Fenomena Jam Kosong

Bismillahirrohmanirrohiim,

Jamkos atau jam kosong adalah sebutan populer untuk jam pelajaran yang tidak efektif. Tidak ada kegiatan pembelajaran. Setiap yang pernah sekolah pasti pernah mengalaminya.

Bagi siswa, jam kosong itu bonus. Bisa terbebas dari tekanan. Bisa bersantai. Tetapi itu tidak berlaku untuk jam kosong yang terjadi berulang-ulang.



Kemarin saya iseng. Awalnya karena ada salah satu siswa yang menghampiri saya. Dengan wajah meringis, dia mengeluh. Katanya, "Bu, kami tidak bisa mendengar suara bu guru. Kelas sebelah terlalu gaduh" Saya terhenyak. Saya tidak menyadari bahwa siswa-siswa saya menghadapi masalah.

Setelah saya cek, ternyata kelas sebelah jam kosong. Guru yang seharusnya mengajar di jam tersebut tidak masuk. Tidak ada tugas pula. Hal itu membuat siswa gaduh sehingga mengganggu kelas di sebelahnya.

Hati saya tergelitik. Saya ingin tahu apa yang sebetulnya  dipikirkan oleh siswa ketika jam kosong. Saya minta mereka menuliskan apa pendapat mereka tentang jam kosong. Apa yang mereka lakukan saat jam kosong.  Setiap siswa boleh menuliskan dengan jujur. Pendapat mereka dilindungi dan tidak berpengaruh terhadap nilai mereka.

Dalam waktu singkat, tidak lebih dari sepuluh menit, saya sudah mendapatkan setumpuk kertas bertuliskan pendapat mereka tentang jam kosong.  Sebagian besar siswa menulis bahwa mereka ketinggalan pelajaran karena jam kosong. Tetapi mereka juga menuliskan bahwa jam kosong membuat mereka bisa beristirahat lebih lama. Untuk kegiatan yang dilakukan ketika jam kosong, mereka menulis beragam kegiatan seperti tidur, ngegame, main hp dan ngobrol.

Jam kosong memang di luar rencana dan idealnya tidak ada. Adapun penyebab adanyanya jam kosong adalah karena ketidakhadiran pengajar pada jam dimana seharusnya beliau mengajar.

Penyebab ketidakhadiran guru diantaranya adalah:

1. Guru yang bersangkutan mendapat tugas lain yang lebih mendesak untuk dilakukan
2. Guru sakit
3. Guru cuti besar (melahirkan, naik haji)
4. Ada kepentingan pribadi yang sangat penting 
5. Guru malas masuk kelas

Sepertinya, jam kosong adalah hal yang lumrah. Tetapi sebetulnya ia dapat menjadi bumerang bagi sekolah. Terlalu sering jam kosong, dapat menurunkan motivasi belajar siswa.

Sebagaimana kita tahu, remaja memiliki energi yang harus disalurkan dalam berbagai aktifitas. Belajar, baik di ruang kelas, bengkel, laboratorium, lapangan atau kebun sekolah menjadi media bagi mereka untuk menyalurkan energinya. Guru atau pembimbing yang mendampingi mereka bertugas mengarahkan kegiatan mereka agar tetap berada di jalur yang benar.

Sebagaimana diwasiatkan oleh Ki Hajar Dewantoro bahwa peran guru adalah sebagai pemberi contoh (ing ngarso sung tuladha) atau motivator (Ing madya mangunkarso) dan sebagai pemantau (tut wuri handayani). Itulah sebabnya, peran guru tak dapat digantikan oleh apapun.

Ketika jam kosong, kegiatan siswa di luar kontrol guru. Mereka dapat melakukan apa saja di ruang kelas. Bila siswa melakukan tindakan yang menyimpang, itu bisa dipahami. Apalagi bila jam kosong terjadi secara terus menerus.

Untuk kasus seperti ini, sekolah harus mengambil tindakan yang tepat untuk meminimalisir penyalahgunaan jam kosong.
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah :

1. Mewajibkan guru menyiapkan tugas ntuk jam-jam yang ditinggalkan
2. Mewajibkankan guru melaksanakan e learning yang memungkinkan guru dapat melaukan pembelajaran jarak jauh 
3. Melimpahkan tugas guru yang mengambil cuti besar kepada teman sejawatnya 
4. Memprogramkan kegiatan yang lebih bermanfaat pada saat jam kosong. 
5. Pada saat jam kosong siswa diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat mereka tetapi tetap dalam pantauan pendamping

Tanpa pengelolaan yang baik, jam kosong dapat memicu berbagai tindakan yang menyimpang. 

#ODOPbatch6

#nonfiksi

#tulisanke3