Sabtu, 01 Desember 2018

Hanya Ingin Menjadi Guru


Bismillahirrohmanirrohiim, 
Untuk   tugas wawancara berikutnya, saya memilih bu Nisa. Nama lengkapnya Anisatul Masruroh. Usianya masih sangat muda. Baru saja menikah dan sedang menunggu kelahiran putra pertamanya. Bu Nisa merupakan guru generasi baru. Tidak seperti saya yang angkatan jadul

Wawancara kami lakukan di saat istirahat di lab 4, dengan ditingkahi suara deru grenda listrik anak-anak yang sedang praktik. Berikut adalah hasil wawancara kami,



Kapan keinginan menjadi guru muncul pada diri bu Nisa?
Seingat saya sejak saya masih sekolah. Saya ingin menjadi guru seperti guru saya. Padahal orangtua saya, saudara saya tidak ada yang jadi guru. Gak tahu ya, saya pengen saja menjadi guru. Maka saya mendaftarkan ke perguruan tinggiy ambil keguruan. Pilihan saya waktu itu jurusan pendidikan kimia dan pendidikan elektro. Eh diterimanya di elektro.

Apa motivasi terbesar bu Nisa  ingin menjadi guru?
Saya senang mengajari orang lain. Dulu waktu SMA ada teman yang minta diajarin mata pelajaran yang dia gak bisa. Seperti tutor sebaya gitu. Nah kalau teman saya bisa, saya merasa berhasil. Bahagia gitu.

Sebelum lulus pernah mengajar?
Iya, sudah. Waktu masih kuliah saya memberi les privat. Setahun saya memberi les.

Setelah lulus dan menjadi guru bagaimana kesan bu Nisa?
(Begitu lulus bu Nisa ikut program pendampingan dan setelah program selesai direkrut di sekolah yang sama)
Setelah lulus dan kemudian menjadi guru, saya merasakan bahwa teori dan praktek itu berbeda. Saya menghadapi siswa dengan karakter yang beraneka rupa. Saya menyesal dulu mengabaikan mata kuliah paedagogis. Sekarang saya merasa bahwa belajar tentang psikologi perkembangan itu sangat penting bagi guru.

Menurut bu Nisa hal penting apa yang harus dilakukan guru?
Menurut saya seorang guru harus  berusaha membuat anak suka dan mau belajar. Kalau anak sudah suka dengan mata pelajaran atau materi yang akan dipelajari, mereka akan mudah memahami materi yang kita sampaikan. Sebaliknya, kalau mereka tidak suka usaha apapun yang kita lakukan rasanya sia-sia.

Apa yang bu Nisa lakukan agar murid bu Nisa menyukai pelajaran?
Biasanya sebelum menyampaikan materi, saya beri gambaran kepada mereka tentang aplikasinya. Saya putarkan video tentang dunia kerja. Saya sampaikan peran materi yang akan mereka pelajari di dunia industri tersebut. Sepertinya mereka jadi ngeh pentingnya mempelajari materi ini. Buktinya setelah itu anak-anak terlihat antusias.

Apa pengalaman bu Nisa yang paling berkesan selama mengajar?
Saya masih belum berpengalaman. Masih baru belajar menjadi guru yang baik. Saya rasa memberikan dampak perubahan perilaku lebih sulit dari pada perubahan kognitif. Yang menurut saya sangat berkesan adalah ketika ada siswa saya yang dapat menguasai kompetensi melampaui target saya. Surprise sih menurut saya.

Begitulah wawancara saya dengan bu Nisa, guru produktif pada jurusan teknik elektronika industri. Point penting dari wawancara kami adalah profesi guru adalah panggilan hati.  Seorang guru juga mengalami proses sebagaimana yang dilakukan oleh muridnya. Selain menguasai kompetensi bidang yang diampunya, guru harus membekali diri dengan kompetensi paedagogis.


Kalau dari hati maka sampailah ke hati.

5 komentar:

  1. Tantangan menjadi guru semakin berat ya bu Endah? Setiap guru wajib belajar psikologi anak/pendidikan

    BalasHapus
  2. Guru banyak di tuntut dengan kurikulum murid di tuntut untuk paham. Berat nya jadi guru harus bisa menghasilkan murid yang berkualitas dengan materi pelajaran yg semakin berat.

    BalasHapus
  3. Guru bukan profesi yang mudah ya, everyone needs to know that

    BalasHapus

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...