Selasa, 05 Maret 2019

Tentang Hutang


Bismillahirrohmanirohiim, 
Tiba-tiba pengen ngomongin soal hutang. Dalam kamus besar bahasa Indonesia makna dari kata hutang/utang adalah :uang yang dipinjam dari orang lain. 

Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa hutang adalah sebuah kewajiban yang harus ditunaikan. Dalam Islam, hutang diperbolehkan sebagai sarana tolong menolong diantara manusia. 

Jadi, tujuan utama orang memberi pinjaman kepada orang lain tidak lain dan tidak bukan adalah untuk saling menolong. Seseorang yang dihimpit kesulitan pasti membutuhkan bantuan orang lain. Misalnya ada orang yang sakit dan harus membeli obat, tetapi dia tidak punya uang untuk membeli obat. Di pihak lain ada orang yang mempunyai uang. Berat baginya untuk mengikhlaskan uang tersebut untuk dishodaqohkan maka caranya menolong adalah dengan meminjami uang. 


Yang terjadi seringkali, tujuan yang baik ujung-ujungnya tidak baik. Mengapa? Karena muncul konflik. Ada sesuatu diluar kesepakatan yang terjadi sehingga ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Tujuan yang baik berakhirnya tidak sesuai harapan. Hubungan baik berubah menjadi  kurang baik. Ini sangat disayangkan. 

Mari kita lihat, apa saja yang menciderai tujuan mulia dari pinjam meminjam ini. 

Alasan meminjam uang
Alasan mengapa seseorang berhutang itu macam-macam. Ada yang berhutang karena untuk memenuhi kebutuhan dasarnya misalnya untuk membeli makanan, untuk membeli obat atau untuk membayar uang sekolah. Tetapi ada juga alasan orang berhutang itu untuk gaya hidup. Misalnya berhutang untuk membeli mobil, berhutang untuk memperbaiki rumahnya padahal rumahnya sudah layak huni, berhutang untuk membeli baju atau perhiasan dan lain sebagainya. 

Untuk urusan pemenuhan kebutuhan pokok, berhutang adalah sesuatu yang bisa ditoleransi. Tapi untuk pemenuhan kebutuhan yang sekunder atau tersier maka pinjaman boleh diabaikan. 

Sistim peminjaman yang disederhanakan
Pinjam meminjam dalam agama Islam diatur dengan sangat baik. Misalnya harus ada pencatatan, harus ada pernyataan kapan harus dibayar, harus ada saksi, pengembalian harus barang yang sama dan lain sebagainya. Tetapi yang seringkali terjadi orang mengabaikan itu. Karena yang pinjam teman baik, saudara maka keduanya saling percaya sehingga mengabaikan aturan yang ada. Dan ketika ada ada kesepakatan yang dilanggar terjadilah konflik. Hubungan pertemanan atau persaudaraan menjadi renggang. 

Hutang yang menjadi bisnis
Ternyata hutang juga menjadi bisnis yang menjanjikan. Dan ini sudah menjamur di mana-mana. Lembaga-lembaga yang menjadikan hutang sebagai bisnis memudahkan orang untuk memenuhi keinginannya. Padahal keinginan itu tidak ada habisnya. Satu keinginan terpenuhi, muncullah keinginan berikutnya. 
Maka ketika orang berhutang sudah masuk dalam ranah bisnis, di sini unsur menolong menjadi hilang. Yang ada justru mencari keuntungan dari orang yang sedang mengalami kesulitan. Inilah yang dilarang dalam islam. Islam menyebutnya riba. Hukumnya haram. 

Ada orang yang penghasilannya kecil, karena keinginannya yang "liar" ia berhutang. Ia berhutang untuk memenuhi keinginan yang tiada habisnya.   

Hutang bukan harus dihindari, tetapi tentu ada trik berhutang agar tetap aman. Mengingat hutang bukan sesuatu yang dilarang dalam agama. Namun demikian jadikanlah hutang sebagai pilihan terakhir. Managelah keinginan Anda. Managelah keuangan Anda. Janganlah besar pasak dari pada tiang.






2 komentar:

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...