Kamis, 29 Agustus 2019

Hanya perlu berlatih


Dari sekian kali membuat proyek rajutan, saya sedikit demi sedikit mulai paham hal-hal penting teknis merajut. Ilmu dasar merajut ini sebetulnya sudah saya pelajari sejak saya masih kecil. Umur berapa pastinya, saya tidak ingat. Tapi siapa yang mengajari saya, saya ingat. Ibu! Beliau seorang perawat yang gemar merajut. Konon bahkan, kata bude, ibuku oerajut profesional. Rajutannya menghasilkan banyak uang. Untuk yang ini, entahlah. Bisa jadi benar bisa juga salah. Ibu sendiri tidak pernah menceritakan hal itu.


Yang diajarkan ke saya benar-benar tusuk dasar yaitu rantai (ch) dan tusuk panjang (dc). Selebihnya saya belajar sendiri merajut asal jadi. Untungnya, ibu mengirimkan saya kepada seorang guru prakarya, kenalan ibu. Beliau mengajarkan kepada saya bahwa dua tusuk dasar itu bisa menjadi proyek-proyek yang menarik.

Setelah itu, rajut merajut agak menjauh dari dunia saya. Tapi kemudian setelah saya menua dan mengenal dunia maya, saya menemukan komunitas perajut. Semakin meleklah mata saya. Bahwa rajutan itu luar biasa. Unik, cantik dan menggugah ras penasaran yang tak pernah padam. Ketika memutuskan untuk bergabung dengan komunitas itu, ada saja motif unik yang berseliweran di beranda saya. Saya terlena.

Saya mulai menekuninya. Merajut dan terus merajut. Awalnya saya nikmati sendiri kemudian saya pamerkan dan beberapa teman mulai ikut-ikutan menikmati.

Saya ingat ketika awal-awal saya mulai merajut. Mempelajari motif baru itu sulit. Hasilnyapun tidak rapi. Saya iri ketika melihat postingan ptoyek teman teman rajuter. Mengapa bisa serapi itu ya. Padahal caranya sama. Benangnya juga sama. Mengapa buatan saya jelek tapi buatan mereka rapi dan tampak eksklusiv?

Ah sudahlah. Lupakan hasil. Yang penting terus merajut.

Tanpa saya sadari, setelah sekian waktu berjalan, ada teman yang berkomentar. k
Katanya, sekarang rajutan saya sudah rapi.
Oh ya?

Tampaknya, baik dan rapi itu by proses. Bukan sesuatu yang kita peroleh secara instan. Dan itu berlaku dalam hal apa saja. Seorang teman yang pandai memasak, laris menerima pesanan, pernah curhat. Awalnya, roti yang ia buat bantat alias tidak mau mengembang. Tapi ia terus membuat kue. Eh sekarang roti yang ia buat selalu "jadi". Menurutnya, aneh saja. Ia melakukannya biasa saja. Tekniknya sama seperti dulu juga. Tapi entah mengapa, yang sekarang kok jadi lebih mudah. 

Nah kan. Saya juga merasa demikian. Hal yang dulu terasa sulit, sekarang menjadi lebih mudah. Antara dulu dan sekarang ada dimensi waktu yang diisi dengan berlatih. Saat berlatih ada rasa malas yang harus dibunuh. Ada rasa bosan yang harus dikendalikan. Itulah yang saya sebut by proses.

Maka, teruslah berlatih. Ada hal yang tak tergantikan dari proses. Ia seperti meresapnya pasta bumbu pada daging dan bahan -bahan olahan yang akan menciptakan rasa khasdalam sebuah masakan.

Selamat berlatih.

#kerjakeras
#rajutan
#kerajinan
#homemade

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...