Kamis, 20 Desember 2018

100 Masalah Pembelajaran

Bismillahirrohmanirrohiim,
Saya sedang menyelesaikan membaca buku berjudul 100 Masalah Pembelajaran. Penulis buku ini adalah teman saya, seorang penulis, pak Lubis Grafura. 

Buku berwarna putih setebal 420 halaman ini mengupas permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru saat menjalankan tugasnya. 

Penulis membagi masalah menjadi dua kategori yaitu masalah yang terjadi sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung (kasus A)  dan masalah yang terjadi saat kegiatan pembelajaran berlangsung (kasus B). Teridentifikasi ada 17 kasus A dan 100 kasus B. 

Seperti buku-buku lain yang sudah saya baca, dalam penyajiannya penulis membagi menjadi beberapa bagian. Pada buku ini setiap masalah di bagi menjadi : (1) deskripsi masalah, (2) perlu anda ketahui, (3) yang harus anda lakukan (4) masalah terkait dan (5) referensi. 


Deskripsi masalah menyajikan tentang contoh atau gambaran masalah yang terjadi sesuai pokok permasalahannya. 

Perlu anda ketahui, menyajikan hal-hal yang mendasari mengapa permasalahan itu terjadi.

Yang perlu anda lakukan, adalah saran dari penulis untuk menangani masalah tersebut. 

Masalah terkait, merupakan permasalahan yang ada hubingannya dengan masalah yang sedang dibahas yang ada pada buku yang sama.

Referensi adalah buku atau rujukan yang dapat ditelusuri oleh pembaca bila kurang puas dengan solusi yang ditawarkan penulis 

Ketika membaca buku ini saya seperti diingatkan bahwa permasalahan yang dihadapi guru itu bila diidentifikasi sangat banyak dan unik. Saking banyaknya masalah sampai-sampai tidak disadari oleh guru bahwa itu adalah masalah. Ketidaksadaran ini mengakibatkan banyak guru yang abai dan menganggapnya hal itu bukan masalah. 

Permasalah timbul karena antara guru dan siswa memiliki perasaan yang berbeda. Siswa merasa tidak ingin masuk kelas karena menganggap berada di dalamnya adalah sebuah tekanan dan guru merasa mengajar menjadi suatu beban.  Tentu saja hal ini membuat keduanya tidak nyambung dan saling kecewa. 

Penulis (dengan bahasa yang sangat halus) mengkritisi guru sebagai pelaku utama yang menciptakan permasalahan itu dan menyarankan untuk melakukan introspeksi. Misalnya pada masalah : peserta didik tidak suka membaca (kasus B3). Penulis menyindir dengan menanyakan kepada pembaca (guru) betapa banyak buku yang Anda baca minggu ini? 

Buku ini tidak menyajikan penyelesaian instan. Artinya bila Anda ingin dipandu langkah per langkah dalam menyelesaikan masalah Anda, mungkin Anda akan kecewa, karena penulis mengajak pembaca untuk selalu merefleksi diri dan kreatif. 

Ketika menghadapi masalah di kelas, seorang guru melakukan analisa mengapa masalah itu terjadi. Permasalahan, meskipun sumbernya dari siswa, belum tentu semata-mata karena kesalahan siswa. Bisa jadi, masalah itu dipicu dari guru. Misalnya pada permasalahan "Peserta didik update status pada saat pelajaran" Fakta ini menunjukkan bahwa guru kehilangan perhatian dari siswa. Padahal  perhatian peserta didik merupakan langkah awal keberhasilan pengajaran (hal 118). Dalam hal ini perlu dikaji oleh guru yang bersangkutan, apakah pemicu hal itu terjadi. Jangan-jangan karena metode mengajar guru memang kurang menarik. 

Banyak sekali masalah yang disampaikan pada buku ini yang seharusnya menjadi renungan para guru. Biasanya, tindakan guru dalam mengatasi masalah adalah menghukum siswa. Secara tersirat, penulis tidak merekomendasikan guru untuk memberi hukuman tanpa melihat urgensi dari hukuman tersebut. Sebaliknya penulis menyarankan guru untuk mengidentifikasi permasalahan. Guru menyarankan agar guru mendengarkan apa yang dirasakan siswa.

Banyak masalah yang muncul dikelas yang disebabkan karena guru kurang menguasai kelas, tidak update, kurang up grade dan kurang membaca. Maka penulis menyarankan agar guru adalah orang yang harus menulis (hal 183). Guru harus menulis karena dengan menulis guru akan membaca untuk menambah referensi tulisannya. Selain itu dengan menulis guru secara tidak langsung akan membuat catatan tentang apa yang sudah dilakukan, apa yang ditemui dan apa yang dilakukan untuk memperbaiki kualitan pembelajarannya. Yang menarik, dalam setiap pembahasan penulis berulangkali mengingatkan guru agar bersabar dan berserahdiri kepada Allah menghadapi permasalahan dalam tugasnya. Sabar adalah modal guru. Menyerahkan semua kepada Allah adalah bentuk kerendahan hati seorang guru. Karena sepandai apapun seorang guru, dia bukanlah penentu keberhasilan. 

Membaca buku ini, saya merasa diingatkan untuk terus bereksperimen dan disemangati untuk mengembangkan metode yang selama ini saya lakukan. Ada beberapa permasalahan yang sama persis dengan apa yang saya alami di kelas. Sebagian dapat saya atasi dengan cara saya. Selebihnya saya mendapat inspirasi untuk melakukannya dengan cara berbeda. 

Buku ini sangat direkomendasikan untuk semua guru dan calon guru. Baik guru pemula maupun guru   senior yang sudah mempunyai jam terbang tinggi.  

Semoga bermanfaat

2 komentar:

  1. Alhamdulillah ...saudara saudara Guru di SMK kita banyak yang berkarya ..seperti Bpk Lubis ..Ibu Indah sendiri ..tujuan kita sebagai guru ..bukan hanya murid menjadi pandai ..akan tetapi tujuan kita adalah menstransfer ilmu ..mendidik ..sehingga modal utama guru adalah iklas ..sabar ..berlapang dada ..jadi ketika anak didik outputnya dalam aktivitas pembelajaran ..bermacam macam ..kita sebagai guru terus berupaya ..mencari cara metode dalam pembelajaran ..murid adalah anak ..saudara ..sahabat dan teman ..kadang guru tersinggung jika diingatkan siswa ..guru marah jika siswanya tidak bisa menankap ilmu yang kita sampaikan ...guru mengeluh ketika siswa membuat ulah ..dan sebagainya ...padahal dari siswalah sebenarnya kita sebagaian memperoleh ilmu tentang sabar ..iklas ..psykologis ...dan munkin dari siswa kita banyak didoakan ..dimana di ahirat kelak ..bisa mengurangi dosa dosa kita ...setuju ibu Indah ..ibu yang kreatif ..maaf saya belum begitu bisa menyusun rankaian kalimat ...tetap semangat ..kita selalu instropeksi ..menggali ilmu apapun ..salah satunya budaya membaca ...salut buat pak Lubis ...hidup guru ..barakahllah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah mampir ke lapak saya. Tapi saya tidak bisa melacak bapak/Ibu.
      Setuju bahwa kita banyak belajar dari siswa tentang sabar dan ikhlas

      Hapus

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...