil. Saya berharap mendapatkan yang kuntumnya genap. Tapi sepertinya tak ada.
Ah cerita anak-anak. Iya dulu ketika saya masih kecil seusia anak SD, entah dari mana asal nya, saya mendengar rumor tentang misteri kuntum bunga Kamboja. Katanya kalau kita mendapat bungan Kamboja yang kuntumnya genap kita harus menyimpannya dengan baik. Karena bunga Kamboja berkuntum genap itu bertuah. Konon bila ada anak yang menyimpan bunga Kamboja berkuntum genap di bukunya, maka anak tersebut akan menjadi anak yang pandai.
Saya pun termakan rumor itu. Kalau ke makam, sementara yang lain khusuk berdoa, saya sibuk mencari bunga Kamboja yang kuntumnya genap. Boleh empat boleh enam. Duh sulit sekali untuk mendapatkannya. Tapi saya pernah mendapatkannya. Dan itu benar-benar menjadi jimat saya. Saya simpan di buku matematika. Ha... Ha... karena matematika itu sulit. Dengan menyimpannya di sana saya berharap jago mengerjakan matematika.
Dan ketika diakhir tahun saat kenaikan kelas saya jadi juara, saya berpikir itu karena tuah bunga Kamboja berkuntum genap.
Ah bodohnya aku saat itu. Dasar anak-anak!!
(Alarm absen pulang berbunyi tiba-tiba dan akhirnya cerita ini berhenti sampai disini)
Tapi menggelitik ceritanya
BalasHapusTerimakasih sudah mampir ya, salam
HapusLuar biasa, baru sekarang dpt cerita ini,andaikan dulu mungkin saya bisa mjd juara spt si penulis cerita ini.
BalasHapusItu hanya pikiran anak-anak yang sok tahu.
Hapus