Kamis, 14 Februari 2019

Senangnya


Bismillahirrohmanirrohiim,
Hari ini ada warna lain yang indah. Say merasakannya keindahannya itu sampai ke tulang sumsum. Cie...

Pasalnya, pagi-pagi saya mendapat berita tentang tulisan saya yang dimuat di salah satu media. Ketika bergabung dengan grup OTM dan mendapat provokasi dari para suhu, saya memang agak gerah. La gimana  setiap hari dikomporin untuk mengirimkan tulisan di media. Ya karena memang itulah target grup ini, tembus media

Bagi para suhu, mastah atau sebutan lain untuk orang pinter, menulis, mengirimkan tulisan ke media kemudian dimuat itu sudah biasa. Tapi orang yang sedang tertatih belajar seperti saya, membayangkan nama saya tertera di salah satu halaman media masa saja sudah senang. Karena ya merasa sebagai pungguk merindu bulan itu, ngimpi di siang bolong. 

Tapi, salutlah saya. Semua teman-teman di grup itu saling manas-manasin. Tujuannya untuk menularkan semangat. Kami diberi tugas untuk mengirimkan tulisan ke media. Ingat ya, mengirimkan. Tidak harus dimuat. Hanya mengirim. 

Sederhana kan. Tidak sulit dan semua orang bisa melakukannya. Wong hanya menulis saja. Tidak perlu beranjak dari tempat duduk. Cukup klak klik saja. Mengirim naskah juga hanya lewat email. Tinggal buka email, tuliskan alamat email redaksi, tulis subyek dengan format yang sudah disampaikan sebelumnya, menuliskan kata pengantar, melampirkan file kemudian mengirimkan. Untuk pekerjaan ini, tak perlulah saya ke kantor pos dan harus keluar uang. Jadi, apa yang memberatkannya? 

Hanya mengirim saja to? Itu pertanyaan yang saya ulang berkali-kali. Jawabannya pun tetap sama: iya, hanya mengirim saja. Tetapi ketika saya menyimak obrolan, emosi saya tersulut. Laporan anggota yang sudah mengirim tulisan ke media berderet panjang. Luar biasa. 

Begitulah. Saya beruntung berada diantara mereka. Saya mendapatkan energi positif yang setiap hari saya rasakan semakin kuat arusnya. 

Saya suka.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...