Jumat, 22 Maret 2024

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024

Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-baiknya karena waktu tidak akan kembali. Saat semua sudah berlalu kita hanya akan melihat dengan perasaan beku. Tak bisa diulang kejadian yang sudah berlalu. Nasehat yang baik dalam menggunakan waktu sudah disampaikan dalam berbagai hadits, diantaranya yang kurang lebih artinya begini: bekerjalah seolah-olah kamu hidup selamanya dan beribadah lah kamu seolah-olah kamu mati besuk pagi. Di hadits yang lain juga diriwayatkan bahwa nabi bersabda yang kurang lebih artinya jagalah lima kesempatan sebelum hilang. Masih ingat kan apa lima kesempatan yang harus dijaga itu.

Jadi menulis ini juga dalam rangka memanfaatkan waktu ya. Kali ini tentang mental block. Bagi saya bahasan ini menarik. Yang saya pahami mental block adalah gangguan psikologis yang dapat menghambat seseorang untuk berkembang kepribadiannya. Nah pagi ini saya sempatkan untuk browsing-browsing lagi. Eh ternyata mental block itu banyak macamnya. Ini nih yang harus dikulik lebih dalam. Boleh nih teman-teman menguliknya Di sini

Dalam pergaulan, kita pasti berinteraksi dengan banyak orang. Yang seusia yang sekantor teman main teman satu organisasi dan lain sebagainya. Nah pernah juga kali ketemu dengan orang yang berpikir sebagai orang hebat. Dia merasa  aturan hidup yang dijalaninya itu yang terbaik. Yang paling ideal sehingga tidak perlu mendapat masukan dari orang lain. Pendapat orang lain mah mentah. Orang seperti itu ternyata menderita mental block jenis fixed mindset. Jadi dia itu tidak mudah menerima masukan. Atau dia menganggap masukan orang lain itu tidak sesuai dengannya. Kenapa? Karena ya inilah dia. Si Paling ideal. 

Ya Allah kalau hal ini terjadi pada diri kita, maka akan sangat menghambat perkembangan kepribadian kita. Bahkan akan membuat kita sulit diterima di lingkungan sekitar. Tanpa kita sadari orang tidak nyaman bergaul dengan kita dan kan menghindari kita. Bukankah itu serupa dengan menghambat ladang Rizki kita. Orang dengan mental block ini sulit melakukan refleksi karena tidak menyadari kekurangannya. Menyadari berarti pekerjaan hati bukan pekerjaan mulut ya. Karena banyak sekali kita temui orang yang tidak sejalan antara mulut dan hatinya. 

Jangan menolak informasi, meskipun nantinya informasi itu tidak kita pakai. Sebatas menerima saja boleh. Nah selanjutnya olah informasi itu dengan baik. Cek and ricek apakah informasi itu benar. Bandingkan informasi yang sama dari narasumber yang berbeda. Lakukan analisa, kembangkan pertanyaan dan cobalah untuk mencari jawabannya. Bila dirasa cukup ambillah keputusan yang bijak terkait dengan informasi tersebut. Dengan membandingkan, menghubungkan dan mencari kemungkinan-kemungkinan berarti kit memperlakukan informasi tersebut dengan cerdas. 

Misalnya nih anak muda. Suatu ketika ada orang yang memberi informasi tentang informasi rekrutmen CASN. Ada loh yang menolaknya dengan mengatakan nggak ah, aku gak tertarik jadi ASN.  Sekarang mungkin kamu belum tertarik, tapi tidak tertutup kemungkinan nanti kamu membutuhkan. Kalaupun kamu tidak membutuhkan menerima informasi itupun tidak merugikan kamu. Tidak ada juga orang yang memaksa kamu  menjadi  ASN. Mereka hanya menyampaikan informasi. Jadi apa susahnya mendengarkan. Janganlah tinggi hati dengan menolaknya. Mungkin kalau bukan kamu yang membutuhkan ada saudaramu atau temanmu yang membutuhkan. Bukankah kamu bisa menjadi sarana untuk mendapatkan informasi itu dengan meneruskannya.

Tanpa disadari sering orang terjebak dalam mental blok ini. Ya karena tidak sadar maka orang merasa baik-baik saja meskipun sebetulnya tidak demikian. Sebetulnya orang itu merasa ah aku gini gini aja ya. Hidup serasa monoton dan stagnan. Tidak ada perubahan sama sekali. Tapi mereka tidak tahu penyebabnya? Nah kalau kita ngerasa seperti itu, patut curiga nih, jangan-jangan kita mengalami yang namanya mental block itu. 

Untuk itu kita perlu memberi ruang kepada diri sendiri untuk berdialog dan merenung. Satu hal yang menurut Saya cukup penting adalah menyadari siapa kita dengan menerima diri sendiri tanpa syarat. Sekali lagi tanpa syarat. Artinya kit harus obyektif memberikan penilaian terhadap diri sendiri tanpa merasa takut terlihat buruk dan salah. Kalaupun yang kita lihat salah, ya sudah kita terima diri kita sebagai orang yang melakukan salah. Kit cukup tahu saja bhw tugas orang yang bersalah adalah minta maaf dan berjanji untuk berubah, tidak mengulangi lagi hal-hal yang akan menjerumuskan kita pada kesalahan yang sama atau yang lebih buruk lagi. Bukan malah sibuk mencari pembenaran dan mencari dalih dan alasan agar orang lain memaklumi mengapa kita melakukan kesalahan. 






Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...