Sabtu, 25 September 2021

Tentang Mental: Tenang, Belanda Masih Jauh

Dulu, ada meme seperti ini, tenang Belanda masih jauh. Itu akan diucapkan seseorang menenangkan orang lain atau diri sendiri ketika sedang panik karena tidak/belum mencapai target. Bagi generasi sekarang meme ini mungkin aneh. Ada apa dengan Belanda? 

Jadi begini. Dulu bangsa Indonesia itu dijajah oleh Belanda. Sebagai bangsa yang dijajah, Indonesia tertindas. Konon, pada masa itu kehidupan bangsa Indonesia sangatlah mengenaskan. Belanda tidak hanya merampas kekayaan bangsa Indonesia tetapi juga membuat kerdil jiwa masyarakat Indonesia. Kompeni, julukan orang Belanda pada masa itu sangat menakutkan. Ungkapan Belanda masih jauh adalah ungkapan bangsa kita dalam kejaran orang Belanda. Artinya kalau Belanda masih jauh, kita masih aman dari kejaran musuh. 
Jadi, ungkapan tenang Belanda masih jauh adalah saling menghibur atau saling menenangkan. Lalu, mengapa saya menyebutnya sebagai mental?. 

Begini, meme itu membangun sikap mental ketika ia ditanamkan secara kebablasan. Berusaha tidak panik itu baik. Tapi stay cool dalam mencapai target itu bisa menjerumuskan diri sendiri. 

Begini contohnya. Anda adalah seorang mahasiswa. Dosen Anda mengumumkan bahwa minggu depan ada kuis dan meminta Anda mempersiapkan diri. Ketika Anda berniat untuk belajar, Anda mendapat sounding dari rekan Anda, tenang Belanda masih jauh. Dengan kata lain diminta nyantai dulu karena waktu pengerjaan kuis itu masih lama. Bila Anda termakan dengan kalimat itu dan Anda benar-benar nyantai dan bahkan itu berulang setiap kali Anda mendapat tugas apapun berarti Anda menderita sikap mental ini. Lebih parah lagi kalau sikap mental terbawa sampai usia Anda menua. Sampai Anda menjadi pegawai atau menjadi abdi negara. 

Kita akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan. Dalam hal ini Anda boleh percaya boleh tidak. Saya sudah membuktikan. Dulu, semasa kuliah saya pernah mengalaminya. Meme itu menjadi sounding di kalangan teman teman kuliah saya. Di lab, ketika kami harus menyelesaikan laporan praktikum, di kantin ketika kita memmbicarakan tugas, di lorong ruang kuliah ketika kita mendapat pengumuman akan ada kuis dari dosen. Tanpa saya sadari, saya menderita abai illnes, penyakit kebablasan nyantai. 

Dampak dari sikap mental ini luar biasa. Hidup menjadi kurang (tidak) produktif. Banyak target yang tidak terpenuhi dan semua asal jalan. 

Tulisan ini sebetulnya hanya selfie reminder. Pengingat diri sendiri. Yah siapa tahu bermanfaat bagi orang lain. 


Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...