Minggu, 14 November 2021

Melewati Ujian Dengan Selamat

 


Postingan sebelumnya

Ujian apa nih? Ujian sekolah? Ujian Masuk perguruan tinggi? Ujian rekrutmen CASN? 

Bukan sih.  

Ujian yang dimaksud di sini adalah ujian kehidupan. Kata "ujian" di sini menurut saya adalah cara menyederhanakan pemahaman kita tentang kesulitan- kesulitan yang kita hadapi dalam menjalani kehidupan. 

Kalau berbicara tentang ujian, semua orang pasti mengalami. Hanya kadarnya saja yang berbeda. Ada yang berat ada yang ringan. Ada yang mampu melewatinya dengan sukses, ada yang gagal.  Pastilah setiap kita ingin berhasil melewati ujian. 

Lalu, bagaimana cara  agar kita berhasil melewatinya. Nah, berikut adalah cara menghadapi ujian yang saya rangkum dari berbagai sumber. 

Pertama, berpikir positif. Berpikir positif ini kata lainnya adalah berbaik sangka. Saya memahaminya sebagai usaha untuk memenuhi pikiran kita dengan hal-hal yang baik saja. Itu loh kita kan sering nih mendapat lintasan dalam pikiran kita. Lintasan-lintasan itu kadang muncul dalam bentuk pikiran negatif yang destruktif dan di waktu lain muncul dalam bentuk pikiran positif yang konstruktif. Nah kita berusaha mengundang yang positif dan mengenyahkan yang negatif. 

Pikirkan bahwa ujian itu adalah bagian dari takdir. Namanya takdir, ya kan. Pastilah terjadi. Kita pasti sepakat dalam hal ini. Kita tak bisa menolak takdir atau menginginkannya. Seberapapun kita ingin mengindarinya, kalau sudah takdir ya sudah, terjadi. Demikian juga bila kita berharap dengan segala cara bila memang belum ditakdirkan terjadi juga tidak akan terjadi. Jadi, alih-alih kita ngomel atau mengumpat yang justru menghabiskan energi kita,  ya udah Terima aja.  

Masih berkaitan dengan berpikir positif, kita harus yakin bahwa di balik semua ketentuan yang ditakdirkan terjadi pada kita itu pasti ada hikmahnya. Ada hal baik di ujungnya. Coba kita merenung. Sering kan kita mengalami hal yang menurut kita buruk, eh endingnya baik. Nah semua itu karena kita tidak tahu apa yang sudah direncanakan sang pencipta untuk kita. Tetapi keyakinan itu harus kita tanamkan. Dengan begitu, semuanya menjadi lebih ringan.  

Berbaik sangka membuat kita mudah menemukan hal-hal baik dibalik ujian yang kita Terima. Diuji sakit, artinya kita diberi waktu untuk beristirahat, ya kan. Diuji anak bandel, artinya kita harus lebih menyayangi dan memperhatikannya. Yakin deh bahwa tidak ada kepingan puzzle yang tidak mendapatkan tempat yang sesuai. 

Kedua, berusaha menyelesaikan  ujian sesuai dengan prosedur. Carilah ilmunya. Ilmu yang sesuai dengan ujian yang sedang kita hadapi. Perhatikan bagaimana orang-orang terdahulu berhasil menyelesaikan ujian yang sama. Minta nasehat. Berdiskusi dengan orang yang bijaksana. Atau bisa juga membaca buku. Atau mendengarkan tausiah. Pendek kata, berusahalah dengan mengerahkan tenaga dan pikiran yang kita punya. Ide atau pencerahan sering kita peroleh dari orang lain.

Ketiga, bersabar. Saya memahami kata ajaib ini sebagai : bertahan  menerima sesuatu yang tidak kita sukai. Misalnya hari gelap padahal kita ingin terang. Tetap berdiam dalam kondisi gelap padahal kita tidak suka. Itulah analoginya. 

Melewati ujian dan bertahan dalam ujian itu berat. Karena pada saat itu kita bertempur dengan diri kita sendiri. Bersabar juga harus dibarengi dengan instrospeksi diri. Melihat diri lebih dekat. Mengenal sisi baik dan sisi buruk diri kita tanpa penolakan.

Apa nih, maksudnya tanpa penolakan. Begini, biasanya kita ingin terlihat baik dan benar saat berhadapan dengan orang lain. Tidak ingin disalahkan, itu naluri semua orang. Nah pada saat introspeksi diri ini, kita stop dulu menolak. Biarkan hati kita berdialog. Biarkan hati kita melakukan penilaian atau menelanjangi diri kita tentang kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Biarkan saja. Toh tidak ada yang tahu selain diri kita sendiri. Selanjutnya biarkan diri kita menganalisis sehingga kesadaran kita menguat.   

Keempat, berserahdiri kepada Allah.  Berserah diri disini maksudnya adalah mengembalikan semuanya kepada Allah. Ketika kita meyakini bahwa ujian itu takdir, berarti kita yakin bahwa ujian itu datang dari Allah. Nah kalau berasal dariNya ya kita kembalikan lagi kepadaNya. Logis bukan? Bukankah segala sesuatu yang berasal dariNya akan kembali kepadaNya.

Artinya, tentu hanya Allah yang tahu bagaimana cara menyelesaikan ujian itu. Tanpa petunjukNya kita tidak akan berhasil melampauinya. Tanpa kekuatan darinya, kita tidak akan mampu menyelesaikannya. Maka bersimpuh dan bermunajatlah kepadaNya. Berlindung dan memohon petunjuk dan keselamatan dariNya.

Semoga bermanfaat  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...