Jumat, 29 Maret 2019

Kerja Cerdas


Saya meminjam kata-kata keren itu untuk judul tulisan ini. Saya sering mendengar dua kata yang sudah menjadi frasa itu disandingkan dengan kerja keras.  Nah yang baru saja saya sebut ini sudah sering kita dengar ya. Di salah satu dinding di sekolah malah ada yang ditulis dengan huruf besar sekali : work hard. 

Terlepas dari benar atau salah tulisan itu, semua orang pasti tahu maksudnya yaitu kerja keras. Artinya melakukan usaha yang sungguh-sungguh. Jangan hanya ecek-ecek atau main-main saja. Hanya kesungguhan yang akan mendapatkan hasil sungguhan, begitu katanya. 
Seorang pelajar harus bekerja keras untuk belajar. Membaca, menghafal dan berlatih. Dengan melakukannya berulang-ulang dan bersungguh-sungguh ilmu akan mudah ia dapatkan dan nantinya bisa dia terapkan. 
Jadi kerja keras itu bisa disetarakan dengan melakukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai hasil maksimal. 

Bagaimana dengan kerja cerdas? Tujuannya sama dengan kerja keras sih. Yaitu mencapai hasil maksimal. Tetapi kerja cerdas ini lebih mengandalkan pada kemampuan untuk men-setting pekerjaan agar tidak hanya mencapai hasil maksimal tetapi juga cara kerja yang sistimatis sehingga pekerjaan lebih cepat selesai. 

Mau kan, masaknya selesai dapur juga rapi, gak ada piring kotor dan kompornya licin? 
Itu adalah contoh dari kerja cerdas di dapur. 

Kalau kerja keras, bisa saja dalam waktu satu setengah jam Anda selesai masak tetapi peralatan dapur yang kotor menumpuk di tempat cucian piring, kompor kotor berlemak di sana-sini dan sampah menumpuk di pojok dapur. Ini juga kerja keras loh. Hasilnya, makanan tersaji sesuai yang diharapkan. 

Tetapi kerja cerdas lebih dari sekedar tersajinya makanan pada waktu yang ditentukan dan hasil sesuai harapan. Kerja cerdas meliputi penanganan masalah dengan cepat dan tepat. Tidak mengulang-ulang pekerjaan dan hemat waktu. 

Dalam bekerja cerdas hal yang sangat penting adalah memahami tujuan. Apa yang diharapkan? Apa target yang ditetapkan? 

Degan mengetahui target dan tujuan besarnya, kita dapat menyusun strategi bagaimana menyelesaikan pekerjaan secara sistimatis. 

Saya suka memperhatikan bagaimana pegawai fotokopi bekerja. Setelah memfotokopi dokumen, mereka arus mengesetnya. Mereka menumpuk dokumen yang sama di meja kemudian mengambil dokumen-dokumen itu sambil menyusunnya. 

Disaat yang berbeda, ketika mereka harus menggandakan buku menjadi beberapa eksemplar, mereka menata halaman paling belakang sebanyak eksemplar yang diinginkan saling bertumpuk dengan posisi miring. Kemudian menumpuknya dengan halaman-halaman yang lebih kecil, sesuai urutan. 

Menarik sih menurut saya, karena cara kerja mereka menghasilkan capaian maksimal dengan cepat. Dengan tempat terbatas, mereka dapat menata dokumen dengan cepat. 

Kerja para koki terlatih juga menarik perhatian saya. Dulu ada tetangga yang sering saya mintai tolong membantu memasak. Saat itu anak-anak masih kecil sehingga saya sering kewalahan menangani pekerjaan rumah. Si ibu ini sangat cekatan. Ia  mengerjakan peekerjaannya dengan cermat dan urutan pekerjaan yang tepat. 

Ia menjerang air. Sementara menunggu air masak ia memotong sayuran dan mencucinya. Setelah itu ia menyiapkan penggorengan, memotong tempe kemudian menggorengnya. Dua kompor menyala. Ia fokus pada pekerjaannya. Waktu menunggu tempe masak di penggorengan digunakannya untuk mengerjakan pekerjaan lain. Luar biasa. Bersamaan dengan makanan tersaji, semua pekerjaanpun selesai. Dapur bersih dan rapi. Tidak ada peralatan kotor dan sampah. 

Menurut saya, inilah kerja cerdas. Intinya bekerja cerdas itu bekerja dalam kesadaran penuh. Saat tangan dan kaki bekerja otak juga berpikir. Memikirkan cara terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan itu. 

Hari pertama UNBK, saya dan dua teman yang bekerja di sekretariat pulang paling akhir. Kami harus menunggu semua laporan tercetak dan ditanda tangani proktor dan pengawas. Selain itu kami harus mempersiapkan dokumen untuk keesokan harinya. 

Kami mempelajari masalah yang kami hadapi. Selanjutnya kami pikirkan penyelesaiannya. Kami kelola waktu dengan baik sehingga tidak banyak waktu terbuang percuma. Kami berbagi tugas dan berusaha bertanggungjawab pada tugas masing-masing. 

Hasilnya? Cukup memuaskan. Di hari terakhir pelaksanaan UNBK kami berhasil mencetak laporan dan mengarsipkan dokumen penting. Ruangan kembali bersih di hari itu juga. 

Inilah kerja cerdas versi kami. Bagaimana dengan Anda? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...