Minggu, 04 Juni 2023

Menikmati Senja

Hari ini adalah hari terakhir libur akhir pekan. Sejak hari kamis, hari dimana umat Budha merayakan hari raya waisak, diikuti dengan cuti bersama pada hari jumat dan sabtu minggu sebagai libur akhir pekan. Total empat hari kami diberi kesempatan rehat. Di status story beberapa teman memanfaatkan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata atau berkumpul bersama keluarga. Sepertinya mereka benar-benar memanfaatkan kesempatan yang jarang terjadi ini. 
Bagaimana dengan saya? Selama empat hari ini secara beruntun ada saja yang harus saya lakukan. Keluar rumah juga. Tetapi untuk kegiatan komunitas. Tapi biarlah. Bagi saya semua aktifitas tinggal bagaimana saya meniatkan dan menjalaninya. Hal sepelepun akan menjadi healing kalau diniatkan untuk itu dan saat menjalaninya dengan rileks. 
Misalnya saja senja ini. Duduk di ruang tamu sambil melihat jalanan depan rumah yang riuh dengan lalu lalang kendaran, sudah menjadi hiburan bagi saya. Yah, beruntung saya mempunyai rumah di pinggir jalan. Bukan jalan besar juga bukan jalan  desa yang sepi. Sedang-sedang sajalah. Jalanan depan rumah ini menjadi penghubung dua pusat keramaian. Orang dari kampung sebelah bila akan mengunjungi fasilitas umum seperti rumah sakit, bank, SPBU, pasar, supermarket atau ke pusat kota akan melewati jalanan depan rumah. Jadi kesehariannya lumayan ramai. 
Masalahnya, saya jarang sekali benar-benar nenikmatinya. Bagaimana tidak, di hari-hari normal saya berangkat kerja sebelum jam setengah tujuh pagi dan masuk ke rumah jam empat sore. Saya menghabiskan kurang lebih sembilan jam di luar rumah. Kalau sudah masuk rumah tubuh sudah sangat lelah dan menuntut haknya untuk direhatkan. Dapur, kamar mandi, kamar tidur menjadi ruang untuk menghabiskan waktu. Jadi, mana sempat duduk santai sambil menikmati pemandangan lalu lalang kendaraan di jalanan depan rumah. 
Saya bersyukur ditakdirkan mempunyai rumah di pinggir jalan. Lebih bersyukur lagi karena saya sudah cukup menikmati hal yang bagi orang lain bukan sesuatu yang menarik untuk dinikmati. Yah seperti yang saya nikmati saat ini. 
Bagi orang lain, mungkin suara deru kendaraan itu membisingkan. Gaduh. Tapi bagi saya kok tidak ya. Enak, tenang dan nyaman. Hanya segitu  aja? Iya. Sederhana kan. Orang bilang bahagia itu sederhana. Itu yang terjadi pada saya. Benar-benar sederhana. Sederhana dalam arti yang sebenarnya. 

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...