Sabtu, 02 Januari 2021

Untung Gak Ada

 
Kejadian ini sudah berlangsung beberapa hari yang lalu. Tetapi kalimat itu selalu terngiang-ngiang. Ceritanya, waktu itu Ami, si bungsu yang sedang merintis usaha jasa cetak dan desain mendapat order undangan pernikahan. Ini adalah order pertama untuk cetak undangan. Setelah disepakati jenis dan jumlah undangan mulailah dia memperosesnya. Singkat cerita dia akan membeli blangko undangan itu di salah satu agen di Tulungagung. Deal, sayapun ikut dengannya. Belakangan saya memang hobi mengekor kemana si bungsu pergi. 

Tugas saya adalah menemani dan melayaninya saat dia ingin berdiskusi tentang hal remeh temeh yang tidak ada urusannya dengan desain. Selain itu tentu saja siap siaga bila dia membutuhkan sesuatu yang berhubungan dengan duit. Biasalah. Orangtua kan memang itu tugasnya. 
Kami langsung menuju agen blangko undangan. Ami terlibat pembicaraan serius dengan pramuniaganya sementara saya duduk di tempat yang agak jauh dengannya. Beberapa saat kemudian dia menghampiri saya dan berkata, "Blangko yang aku cari gak ada. Padahal kemarin pas aku tanya ada" Wajahnya menyiratkan kekecewaan. Saya pun bertanya apa yang akan dia lakukan, apakah mengcancel orderan atau mencari agen lain untuk mendapat barang yang dia inginkan itu. "Kita cari warung dulu. Pengen duduk dan searching agen lain" katanya. 
Kami berjalan meninggalkan toko itu, menyeberangi jalan. Ami menghampiri cafe yang pintunya tertutup, mendorongnya dan masuk ke dalam. Lagi-lagi saya mengekor di belakangnya. Saya baru menyadari ada cafe di situ. Dari luar seperti ruko tutup. Ternyata didalamnya OK. Kafe dengan konsep anak muda banget. Sepertinya kafe ini menjual minuman kekinian. Ruangannya tidak terlalu luas tetapi tertata apik. Ber AC lagi. Saat kami masuk ada bapak ojol yang sedang menunggu pesanan. 
Kami duduk di salah satu bangku. Tak banyak orang di situ, tetapi penjualnya terlihat sibuk. Satu dua orang datang untuk mengambil pesanan. Penjualannya secara online, batin saya. Inilah cara berdagang anak-anak millenial. 

Kami lama duduk di situ. Sampai minuman kami habis. Ami sibuk dengan gadgetnya. Begitu serius. Saya tahu dia sedang bekerja, bukan bermain. Maka saya tidak mengajaknya bicara. Saya juga asyik dengan gadget saya, baca novel. 

"Yes. Dapat" pekik Ami lirih. 
Saya menoleh, melihat wajahnya bersinar.
"Kita kemana sekarang?" 
"Pulang?"
Lah kok pulang. 
"Saya dapat agen Surabaya. Di sana tersedia banyak dengan harga miring. Besok kita ambil sekalian jemput Deeja" jelasnya sebelum saya bertanya lebih banyak. Oalah, jadi hasil dia ngutek hp sedari tadi itu hasilnya. 

Kami pun pulang. Bayangkan, perjalanan Blitar-Tulungagung dapatnya agen Surabaya. Oh my God. 

Di perjalanan pulang dia berkata, "Untung di agen itu gak ada, saya jadi tahu yang lain"  Saya melongo mendengarnya. 

Kalimat itu sepintas terdengar aneh. Untung kok karena gak ada. Bertolak belakang kan? Tetapi itulah yang terjadi. Karena tidak ada maka dia berpikir dimana mendapatkannya. Karena tidak ada di Tulungagung maka searching mengantarkannya menemukan agen lain yang lebih besar dengan harga yang lebih murah. Karena gak ada, wawasannya bertambah, ilmunya bertambah. Semua karena gak ada. Begitulah kira-kira jalan pikiran Ami. 

Jadi, segala sesuatu itu tinggal bagaimana kita memaknainya. Yang terlihat tidak menguntung kan pun bisa membawa berkah kalau kita memaknainya sebagai berkah. Dengan kata lain, dibalik kerugian bisa disematkan keuntungan. Maka yang terjadi sebaliknya pun demikian. Pada hal yang terlihat menguntungkan bisa juga tersemat sesuatu yang merugikan. 

Beruntunglah orang yang diberi ilmu untuk melihatnya dengan awas. 

Jumat, 01 Januari 2021

Tahun Depan, Ngapain Ya?

Selamat tahun baru 2021. Hari ini kita bangun sudah disongsong sinar matahari tahun 2021. Padahal beberapa jam lalu kita masih berada di tahun 2020. Alhamdulillah ya masih diberi kesempatan menghirup udara di tahun baru ini. 

Perayaan tahun baru sudah berakhir. Tak sedikit yang merayakan dengan segala kemeriahan yang bisa kita usahakan. Ada yang merayakannya dengan mengunjungi tempat wisata bersama keluarga. Ada yang merayakannya dengan menggelar makan-makan bersama teman-temannya. Ada juga yang bertafakur di bilik sepi. 

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...