Selasa, 11 September 2018

Siap Berubah


Setiap  apapun yang ada di muka bumi ini akan berubah. Hanya Tuhanlah yang kekal.

Tiba tiba seseorang menghampiri saya. Berdiri di sebelah kanan saya. Dia, yang mengagetkan saya dengan kehadirannya itu, adalah seorang pemuda dengan penampilan yang sedikit berbeda. Rambutnya gondrong dan lurus. Hampir menyentuh bahu. Wajahnya tirus. Pipinya agak kempot sehingga membuatnya terlihat lebih tua.


"Bu" dia memanggil saya dengan suara lirih dan sikap yang sopan. Kontras dengan penampilannya yang awalnya saya duga seorang juru parkir yang garang.

Saya berpikir keras mengenalinya. Sejenak membiarkan tangannya ngathung mengajak salim.

"Oh ... Tian" 
Segera saya ulurkan tangan menyambut tangannya. Kemudian ia menjabat tangan saya dan menciumnya. 

Saya merasa berdosa dan sekaligus terharu. Dia, pemuda itu, adalah murid saya sekian tahun yang lalu. Sudah lama sekali. Dia adalah siswa angkatan pertama sebuah SD swasta yang merintis fullday school.

Saya mengingat Tian kecil. Dulu dia paling kecil diantara teman teman sekelasnya. Karena kecil dia bebas bergerak kemana kemari, seperti bola ping pong.

Sekarang pun postur tubuhnya masih awet kecil. Sebetulnya tidak ada masalah dengan orang dengan postur tubuh kecil, tetapi wajah tirus dengan tulang pipi yang terlalu menonjol itu membuat saya gelisah.

Tian yang sekarang sangat berbeda dengan Tian yang dulu. Ya tentu saja. Dia sekarang adalah seorang laki-laki dewasa kalau dilihat umurnya. Mungkin duapuluh atau duapuluh satu.  Ia sudah memiliki hak untuk menentukan pilihan.  Bukan lagi anak-anak yang dengan rela hati mengikuti kata ayah dan ibunya. Ia adalah pribadi yang berhak diakui eksistensi-nya.

Meskipun perubahan bisa dikendalikan tetapi tak ada seorangpun yang bisa menjamin dapat menciptakan perubahan sesuai keinginannya. Kita diberi keleluasaan untuk memilih ingin menjadi apa, dengan cara bagaimana. Selanjutnya, kita diberi pula kebebasan untuk berproses dalam perubahan itu. Tetapi ujungnya tetap hak prerogatif Tuhan.

Sepintas hal ini seperti sesuatu yang bertentangan. Tetapi sesungguhnya ia sejalan. Kerja keras, kerendahan hati dan tawakkal memelihara kita dari stress berkepanjangan.
Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...