Minggu, 30 September 2018

Menabung Yuk


Sekolah itu nggak buang duit. Sekolah itu sama dengan menabung. Kamu akan bisa mengerti itu hanya kalau kamu bersekolah.
(Orizuka)

Bismillahirrohmanirrohim,

Rajin pangkal pandai, menabung pangkal kaya. Pernah dengar pepatah itu kan? Pepatah yang sangat populer di telinga kita. Bahkan ada ungkapan dari para jomblo kalau ditanya ingin punya pasangan seperti apa. Kata mereka, yang baik hati, tidak sombong dan rajin menabung.

Mengapa harus menabung? Biar kaya! Ha...ha... suka ya jadi orang kaya?





Kalau berbicara tentang menabung, yang terbetik di benak kita adalah uang.  Ketika saya masih kecil, pemerintah mencanangkan gerakan menabung. Petuah untuk menabung saya terima dari orangtua, nenek dan bapak ibu guru. 

Ibu membelikan celengan untuk kami.  Terbuat dari tanah liat yang kokoh berbentuk ayam jago. Setiap orang mempunyai satu celengan. Kami berlomba mengisi celengan itu dengan cara menyisihkan uang jajan. Setiap kali gajian atau mendapatkan rejeki tambahan, ibu mengisi celengan kami. 

Setelah penuh kami membetoknya dengan cara membanting ayam jago kami ke lantai. Isinya berantakan. Uang kertas dan uang logam berhamburan diantara puing-puing celengan kami. Saya akan berjingkrak kegirangan bila perolehan saya lebih besar daripada perolehan saudara yang lain. 


Menabung itu lawannya berhutang. Kalau menabung berarti uang kita surplus, sedangkan berhutang  keuangan kita minus. Meskipun sebagian orang berdalih bahwa hutang sebetulnya bentuk lain dari menabung tetapi secara harafiah, keduanya memberi pengertian yang berbeda. 


Menabung atau nyelengi, berarti menyisihkan sebagian harta yang kita miliki, untuk diambil manfaatnya di kemudian hari. Kata kuncinya adalah menyimpan dan mengambil manfaat di kemudian hari.

Dengan berpijak pada dua kata kunci tersebut, maka apapun yang disimpan dan diambil manfaatnya di kemudian hari dianggap menabung.  Yang dinamakan harta bukan hanya uang. Jadi, yang dapat disimpan dan diambil manfaatnya di kemudian hari dapat berupa apa saja termasuk tulisan.

Menabung adalah cara menolong diri sendiri di saat kita kepepet.  Kadang-kadang kita dihadapkan pada suatu keadaan dimana kita sangat membutuhkan sesuatu tetapi di saat yang sama kita tidak mendapatkannya. Nah saat itulah tabungan menolong kita.

Menabung sudah menjadi komitmen saya. Saya tidak hanya menabung uang, tetapi saya juga menabung tulisan. Sejak mengikuti ODOP saya berkomintmen untuk memposting tulisan setiap hari. (Ya Allah, semoga Engkau meridloi komitmen ini). 

Faktanya, tidak setiap hari saya bisa menghasilkan tulisan. Tetapi kadang-kadang  saya bisa menghasilkan lebih dari satu tulisan dalam satu hari. Mungkin saat itu saya sedang berada di puncak mood. Maka, saya harus menabung tulisan agar saya bisa menjalankan komitmen saya.

Saya juga menabung bacaan quran.  Saya ikut komunitas khotmil quran. Setiap minggu harus menyelesaikan satu juz. Ini sama dengan komitmen menulis. Kalau sedang mood baca qur'an saya bisa menyelesaikan satu, dua juz dalam satu minggu. Tapi kalau mood sedang jelek, satu juz saja tidak tuntas. Nah menabunglah yang menjadi penyelamat. 

Dalam banyak hal, menabung memberikan efek yang baik. Disiplin, pengendalian diri dan hidup sederhana adalah efek langsung dari orang yang gemar menabung. 

Mari, kita gencarkan gerakan menabung. Menabung untuk kehidupan yang lebih baik esok hari. 

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6



9 komentar:

  1. Setuju banget, menabung bukan hanya uang semenjak ikut ODOP berusaha menabung tulisan juga

    BalasHapus
  2. Keren mba Endah, menabung tulisan bermanfaat 😊

    BalasHapus
  3. Setuju sama mba evi 😂😂😂
    Menabung tulisan.. tapi malah ngutang 😢😢😢

    Bermanfaat banget nih bu endah. Menabung juga ngajarin jadi hemat... bukan cuman uang, tapi waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nabungnya kadang satu atau dua paragraf mbak, yang penting idenya sudah dituangin. Pas ada mood, diterusin. Soalnya kalau dibiarin nguap

      Hapus

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...