Minggu, 02 September 2018

Pendidikan Karakter Bukan Lagi Pilihan


Karakter itu harus dilatihkan. Bener kan ya. Karena karakter itu salah satu bentuk ketrampilan. Tidak bisa hanya diketahui atau dipahami tetapi juga perlu dipraktekkan. Tetapi juga tidak hanya sekali prakteknya terus kemudian dilupakan. Melainkan harus terus menerus dilakuksn hingga menjadi kebiasaan.


Salah satu contoh karaktet yang saya maksud adalah disiplin. Pertama disiplin harus diketahui setelah itu dipahami. Tentang apa itu disiplin. Bagaimana contoh penerapan disiplin (pengetahuan). Kemudian mengapa seseorang harus disiplin. Apa akibatnya kalau tidak disiplin (pemahaman).
Seseorang belum bisa dikatakan disiplin bila ia hanya sebatas tahu dan paham tentang disiplin. Pun pula ia belum mendapat predikat disiplin bila ia hanya menetapkan sekali setelah itu tidak lagi. Ia baru akan mendapat predikat disiplin bila sudah menjadikannya sebagai sikap hidup dan kebiasaan.

Disinilah sulitnya pendidikan karakter. Ia tidak hanya berhenti di ruang ruang kelas dan saat saat tertentu melainkan berlangsung terus terus dalam kehidupan seseorang.

Pendidikan karakter tidak bisa dilakukan hanya di sekolah atau di rumah saja. Pendidikan karakter harus terjadi dimana saja. Ya di sekolah ya di rumah ya di jalan ya di masjid bahkan di toilet umum. Pokoknya di mana saja.

Nah sekarang bagi yang menyampaikan. Guru atau orangtua atau orang dewasa yang dianggap kompeten untuk menyampaikan pendidikan karakter juga haruslah orang yang berkarakter. Memang begitu ya. Guru yang ingin siswa siswinya disiplin tetapi dia sendiri bukan pelaku disiplin maka ia hanya memberikan kulitnya saja bukan isinya. 

Di kelas apa itu disiplin disampaikan lengkap dengan contohnya tetapi ia sendiri tidak mencontohkannya. 
Apa yang akan dipikirkan oleh sang murid? Mereka pasti menyimpulkan bahwa disiplin itu hanya untuk diketahui dan dipahami bukan untuk dilaksanakan. Lah buktinya gurunya begitu. Nah kalau sudah begini maka pendidikan karakter gagal ditengah jalan.

Contoh kasus yang lain. Masih tentang disiplin. Guru menyampaikan dan mencontohkan disiplin tetapi  orangtua tidak. Di sini siswa juga akan dibuat bingung. Mengapa di sini begini di sana begitu. Selanjutnya siswa akan memilih yang menurutnya nyaman. Nah ini juga akan memporakporandakan pendidikan karakter.

Marilah kita menanamkan karakter baik pada diri sendiri kemudian menularkannya kepada orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...