Rabu, 12 September 2018

Mengasah Jiwa Wirausaha




Hari ini saya tidak mendapat tugas masuk kelas. Artinya, seharian saya mengerjakan tugas-tugas lain selain mengajar di dalam kelas.


Semalam saya sudah lembur mengerjakan tugas tambahan sampai jam duabelas malam. Hari ini saya masih harus mempersiapkan laporan kegiatan yang dideadline besok. 
Sepanjang hari berkutat antara laptop dan printer. Melakukan perbaikan, print out, konsultasi, revisi lagi dan lagi. Saya benar-benar anteng di kursi saya yang berada di barisan paling depan.

Sambil terus fokus pada pekerjaan, saya menyahut  sepatah dua patah kata bila ada teman yang melontarkan gurauan. Kadang-kadang saya berhenti sebentar untuk menjawab pertanyaan siswa yang mencari meja bapak/ibu guru. Aha... posisi meja kerjaku memang kurang strategis. Bila menjaga konsentrasi, bisa meleng kemana-mana.

Hari ini terbilang ramai ruang guru. Secara bergantian kelas XI BDPM mempromosikan hasil karya mereka. Handmate. Mereka mendapat pelajaran Kewirausahaan dan Produk Kreatif. Tujuan pelajaran ini adalah menggali jiwa kewirausahaan mereka.

Cukup bagus, saya rasa. Dengan berkelompok mereka masuk ruang guru. Salah satu diantaranya minta waktu untuk mempromosikan karya-karya mereka. Di belakangnya beberapa anak membawa produk yang dipromosikan. Ada lukisan dinding, ada mangkok dari batok kelapa, ada lampu kamar karakter, ada tas makrame dan entah apa lagi. Sambil mempromosikan produknya mereka berlatih berkomunikasi. Ada yang lancar jaya, ada yang blekak blekuk, kehilangan kosa kata di saat membutuhkannya.

Mereka kemudian berkeliling menghampiri meja demi meja, memberi kesempatan kepada kami untuk melihat produknya dari dekat.
Saya hanya melirik saja karena masih banyak yang harus saya kerjakan. Di belakang sana, terjadi tawar menawar yang cukup alot. Begitulah para emak selalu ingin menjadi pemenang dalam tawar menawar. Seolah menjadi prestasi yang layak dibanggakan bila berhasil menawar dengan harga paling murah.

Ada kelompok yang kembali dengan tangan hampa. Tak satupun barang dagangan mereka terjual. Ada juga kelompok yang kembali dengan ceria karena berhasil merayu bapak ibu guru untuk membeli dagangannya.

Akhirnya, mereka belajar mengendalikan rasa kecewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...