Minggu, 09 Desember 2018

Catatan dari FGD

Dosen dosen kebanggaan 

Hari ini, saya ikut-ikutan menghadiri Forum Group Discussion. Awalnya saya tidak tahu acara apa ini. Yang saya tahu grup teman kuliah heboh dan akhirnya ikut-ikutan mendaftar. Silaturahmi dan berbagi kebahagiaan, kata paklek. Sepertinya ini acara untuk ketemuan dengan teman lama. Ok lah. Toh saya ada waktu luang. 


Di lantai 3 gedung FMIPA kami bertemu. Kami satu angkatan dengan DC hitam dengan kerudung pink. Sementara angkatan lain dengan DC yang berbeda. 
Bertemu teman lama 

Bertemu dengan teman lama itu seru. Setiap teman menghadirkan cerita, mengenang kisah lama. 

Di sana hadir juga dosen-dosen kami. Pak Said, dosen An Organik, pak Arbi dosen kimia Industri, pak Fanani dosen Agama, bu Puji dosen kimia analitik dan beberapa dosen yang lain. 

Kami saling mengingat. Ketika menempuh mata kuliah berkali-kali karena tidak lulus. Ada sembilan panelis yang mewakili berbagai angkatan. Para panelis adalah orang sukses pada bidangnya. Ada widyaiswara, ada enterpreneur, ada kepala sekolah, korwas, kepala dinas dan pelaku Industri. 

Cerita perjalanan beliau mulai dari Unesa yang waktu itu bernama IKIP Surabaya hingga sampai pada posisi saat ini sungguh luar biasa. Teman seangkatan saya misalnya, mengaku mengulang matkul kimia an organik sampai tiga kali. Di ambang keputusasaannya dia melakukan doa khusus di makam sunan ampel dan wodarulloh dia lulus. Sebagai mahasiswa yang molor dan tertatih-tatih menyelesaikan masa kuliahnya, dia ternyata luar biasa. Kini selain menjadi guru dia adalah seorang enterpreneur yang sukses. 

Ada juga Bapak Warsito. ASN  yang karirnya menanjak, mulai dari guru kepala sekolah dan pengawas. Beliau sempat dicalonkan menjadi wakil bupati tetapi karena tidak mendapat restu dari sang ibu, tidak beliau terima. Pak Warsito ini mengaku saat menjadi mahasiswa juga tertatih, menyelesaikan masa kuliahnya selama enam tahun. Suatu masa yang sangat panjang.

Di akhir sesi, prof Suyono dekan FMIPA menutup dengan statemen bahwa Unesa adalah perahu yang membawa mahasiswanya. Lembaga ini tidak bisa membentuk alumninya menjadi sesuatu tetapi mahasiswanyalah yang harus membentuk dirinya menjadi sesuatu. 

Kegagalan adalah cambuk mencapai mimpi. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...