Sabtu, 15 Desember 2018

Mari Memanage Waktu

Bismillahirrohmainrrohiim,
Seringkali kita dihadapkan pada satu masalah yaitu deadline. Setiap pekerjaan harus diselesaikan saat yang sudah ditetapkan di awal. Padahal pekerjaannya kita banyak sekali. Untuk pekerjaan A harus selesai pada tanggal sekian. Pekerjaan B selesai tanggal sekian. Pekerjaan C juga harus selesai pada tanggal sekian. Nah sampai pada saatnya, ternyata pekerjaan-pekerjaan itu belum selesai. Padahal secara normal durasi setiap pekerjaan sudah diperhitungkan. Artinya disesuaikan dengan tingkat kesulitannya. 

Saya dan orang-orang di sekitar saya sering menghadapi masalah ini. Terlibat dalam berbagai kegiatan tapi sering keteteran mengerjakannya. Yang ini tidak selesai, yang itu juga tidak selesai. Padahal "rasanya" kita setiap hari bekerja. Melakukan pekerjaan. Di mana letak permasalahannya? 


Mari kita renungkan. Kita melihat ada orang-orang yang sangat sibuk. Mereka menangani berbagai macam pekerjaan. Tetapi eloknya, semua pekerjaan rapi. Terselesaikan dengan baik. Diminta laporan ini, jadi. Diminta bukti kegiatan itu jadi. Intinya semua beres. Sementara di tempat lain, ada juga yang terlibat dalam beberapa kegiatan tetapi keteteran dalam menyelesaikan. Padahal secara kapasitas bebannya normal-normal saja. Siapa nih? (ha... segera angkat tangan deh) 

Mengapa keduanya berbeda. Dimana letak perbedaannya? Sebel kan. Sebetulnya ngapain aja sih setiap hari? Gitu kan pasti pertanyaannya. Cermati, amati, rasakan dan kemudian tuliskan apa yang sebetulnya kita kerjakan. Mungkin ada "pekerjaan-pekerjaan" tidak penting yang menguras energi dan menghabiskan waktu kita. 


Mari kita identifikasi bersama:
Nonton TV. Kita bisa berlama-lama nonton TV untuk menyaksikan suatu acara yang kita sukai, ya kan. Berapa banyak acara TV favorit Anda? Satu, dua, tiga, empat dan seterusnya. Semua acara memang dikemas dengan sangat apik karena memang tujuannya adalah membuat pemirsa tidak beranjak meninggalkannya. Coba deh hitung berapa lama kita berada di depan TV. Apalagi bila nontonnya nyantai banget. Maksudnya pure nonton TV saja, tidak disambi dengan mengerjakan pekerjaan lain.

Chattingan di media sosial. Jaman sekarang siapa yang tidak kenal WA. Ya kan? Kalau kita saling bertukar nomer HP pasti pertanyaan yang kita lontarkan adalah : ada wa nggak nih? Kenapa? Ya karena WA adalah media komunikasi yang sangat efektif. Banyak hal bisa dilakukan dengan aplikasi populer ini. Mulai dari percakapan yag bersifat pribadi maupun obrolan rame-rame. Luar biasa penggunaan WA ini. Pada saat yang bersamaan kita dapat terlibat dalam berbagai grup WA. Grup teman SMP, grup arisan, grup wali murid dan entah grup apa lagi. Berapa banyak grup yang kita miliki? Grup-grup itu setiap hari hidup. Rame. Seru. Kapan saja, di mana saja kita bisa terlibat. Sambil buang hajatpun kita dapat terlibat pembicaraan dengan grup kita. Kalau kita merupakan anggota aktif, berapa banyak waktu yang kita habiskan dalam semua percakapan itu? 

Ah... melakukan pekerjaan sambil membalas atau berkomentar kan bisa. Yess. Memang iya bisa. Tapi apa dampaknya? Pekerjaan kita tidak maksimal. Hasilnya juga pasti tidak maksimal. Waktu yang kita butuhkan juga semakin panjang.  

Facebook-an. Otomatis saja ya ketika kita melihat icon fb bawaaannya pengen ngeklik saja. Kalau sudah halaman fb  terbuka, cling  kita seperti berpindah ke dunia antah berantah. Semua terlihat dengan terang benderang. Semua hal berseliweran. Dari status teman kita tahu apa yang sedang terjadi, apa yang mereka alami, apa yang baru saja mereka kerjakan, apa yang mereka makan, sedang berseteru dengan siapa mereka. Kalau tidak begitu, video tentang apa saja lewat dan bisa kita saksikan otomatis. Saat itu kita menjadi manusia kepo  tingkat dewa. Belum lagi ada grup-grup yang harus sesekali di tengok. Maka sekali klik fb  kita bisa berlama-lama di sana. Bagaimana dengan pekerjaan utama kita? Lewat....

Nonton Youtube. Masih ada lagi fasilitas yang bisa dinikmati setiap hari, setiap saat dan selalu up date. Dia bernama Youtube. Mau tontonan apa saja ada di sana. Bisa mem-pause atau meninggalkan begitu saja bila kita tidak suka. Video-video itu akan otomatis berpindah ke video berikutnya. Kita hanya perlu menjaga agar baterei dan kuota tetap vit.  Berapa lama kita berada di sana?

Menonton film. Sekarang yang sedang ngetrend adalah drama korea. Semua orang suka. Tak kenal usia. Drama korea memang luar biasa dalam menghipnotis pemirsanya. Drama ini berseri dan setiap setiap serinya selalu "mewajibkan" kita untuk menonton kelanjutannya. Kalau tidak Anda akan meriang  dibuatnya. Untuk itu orang rela saling bertukar koleksi film dan menyimpan dalam laptopnya untuk ditonton sewaktu-waktu. Sewaktu-waktu ini artinya setiap hari. Pekerjaan kita bagaimana? 

Berikutnya game. Orang berdalih nge-game  untuk refreshing. Melepaskan penat dan menghilangkan stress. Tetapi jangan lupa, game berpotensi mengakibatkan kecanduan bagi penggunanya. Sekali buka game, seterusnya hati kita akan terpaut ke sana. Ada yang kurang sebelum kita nge-game. 

Sekarang mari kita hitung, berapa banyak waktu kita tersisa untuk mengerjakan tugas utama kita? Nah lo. Sedikit sekali bukan. Pantesan pekerjaan kita mangkrak. Pantesan kita selalu keteteran, karena memang kita kehabisan waktu untuk mengerjakan pekerjaan kita. 

Baiklah. Sekarang mari kita lakukan re-scedule.  Hal-hal berikut ini bisa dilakukan untuk mengefektifkan waktu kita. 

Membuat jadwal yang ketat. Kalau biasanya kita menonton TV sepanjang waktu, sekarang mulailah selektif. Pilih acara yang benar-benar penting untuk dilihat. Tonton acara itu, selebihnya abaikan. Nonton film dilakukan hanya dua kali dalam satu pekan dan itupun  batasi durasinya. Dua jam sekali nonton. Abaikan keinginan yang untuk menonton seri berikutnya. Setelah nonton segera kerjakan pekerjaan lain.

Selanjutnya mengaitkan pekerjaan utama dengan pekerjaan lain. Mantengin youtube boleh, asal  berkaitan dengan pekerjaan utama kita.  Misalnya Anda seorang yang punya usaha di bidang makanan, nonton youtube untuk melihat video tentang cara mengolah makanan yang Anda jual, itu bagus. Misalnya Anda guru, terlibat dalam grup-grup koordinasi untuk menyelesaikan pekerjaan utama, itu juga bagus. Intinya, apapun yang kita lakukan efektif dan efisien. Reduksi pekerjaan-pekerjaan yang kurang bermanfaat sehingga waktu kita semakin efektif. Kita semakin produktif dan pekerjaan kita tidak terbengkalai. 

Selamat beraktifitas.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...