Sabtu, 08 Agustus 2020

Tentang Pelatihan Daring Yang Harus Anda Ketahui



Sulitnya menjadi penyelenggara pelatihan. Itu kesan saya, setelah sekian kali mengikuti pelatihan baik daring maupun luring. Boleh dibilang saya memang penghobi ikut acara seperti seminar, workshop atau pelatihan. Sejak saya masih unyu-unyu alias masih sangat belia, saya sudah gemar mengikuti acara seperti itu. 

Entah mengapa, berada di antara peserta dari berbagai latar belakang dan menyimak sesuatu dari narasumber yang saya anggap memiliki kelebihan dalam hal pengetahuan selalu membuat saya memiliki semangat baru. 

Sejak masa pandemi tawaran mengikuti acara seperti webinar atau pelatihan daring silih berganti datang menghampiri media sosial saya. Hampir setiap hari. Tinggal pilih. Dari yang gratis sampai yang berbayar. 

Sayapun tidak ingin melewatkan begitu saja. Saya memilihnya beberapa sesuai dengan minat dan kemampuan. Semua penyelenggara pelatihan menawarkan fasilitas yang menggiurkan.  Yah namanya juga penjual. Pengen dagangannya terjual kan. 

Bagi saya, munculnya pelatihan daring ini sangat menguntungkan. Pertama, saya bisa memilihnya sesuai kebutuhan. Banyak ragam pelatihan yang ditawarkan. Saya bisa memilihnya sesuai dengan minat dan kesempatan yang saya miliki. Menyesuaikan pula dengan budget yang ada.   

Kedua, hemat diongkos. Meskipun pelatihan itu berbayar, tetap saja hemat bagi kantong saya yang selalu tipis. Bagaimana tidak, saya cukup membayar uang daftar pelatihan saja. Padahal biasanya saya harus mengeluarkan biaya transportasi, penginapan dan biaya hidup yang jumlahnya tidak sedikit karena tempat pelatihan di luar kota. Maklumlah saya tinggal di daerah yang jarang-jarang ada lembaga yang menyelenggarakan pelatihan. 

Ketiga, luwes waktu penyelenggaraannya.  Peserta diberi batasan waktu untuk menyimak paparan dan menyelesaikan tugas. Di sini, peserta bisa mengatur sendiri jadwal belajar dan kapan mengerjakan tugasnya. Di awal pelatihan, penyelenggara  memberikan batasan tentang hal-hal apa saja yang menentukan kelulusan.

Tetapi dibalik cerita kelebihan mengikuti pelatihan daring, perlu diperhatikan juga profesionalisme penyelenggara pelatihan. Ada pelatihan yang profesional dengan mementingkan kualitas pelayanan dan isinya. Tetapi tidak sedikit pula yang menyelenggarannya secara asal-asalan. Yang seperti ini saya juga pernah mengikutinya. Jumlah peserta yang sangat banyak, narasumber yang kurang berkompeten dan panitia pendukung yang abai terhadap tugasnya. Hal ini tentu membuat  peserta tidak puas dan berpotensi membuat mereka nyinyir.

Saya pikir, menjadi penyelenggara itu memang sulit dan capai. Harus memelototi percakapan di grup setiap saat, siap menjawab pertanyaan yang tak kenal waktu. Bayangkan kalau pesertanya ratusan. Kadang-kadang pertanyaan yang sama diulang beberapa kali. Ada yang terlewat belum dijawab, sudah keluar sumpah-sumpahnya.

Kesalahan memang ada di kedua belah pihak. Kadang penyelenggara juga terlihat sembrono. Mengabaikan kenyamanan peserta. Tapi pesertanya juga begitu. Mentang-mentang sudah membayar, mengabaikan keterbatasan penyelenggara. 

Jadi, pandai-pandailah memilih penyelenggara pelatihan. Itu pesan saya 

2 komentar:

Paling sering dilihat

Membuat Jurnal Mengajar Guru Secara Otomatis - Free Download File