Alhamdulillah, saya menyaksikan hiruk pikuknya hidup di era millenial. Meskipun sudah melewati setengah abad, tapi qodarullah diberi bonus ilmu. Bisa mengoperasikan gawai, kenal email, medsos dengan segala keriuhannya. Alhamdulillah.
Saya dulu tidak pernah membayangkan menyaksikan zaman seperti ini. Ingat sekali saat masih kecil, guru agama saya bercerita. Nanti diakhirat, semua orang ditunjukkan apa saja yang dilakukan di bumi. Meskipun ditutup-tutupi, tidak ada yang tahu menurut kita, tapi selalu ada malaikat yang mencatatnya. Terus di sana nanti diputar ulang.
Stop. Sampai di sini saya bertanya. Diputar ulang seperti film itu ya pak? Iya! Jawab guru saya. Caranya gimana ya. Tidak habis pikir.
Anda seorang perajut? Atau menyukai rajutan? Barang-barang rajutan seperti dompet, tas, tempat tissue atau sejenisnya yang terbuat dari rajutan memang cantik. Apalagi bila handmade. Buatan tangan sendiri yang selalu unik di setiap itemnya. Pasti sayang kalau rusak. Ya kan. Tapi sulit dong menjaga benda-benda itu agar selalu bersih. Pasti kotor kalau dipakai terus menerus. Saya pernah melihat orang pakai bros rajut cantik. Sayang kusam dan berdaki. Jadi hilang cantiknya kan?
"Jarang orang mau mengakui, kesederhanaan adalah kekayaan yang terbesar di dunia ini: suatu karunia alam. Dan yang terpenting diatas segala-galanya ialah keberaniannya. Kesederhaan adalah kejujuran, dan keberanian adalah ketulusan.(Pramoedya Ananta Toer)"
Dalam sepekan ini saya mengadakan ulangan harian di kelas-kelas yang saya ampu. Kami sudah menyelesaikan 2 KD dengan penuh perjuangan. Beberapa anak tidak bisa fokus mengikuti kegiatan pembelajaran karena harus mengikuti beberapa kegiatan peringatan ulang tahun kemerdekaan. Selain itu beberapakali jam belajar tidak efektif karena tugas dinas saya di luar tugas mengajar. Ulangan harian saya berikan dalam bentuk ujian tulis. Soal uraian singkat dengan materi uji lambang unsur, rumus kimia dan persamaan reaksi. Saya bacakan soal untuk semua siswa dan mereka menuliskan jawabannya. Dengan demikian mereka tidak mempunyai banyak kesempatan untuk menyontek.
"Bu... Bu Guru" Seorang cowok berseragam hijau navy melambai-lambaikan tangannya sambil tertawa lebar. "No absen 20 bu" sahut temannya disambut yang lain. Mereka saling bersahut-sahutan menyebutkan nomer absennya.
Pernah melihat kejadian seperti itu? Saya adalah seorang guru kimia di sebuah SMK. Sebagian besar murid saya berjenis kelamin laki-laki. Tingkah laku mereka khas laki-laki. Satu lagi, saya hanya mengajar di kelas X dan sebagian besar jam mengajar ada di jam terakhir.
Tiba-tiba ada yang bergerak di dalam pikiran saya ketika saya sedang melakukan sesuatu. Sayapun berhenti dan mulai mengalihkan layar. Saya ingin menulisnya di sini.
Ingatan saya ergerak pada suatu peristiwa, entah berapa puluh tahun yang lalu. Saat itu saya masih menjadi guru wiyata bakti di sebuah sekolah swasta.
Saat itu ada kejadian yang tidak pernah saya lupakan. Pesuruh sekolah kami mogok membuat minuman untuk guru-guru. Jadi selama beberapa hari, gelas-gelas berisi teh hangat dengan aroma menggoda tidak bisa kami temui di pojok ruang guru. Ternyata itu terjai karena pak Ran mogok.
Iseng - iseng, siang ini ketika sedang bekerja, saya buka youtube. Mendengarkan lagu kenangan. Asal saja sih awalnya. Asal klik. Sesaat kemudian mengalunlah lagu kenangan. Satu, dua lagu saya nikmati sambil manggut-manggut, dengan jari tetap menari di atas keyboard.
Lah, entah sampai lagu ke berapa tiba-tiba muncul lagu itu. Yang seusia saya pasti mengenalinya. Menikmatinya. Musiknya cukup menghentak. Suara Deddy Dhukun yang mendesah ditingkah suara Fariz yang mempesona. Coba deh putar.
Liriknya OK loh. Ini nih saya kutip sebagian. ... Kusudah punya kekasih yang sungguh baik hati yang benar-benar setia kepadaku cintaku yang pasti satu tentunya untuk kasihku tak mungkin lagi kubagi itulah sumpah janjiku dari dulu hingga kini tak berubah hanya satu... kamu
Kalau Anda seorang perempuan, bagaimmana perasaan Anda membaca lirik itu.
Nyess kan. Suka kan.
Liriknya mudah dipahami dan mengajak pendengar untuk berlaku setia.
Jadi menurut saya, lirik musik itu juga ada sisi edukasinya. Ketika seseorang menyanyi, dia akan mengucapkan liriknya. Awalnya mungkin orang itu hanya suka melodinya, tapi dengan mengucapkannya berulang-ulang, apalagi sesuai dengan suasana hatinya maka makna lirik itu akan membekas dalam sanubarinya.
Kalau liriknya mengisahkan tentang perselingkuhan yang dipandang sebagai sesuatu yang biasa, ketidaksetiaan, kehidupan malam, percintaan yang vulgar dan budaya mabuk. Waduh..
Saya pernah semobil dengan beberapa orang famili yang mengajak anak-anak mereka. Anak-anak mereka menyanyikan lagu yang asing di telinga kami. Saya mengernyitkan kening ketika merasa ada lirik yang aneh. Sementara anak-anak mereka menyanyi, para emak tertawa tergelak-gelak. Saya baru ngeh mengapa mereka tertawa. Rupanya lirik lagu yang dinyanyikan ini adalah lirik dewasa yang menurut saya terlalu vulgar dan bukan konsumsi anak-anak.
Kalau dipikir-pikir memang kehidupan kita tidak terlepas dari sisi hitam dan putih. Tidak dipungkiri pula bahwa warna kehidupan itu tidak semuanya putih. Tidak. Ada yang hitam, ada yang abu-abu. Tentu tidak salah juga bila orang ingin menampilkan sisi hitam kehidupan.
Tetapi sebetulnya ada yang lebih penting dari sekedar menampilkan sisi kehidupan, yaitu dampak dari apa yang disampaikan. Musik adalah media untuk menyampaikan pesan dari pencipta dan penyanyi kepada pendengar dan penikmat musik. Hal ini sama seperti karya seni lain serupa novel, lukisan, tarian atau sejenisnya.
Intinya ada tanggungjawab moral dibahu pemusik (pencipta dan penyanyi), pengarang, pelukis, penari dan pencipta seni lainnya. Sebuah karya seni, hanya alat untuk menyampaikan pesan. Ibaratnya, bila kita ingin menyajikan makanan, kita tidak hanya harus fokus menampilkan wadahnya yang baik tetapi juga rasa masakannya. Harus enak. Harus lezat dan bergizi. Mengapa? Karena makanan yang tidak sehat akan membawa kemudlaratan bagi yang memakannya.
Jadi, jangan lupa memilih makanan juga karya seni yang sehat ya.
Seperti sudah saya tulis di Postingan sebelumnya, bahwa sejak hari ini, tanggal 1 september 2019, memesan tiket Kereta Api lokal hanya bisa dilakukan melalui aplikasi Kai Acsess. Di postingan kali ini saya akan berbagi pengalaman saya menggunakan aplikasi ini.
Seperti tidak ada habis-habisnya inovasi yang dilakukan oleh BUMN ini, PT KAI. Hari ini, tanggal 1 September 2019 di situs resminya diumumkan bahwa pemesanan tiket kereta api lokal hanya dilayani melalui Kai Acsess. Loket stasiun hanya melayani penjualan tiket go show mulai 3 jam sebelum keberangkatan.
Artinya, bila Anda ingin pesan tiket kereta api lokal Anda hanya bisa memesannya melalui aplikasi Kai Akses. Artinya (lagi) tidak pilihan bagi Anda selain menginstal Kai Acses di Hp Anda.