Alhamdulillah, akhirnya buku yang saya tunggu-tunggu datang. Tidak terlalu tebal sih. Tidak ada 100 halaman. Tidak seperti buku sebelumnya yang sangat tebal. Langsung dibaca karena sudah sangat penasaran.
Tulisan saya kali ini boleh dibilang merupakan catatan saya setelah membaca bagian awal buku ini sekaligus melengkapi tulisan saya pada postingan sebelumnya, mengenal best practice.
Tentang status Best Practice dilihat dari perspektif buku 4. Buku 4 adalah buku pedoman pengembangan keprofesian berkelanjutan dan angka kreditnya. Buku ini merupakan buku pedoman bagi guru tentang pengembangan PKB.
Di dalam buku 4 hal 31 disebutkan bahwa best practice merupakan pilihan pada unsur publikasi ilmiah. Sebagaimana kita tahu bahwa Publikasi Ilmiah (PI) merupakan unsur utama yang harus dilakukan oleh guru untuk mendapatkan pengakuan melalui angka kreditnya. Kalau menurut saya nih, kalau mau dibilang profesional yang seorang guru harus melakukan kegiatan Publikasi Ilmiah. Bentuk kegiatannya macam-macam. Bisa disimak di buku 4 tersebut. Best practice merupakan salah satu diantaranya.
Di buku 4 versi revisi 2019 dituliskan bahwa pengertian best practice adalah keberhasilan seorang guru atau kelompok guru dalam melaksanakan tugas termasuk mengatasi berbagai masalah di sekolahnya.
Bukti fisik bahwa seorang guru sudah membuat BP adalah (1) laporan BP yang ditulis dengan sistimatika yang sudah ditentukan dan (2) surat keterangan bahwa laporan tersebut sudah disimpan di perpustakaan sekolah. Bila memenuhi persyaratan maka laporan BP tersebut akan mendapat angka kredit 2.
Di buku 4 disebutkan bahwa laporan jenis ini ada 2 yaitu makalah tentang gagasan ilmiah dan best practice. Keduanya berbeda. Kalau Makalah tinjauan ilmiah merupakan karya tulis guru yang berisi ide/gagasan guru dalam upaya mengatasi berbagai masalah pendidikan formal dan pembelajaran yang ada di sekolahnya.
Berdasarkan penjelasan itu, saya simpulkan bahwa perbedaan mendasar dari Makalah Tinjauan ilmiah dengan BP adalah isi keduanya. Makalah berisi tentang gagasan. Sekali lagi baru gagasan, bisa jadi apa yang ditulis itu belum dilakukan. Gagasan itu tentu saja muncul setelah guru tersebut melakukan riset dan kemudian meyakini bahwa gagasannya dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang ada di sekolahnya.
Misalnya begini. Di sekolah A ada fenomena unik. Kamar mandi perempuan seringkali mampet. Usut punya usut, ternyata hal itu disebabkan karena sebagian siswa perempuan membuang pembalut di kloset kamar mandi. Permasalahan ini menjadi sangat serius dan membutuhkan solusi cerdas. Seorang guru memperhatikan dengan seksama perilaku siswa perempuan, mengkaji asal siswa, latar belakang sosial siswa, kondisi kloset sekolah dan lain sebagainya. Dari situ muncullah gagasan sang guru untuk membuat program semacam toilet training bagi siswa perempuan. Guru ini mencoba menawarkan gagasan dengan mendesain program sedemikian rupa di mana guru tersebut merasa yakin bila gagasannya diterapkan masalah itu akan terselesaikan. Gagasn tersebut memang belum dilakukan tetapi dari riset yang dilakukan guru tersebut yakin gagasannya itu solutif (pinjam istilahnya bu Tejo).
Bila guru itu menuangkan gagasannya dalam bentuk makalah maka menurut saya ini adalah makalah yang termasuk jenis makalah Tinjauan ilmiah.
Tetapi, bila program itu sudah dilaksanakan, ada hasilnya, ada bukti keberhasilannya yang ditunjukkan melalui data kemudian ditulis dan dilaporkan, maka jenis laporan ini adalah best practice.
Jadi tinggal dipilih saja yang mana yang disuka. Mau menulis makalah atau best practice. Tapi yang akan saya tulis di postingan saya berikutnya fokus dulu di best practice ya.
Baiklah, yang ingin menyimak bagaimana kami belajar membuat best practice boleh berkunjung ke sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar