Sabtu, 10 November 2018

Semangat Pahlawan di Dadaku

Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, 
tetapi semata-mata untuk membela cita-cita. 
Jatuh bangunnya negara ini sangat bergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulan, Indonesia hanyalah sekedar nama gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya ssama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan ibu pertiwi. 
(Mohammad Hatta)


Bismillahirrohmanirrohiim.
Semangat Pahlawan Di dadaku
Setelah tadi malam saya mendapatkan berita tentang Surabaya Membara yang membawa korban, pagi ini saya mengikuti upacara bendera dalam rangka hari Pahlawan. Upacara bendera hari ini agak special. Peserta upacara bertambah beberapa personil dari kecamatan Nglegok. Petugas upacara dari ekstra paskibraka dengan formasil lengkap. Dalam susunan acara disisipkan kata-kata mutiara yang merupakan Catatan pahlawan. Salah satu diantaranya adalah catatan Drs Moh Hatta yang saya tulis untuk mengawali postingan saya hari ini.

Tema hari Pahlawan tahun ini adalah: Semangat Pahlawan Di Dadaku. Quote Drs Moh Hatta di atas mengena sekali. Makin pudar persatuan dan kepedulian kita, Indonesia hanya tinggal nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Saya merasakan ini, saat ini, hari ini. Saya sedih ketika jiwa nasionalisme generasi muda semakin menurun. Karena saya sering berinteraksi dengan mereka, saya tahu kondisi riil di lapangan.



Beberapakali saya membahasnya dengan mereka. Setiap pagi, selain hari senin,  di sekolah kami diadakan  apel. Kami menyebutnya apel kelas. Seluruh siswa berdiri di teras kelas. Berbaris sesuai kelasnya masing-masing, menghadap ke arah lapangan, meskipun mereka di blok belakang. Ketua kelas menyiapkan pasukannya. Setelah pasukan siap, ketua kelas berlari ke tengah lapangan membentuk barisan dengan ketua-ketua kelas lain.

Kemudian dengan satu komando, diberikan aba-aba melalui audio yang akan menggema di seluruh
Pengibaran Bendara oleh Ekskul Paskibraka
penjuru sekolah. Aba-aba pertama adalah persiapan pasukan. Kemudian hormat bendera, dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang sudah disetting melalui audio sekolah. Setelah lagu Indonesia Raya berakhir, dilanjutkan dengan lagu Padamu Negeri. Lagu Padamu Negeri berakhir, dibacakan Pancasila yang harus ditirukan oleh semua peserta Apel. Setelah itu komando diambil alih ketua kelas. Ketua kelas memimpin doa dan masuk kelas. Guru pengajar jam pertama ikut bersama-sama siswa Apel di depan kelas masing-masing. Sementara guru yang tidak mengajar jam pertama Apel di depan Kantor Guru.

Menurut saya, kegiatan Apel Kelas pagi hari itu adalah sebuah pembiasaan untuk menggali jiwa nasionalisme warga sekolah kami. Baik siswa maupun kami,guru/pendamping mereka. Tetapi ironisnya, di sini saya merasakan jiwa nasionalisme belum terbangun maksimal. Saya masih sering mendapati kelas-kelas yang tidak didampingi guru, hormat bendera ala kadarnya. Menyanyikan lagu Indonesia Raya juga asal-asalan. Tidak ada haru-harunya. Padahal saya sendiri, meskipun sudah setua ini, mendengar lagu Indonesia Raya, lagu Padamu Negeri masih suka merinding.

Menjemput Inspektur Upacara 
 Saya pernah memberikan analogi kepada mereka di salah satu kelas. Saya katakan, kalau ada orang mempunyai rumah, tetapi ia tidak pernah merawatnya, tidak pernah membersihkannya, hanya dikunjungi sesekali dan tidak mempedulikannya, menurut kalian bagaimana sikap tetangganya? jawaban mereka beragam. Berikut diantaranya:


  • Tidak menghargai. 
  • Menyepelekan. 
  • Dibuangin sampah kalau orangnya gak ada.
  • Tidak ditakuti


Itulah yang akan terjadi pada negara kita, kalau kalian mengabaikannya. Bendera memang hanya selembar kain. Tetapi dia adalah simbol yang mengingatkan kita bahwa negara ini tidak muncul begitu saja. Negara kita bukan hadiah. Ibarat sebuah bangunan, negara kita dibangun diatas perjuangan keras pahlawan kita. Perjuangan yang menuntut pengorbanan termasuk nyawa mereka.
Jangan menyesal bila suatu ketika nanti kalian terusir dari negara kalian sendiri bila kalian tidak
Pengibaran Bendera 
merawatnya mulai sekarang. Seperti rumah yang tidak dirawat oleh penghuninya tadi.

Penting ya, menurut saya menumbuhkan jiwa nasionalisme sejak dini. Lagi dan lagi, penanaman jiwa nasionalisme tidak otomatis tertanam pada generasi muda, bila tidak ada usaha yang disengaja.

 Please, untuk tidak menganggap sekolah sebagai satu-satunya lembaga yang bertanggungjawab dalam penanaman jiwa nasionalisme. Beban kurikulum dalam muatan materi sudah sangat banyak. Guru Matematika dan juga guru-guru yang lain diharuskan menyampaikan materi dalam jumlah yang cukup banyak dan target kurikulum yang sangat tinggi. Sekolah saja tidak cukup. Yes! Sekolah perlu bekerja sama dengan para orangtua untuk saling mendukung mencetak generasi berkarakter.

Para orangtua, bapak ibu guru, berceritalah tentang perjuangan pahlawan kepada anak-anak.  Berceritalah tentang pentingnya mencintai tanah air. Berilah keteladanan. Tunjukkan bagaimana caranya mencintai tanah air. Mari, kita tanamkan semangat pahlawan di dadaku, di dadamu, di dada mereka, di dada kita.


#ODOPbatch6
#nonfiksi
#tulisanke6

11 komentar:

  1. Balasan
    1. terimakasih sudah berkunjung mas. Semangat hari pahlawan

      Hapus
  2. Tidak mudah membangun jiwa nasionalisme, tidak cukup dengan rutinitas mendengar lagu-lagu nasional, tetapi yang terpenting secara terus menerus dibangun rasa peduli pada negeri tercinta ini, dengan berbagai cara dan metode pembelajarannya. Selamat hari pahlawan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Itu hanya sebagian kecil dari usaha besar. Perlu didukung semua pihak. Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  3. Bung Hatta idolakuuuuu
    Selalu suka dengan kata kata beliau

    BalasHapus
  4. Keren Bu inspiratif memang menumbuhkan jiwa nasionalisme itu tidak mudah ya Bu.

    BalasHapus
  5. Terima kasih pengingatannya, Mbak. :)

    BalasHapus
  6. Selamat hari pahlawan ibu. Sama bu, saya suka nangis kalau nyanyi Indonesia Raya. Tapi nemang saya akui, saya pun blm mengajarkan anak2 ttg nasionalisme dg baik. Terima kasih sudah mengingatkan saya bu 😊

    BalasHapus
  7. Selamat Hari Pahlawan mba Endah...

    BalasHapus

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...