Rabu, 09 Januari 2019

Meneguhkan Keajegan


Bismillahirrohmanirrohim, 
Terinspirasi dari buku yang pernah saya baca, bersahabat dengan Tuhan, saya tiba-tiba ingin menulis tentang konsistensi. Dalam buku itu disebut istiqomah. Kata padanan   adalah keajegan. 

Ajeg itu artinya kejadian yang berulang-ulang dan terus menerus. Dalam amalan beribadah, Tuhan menyukai amalan yang dilakukan secara ajeg meskipun hanya sedikit. 


Ternyata oh ternyata, seringkali bagian yang sulit dari apa yang kita lakukan adalah meneguhkan keajegan. Menjaga agar ibadah kita berlangsung terus menerus atau istiqomah. 


Apapun yang kita lakukan, ajeg itulah yang sulit, ya kan. Ketika kita mendapat ide untuk melakukan sesuatu, saat pertama kali melakukan, semangat luar biasa. Tapi ketika kita mengulangnya di hari-hari berikutnya, amboi... sulitnya. Memelihara semangat agar tetap ada itu lo yang sulit. 




Apapun itu. Menulis misalnya. Ketika ikut program ODOP, wah rajin sekali nulis setiap hari. Memang iya karena tugas. Tapi semangat juga nulisnya. Bisa posting pada hari yang ditetapkan, semangat bertambah. Tulisan dikunjungi teman dan diberi komentar, semangat bertambah. Beralngsung satu bulan, dua bulan, tiga bulan. Selebihnya, tidak lagi. Ntar dulu ah, masih sibuk nih. Gak terlalu mendesak sih. Gak ada deadline. Gak bakalan punya hutang. Akibatnya, tulisan jarang nongol.

Menunda-nunda pekerjaan itu yang jadi pokok masalahnya. Menganggap remeh itu penyebabnya.

Apapun itu, baik dalam urusan dunia maupun urusan ibadah, semangat selalu timbul tenggelam. Motivasi terjun bebas, dari ketinggian merosot ke jurang terdalam. 

Saya membuat program. Saya tulis rapi jali. Saya tetapkan target yang harus saya lampaui. Awalnya semangat sekali. Target membaca buku satu minggu satu buku, saya da[at menyelesaikan novel setebal 2,5 cm dalam waktu dua hari. Lanjut baca buku yang lain. Tapi itu hanya berumur tiga minggu. Setelah itu lupa kalau punya program baca.

Jadi bagaimana caranya meneguhkan keajegan. Menjaga konsstensi. 

1. Tetapkan Tujuan
Menguatkan tekad berarti menentukan tujuan. Harus jelas. Mengapa saya mengerjakan ini? Keuntungan apa yang akan saya terima bila saya mengerjakan ini. 

Tujuan menjadi salah satu yang menentukan seberapa kuat kadar motivasi kita. Melakukan sesuatu tanpa tujuan yang jelas, membuat kita kurang fokus. Tidak ada bagian akhir yang akan menarik kita untuk sampai ke sana. 

2. Luruskan Niat 
Setelah menetapkan tujuan, tumbuhkan niat. Luruskan kembali niat kita untuk melakukan apa-apa yang menunjang tujuan kita. Segala sesuatu tergantung dari niatnya. Pekerjaan bagus kalau niatnya salah, menjadi berkurang kebaikannya. Jadi kalau tujuannya sudah bagus, niatnya juga harus bagus. Tentu, niat yang baik adalah niat karela Allah SWT 

3. Tuliskan 
Program yang sudah dicanangkan sebaiknya ditulis. Tuliskan di mana saja. Jadikan wall di HP, tulis  pada sticknote dan munculkan pada desktop. Tulis di kertas post it dan tempelkan di atas meja belajar, di pintu kulkas, di cermin, di atas meja rias atau dimana saja, di tempat-tempat yang biasa kita datangi. 

4. Evaluasi setiap malam sebelum tidur
Luangkan waktu untuk melihat kembali program kita. Lihat program apa saja yang sudah dikerjakan dan yang belum dikerjakan. Biar apa? Biar selalu mengingat dan harapannya memperbaiki tekad untuk mengerjakan program-program yang belum dikerjakan

5. Datangi atau ikuti komunitas yang sevisi. Kalau suka menulis, bergabunglah dengan teman yang suka menulis. Kalau suka membaca, ikuti tantangan membaca. Kalau suka membaca Quran, bergabunglah dengan kelompok qiroati Quran.

Mengapa harus bergabung dalam komunitas? Karena dalam komuitas itu, semua orang berjuang dan saling membagi energi positif. Saling menyemangati untuk melakukan hal yang sama. 

Jadi, mari kita mulai sekarang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...