Minggu, 07 November 2021

Kepercayaan, Perekat Hubungan Antar Manusia

 

Membaca status salah satu netizen kadang membuat saya merenung dalam.  Kali ini tentang hubungan antar manusia. Menurutku ini sesuatu yang penting sih. Manusia kan makhluk sosial. Yang selalu hidup bersama dengan manusia lain dan tentu saja selalu membutuhkan orang lain. Apapun alasannya, menarik diri dari kehidupan sosial hanya akan menjerumuskan kita sendiri. 

"Hubungan antar manusia harus mengandalkan kepercayaan"  

Saya sepaham dengan kutipan itu. Menurut saya ya memang seperti itu seharusnya. Tidak ada hubungan baik antar manusia bila keduanya tidak saling percaya. 

Contoh sederhananya saja ketika kita berbelanja online. Pembeli akan memutuskan untuk membeli hanya bila dia percaya bahwa sang penjual dapat dipercaya. 

  • Barang yang dijual asli bukan abal-abal. 
  • Transaksinya jujur.
  • Barang dikirim tepat waktu. 

Apa yang akan terjadi bila kesepakatan mereka dirusak oleh salah satu diantaranya? Mungkin akan timbul masalah atau kalau tidak, transaksi itu akan menjadi transaksi pertama sekaligus terakhir kali. 

Sampai di sini ngeh  kan. 

Ini sejalan dengan ajaran agama yang saya anut bahwa dianjurkan seseorang itu bersifat amanah.  Artinya dapat dipercaya. Apa itu amanah atau dapat dipercaya? 

Bila berjanji ditepati, sesederhana apapun janjinya

Jujur, artinya apa yang diucapkan oleh lisan sama dengan perilakunya 

Sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban. Orang yang memegang janjinya dia akan mendapat predikat "dapat dipercaya" Dan orang merasa aman bila hidup berdampingan dengan orang yang dapat dipercaya. Karena, dia tidak takut ditipu. Itulah sebabnya dalam dunia nyata orang yang dapat dipercaya akan mendapatkan simpati dari orang disekitarnya. 

"Percayalah, bila Anda mengabaikan kepercayaan maka hancurlah hidup Anda "

Ini sebuah kutipan lain yang masih senapas dengan kutipan sebelumnya. Bayangkan, bagaimana tidak nyamannya hidup orang  yang mendapat predikat tidak dapat dipercaya. Bila itu Anda, pasti Anda akan merasa direndahkan ketika orang lain tidak lagi mempercayai Anda. 

Sekarang mari kita lihat dari sisi yang bersebarangan. Saya mengambil contoh yang sederhana saja. Seseorang berjanji akan datang ke rumah sahabatnya pada hari itu. Sahabatnya setuju dan berkata akan menunggunya.  

Apa yang terjadi dalam hidup seorang sahabat yang akan kedatangan sahabatnya? Yang pasti dia akan mempersiapkan diri dengan tinggal di rumah. Mungkin ada kegiatan yang harus dikesampingkan atau bahkan ditunda karena kehadiran sang sahabat. Mungkin saja dia mempersiapkan sesuatu untuk menjamu sahabatnya. Mungkin ia mempersiapkan tempat khusus untuk menyambut kedatangan sahabatnya. Bisa Anda bayangkan bila ternyata sahabatnya tidak jadi datang ke rumahnya?

Ilustrasi di atas itu hanya tentang janji kedatangan seseorang kepada sahabatnya. Bagaimana bila janji tentang hal-hal yang lebih penting dari itu. Tentang hutang piutang misalnya. Sudah pasti itu akan mencederai persahabatan dan persaudaraan.  

Begitulah. Maka sangat bijak bila Anda tidak mudah berjanji pada seseorang bila Anda tidak yakin bisa menepatinya.  

Menepati janji adalah salah satu cara untuk membangun kepercayaan orang lain kepada kita. 

Hal lain yang juga tak kalah penting adalah jujur. Definisi jujur kira-kira adalah sesuai antara perkataan dan perbuatan. Mengatakan apa yang dilakukan dan melakukan apa yang dikatakan. Mudah sekali mengucapkan tetapi sulit mempraktekkannya. 

Jadi, siapapun kita, apakah kita orangtua, apakah kita guru, apakah kita pembeli/penjual, apakah kita pegawai atau majikan, kita harus berpikir ulang untuk mengabaikan hal-hal sepele yang dapat merusak kepercayaan orang lain kepada kita. 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...