Sabtu, 09 Februari 2019

Resensi Novel "Ayahku (bukan) Pembohong"




Identitas Buku     : Ayahku (bukan) Pembohong
Pengarang           : Tere Liye
Penerbit               : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit        : 2011
Jumlah Halaman : 298

Sinopsis Buku:
Novel ini bercerita tentang seorang laki-laki bernama Dam. Ayah Dam suka bercerita. Dam senang mendengarkan cerita Ayahnya. Cerita ayah Dam, bukanlah cerita seperti dongeng pengantar tidur yang biasanya disampaikan oleh orangtua kepada anaknya. Cerita ayah adalah cerita yang sarat dengan pendidikan moral. Uniknya dalam cerita tersebut, ayah Dam menjadi pelaku utama.

Dam adalah penyuka sepak bola. Ia sangat mengidolakan sang Kapten, tokoh sepak bola luar negeri. Ayah Dam menceritakan bahwa ia mengenal sang Kapten saat menempuh pendidikan master di luar negeri. Ayah Dam secara rinci menceritakan kisah Sang Kapten yang kemudian menginspirasi dan memotivasi Dam untuk giat belajar dan berlatih. Berdasarkan cerita-cerita ayahnya tentang Sang Kapten, Dam mengidentifikasikan dirinya dengan sang idola.
Selain cerita sang Kapten, Ayah Dam menceritakan tentang Lembah Bukhara dan juga suku penguasa Angin. Dalam cerita-ceritanya, Ayah Dam selalu mengatakan bahwa Lembah Bukhara adalah lembah yang pernah dikunjungi dalam petualangannya. Ia berkenalan dengan penguasanya dan mendapatkan cerita-cerita tentang nilai kehidupan. Demikian juga dengan  suku Penguasa Angin. Ayah Dam mengenal dengan baik ketua suku yang juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang dapat diteladani.

Bagi Dam yang saat itu masih kecil, cerita-cerita ayahnya sangat menginspirasi. Tanpa disadari, cerita-cerita itu membentuk karakternya. Dam tumbuh menjadi pribadi yang baik, suka bekerja keras, suka menolong dan memiliki ide-ide yang cemerlang.

Dalam novel ini juga diceritakan tentang Akademi Gajah, yaitu sekolah lanjutan setingkat SMA. Dam melanjutkan sekolahnya di sana. Akademi Gajah adalah sekolah yang membebaskan. Sekolah yang memberi kebebasan kepada siswanya untuk memilih sendiri pelajaran yang disukainya. Sekolah ini berasrama dan dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang jenius dan bijaksana. Pembelajaran di Akademi Gajah tidak kaku, meskipun tetap menerapkan hukuman dan penghargaan.

Seiring dengan usianya yang semakin dewasa, Dam mulai meragukan cerita-cerita ayahnya. Keraguan ini semakin mengganggu kehidupan Dam setelah dia menemukan buku berjudul Lembah Bukhara dan Suku Penguasa Angin di perpustakaan Akademi Gajah saat dia dan temannya mendapat hukuman dari kepala sekolahnya karena melakukan kesalahan. Dam berniat untuk mengklarifikasi kebenaran cerita-cerita ayahnya tetapi selalu tidak berhasil. Ayahnya merasa tersinggung saat Dam menanyakan kebenaran cerita-cerita tersebut.

Ditahun ketiga saat Dam sekolah di Akademi Gajah, Ibu Dam sakit dan dibawa ke rumah sakit. Sebetulnya, ibu Dam sudah sejak lama mengidap penyakit berat yang disembunyikan oleh kedua orangtuanya. Saat menjelang ajal, Dam mendapatkan informasi tentang penyakit itu dari dokter yang menangani ibunya. Dam berang karena ayahnya tidak pernah menceritakan tentang penyakit ibunya. Hal inilah yang kemudian membuat Dam tidak lagi mempercayai cerita-cerita Ayahnya.  Ia menganggap ayahnya seorang pembohong dan hubungan keduanya memburuk.
Dikisahkan Dam menikah dengan teman masa kecilnya dan mempunyai dua orang anak. Seperti Dam, anak-anaknya juga suka mendengar cerita Ayah Dam yang tinggal bersama mereka. Sebetulnya, Dam tidak ingin anak-anaknya terjejali cerita-cerita bohong (Sejak kematian ibunya, Dam menganggap ayahnya pembohong) ayahnya dan ingin menghentikan tetapi selalu ditolak oleh istrinya.

Suatu hari, ketika Zas anak Dam berusaha mencari tahu tentang cerita kakeknya, Dam marah. Dam kemudian  mengusir ayahnya. Sepulang dari rumah Dam, ayahnya menuju ke pemakaman dan ditemukan pingsan pada pagi harinya. Setelah menerima berita itu keluarga Dam menjenguk ayah Dam di rumah sakit. Dam mendapati ayahnya dalam kritis. Saat itulah rasa benci Dam terhadap ayahnya luruh. Saat pekamanan semua yang tokoh yang ada di dalam cerita ayah Dam hadir. Saat itulah Dam menyadari bahwa ayahnya bukan pembohong.  

Cerita di dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Penulis menuturkan cerita dengan alur maju-mundur. Sebagian besar cerita ini imajinatif. Lembah Bukhara, Suku Penguasa Angin, Akademi Gajah merupakan rekaan yang diusung dalam kehidupan nyata. Dapat dikatakan novel ini adalah cerita di dalam cerita. Sang tokoh menolak cerita imajinasi tetapi dia hidup dalam imajinasi penulis. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya setting tempat khusus dalam cerita.

Kelebihannya, novel ini sarat dengan pesan moral, dimana pesan moral tersebut disampaikan dalam bentuk cerita yang inspiratif. Pembaca dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan penulis melalui tokoh sang penutur dan juga melalui cerita-cerita yang dideskripsikan dengan baik.

Kekurangannya, di akhir cerita novel ini, menulis memaksakan imajinasinya. Hal mementahkan kelogisan cerita yang sudah dibangun dengan baik, di bagian sebelumnya.

Novel ini direkomendasikan untuk kalangan dewasa, terutama orangtua dan guru.
    

10 komentar:

  1. Blognya gak dibuat tampilan versi mobilenya sekalian nih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak Bisa mas. Itu kalau tampilan versi mobile, bedanya apa dengan yang ini. Terus caranya gimana?

      Hapus
  2. Udah baca dan emang keten novelnya. Agak terharu + sedih pas scene pemakaman

    BalasHapus
  3. Wah, jadi pengen baca nih. Sudah sering liat cover buku ini di wall temans. Ternyata bagus ya? Terima kasih resensinya Mba. Menarik.

    BalasHapus
  4. Keren, pernah baca bukunya juga. Recommended sih buat yg nyari buku ttg ayah dan anak. Apa yg dilakukan ayah selama ini memang selalu penuh teka teki, tapi beliau tidak pernah berbohong. Keren2

    BalasHapus
  5. Tere liye memang selalu menghadirkan tulisan yang sarat akan makna

    BalasHapus
  6. Kayaknya seru baca cerita fiksi ya bu Endah. Bagus reviewnya 😊

    BalasHapus
  7. Keren mbak Endah, terima kasih reviewnya

    BalasHapus
  8. buku novel nya bagus dan saya terharu membaca nya saya rekomendasi bagi yang suka membaca novel

    BalasHapus

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...