Jumat, 18 Januari 2019

Nyaman Bersama Orang yang Berpikiran Terbuka


Bismillahirrohmanirrohim, 
Hari ini saya belajar tentang sesuatu yang sangat penting yaitu open minded. 

Kata-kata ini menarik di telinga saya. Sebetulnya bukan satu atau dua kali saya mendengar orang mengucapkan kata itu. Tapi, hari ini, saya merenunginya sambil mengulanginya beberapa kali. 

Saya segera mencari tahu. Pertama, saya ingin memastikan bahwa arti kata itu dalam terjemahan bahasa Indonesianya. "Pikiran yang terbuka". Kemudian saya mencoba berselancar untuk mencari tahu pandangan orang tentang kata ini. 

Saya membaca beberapa artikel yang membicarakan tentang pikiran terbuka. Dan saya menarik benang merahnya. 


Dalam versi saya, orang yang open minded adalah orang yang dengan suka hati menerima pendapat orang lain, meskipun pendapat itu bertentangan dengan pendapatnya. Menerima di sini, karena dia merasa bahwa setiap hal bisa salah atau benar, termasuk pendapatnya sendiri. 

Menarik sekali. Menerima pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri. 

Lazimnya, orang merasa dirinya paling benar. Pendapatnya paling benar. Pendapat yang tidak sama seperti pendapatnya, salah. Mengubah menjadi sebaliknya, tentu bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. 

Berada pada situasi duduk dengan orang yang berbeda pandangan saja seperti berada di atas penggorengan. Seperti berhadapan dengan musuh yang menghunus pedang. Ini yang sering saya saksikan, termasuk saya sendiri. 

Kadang-kadang merasa menjadi orang yang paling toleran, paling bisa menerima pendapat orang lain. Padahal  tidak. 

Orang yang pikirannya terbuka adalah pribadi yang menyenangkan. Dia menjadi tempat yang nyaman untuk curhat. Dia bukan monster yang menakutkan. Orang ini kita kenal dengan orang yang bijaksana. 

Mari kita perhatikan mengapa orang dapat membuka pikirannya sedemikian rupa. Pertama, dia merasa bahwa kebenaran hakiki itu hanya milikNya. Jadi bukan milik perseorangan. Karena bukan milik perseorangan, maka siapapun bisa melakukan kesalahan. Siapapun, artinya semua orang. Orang lain dan diri sendiri. Ini saya cetak tebal agar mudah mengingatnya. Semoga dengan mengingat bahwa semua orang bisa salah, kita mudah menerima pendapat orang lain yang berbeda dengan kita. 

Kedua, orang yang berpikiran terbuka sadar bahwa setiap orang mempunyai cara pandang masing-masing. Sesuatu yang terlihat baik oleh kita bisa saja terlihat buruk pada orang lain. Sesuatu yang benar menurut kita, bisa jadi salah menurut orang lain. 

Saya pernah membaca salah satu tulisan pada buku motivasi. Tentang dua orang yang duduk berseberangan. Di antara mereka ada kertas yang warna kedua sisinya berbeda, hitam di sisi kanan dan putih di sisi kiri. Ketika orang yang di sebelah kanan ditanya apa warna kertas itu, dia menjawab hitam. Ketika orang di sisi kiri ditanya apa warna kertas itu, dia menjawab putih. Kertasnya sama, mengapa jawabannya berbeda? Karena mereka melihatnya pada sisi yang berbeda. Kalau keduanya berada pada sisi yang sama, jawaban mereka pun sama. 

Analogi di atas menunjukkan bahwa setiap orang yang melihat dari sudut pandang berbeda akan berbeda pula konsep benar salahnya. 

Pengalaman, lingkungan sosial, komunitas dan keyakinan mewarnai cara pandang seseorang. Orang yang pikirannya terbuka menyadarinya dengan baik, sehingga nyantai saja ketika orang lain menyampaikan pendapat yang berbeda dengannya. 

Ketiga, orang yang pikirannya terbuka membangun konsep benar atau salah melalui tahapan panjang dan pondasi yang kuat. Dia menganggap benar atau salah bukan karena terpengaruh orang lain. Orang ini memiliki acuan mengapa ini salah dan mengapa ini benar. 

Misalnya, ada berita tentang kebakaran di suatu tempat. Sebelum mempercayai berita itu dia akan cek TKP, atau mencari informasi dari sumber terpercaya. Setelah yakin dengan kebenarannya, dia baru meyakini bahwa berita itu benar atau salah. 

Jadi, meskipun orang ini bisa menerima masukan atau informasi dari orang lain, dia tidak mudah terpengaruh. 

Mari, kita temukan pribadi itu pada diri kita. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...