Senin, 03 September 2018

Menumbuhkan Keberanian Bertanya Pada Siswa



Kalau tidak tahu bertanyalah. Malu bertanya sesat di jalan. Itu adalah pepatah yang dinasehatkan kepada orang untuk berani bertanya.

Dalam dunia pendidikan bertanya adalah fase yang sangat penting karena pertanyaan adalah pembuka ilmu pengetahuan. Newton menemukan hukum grafitasi konon memulainya dengan pertanyaan: mengapa apel jatuh ke bawah. Jadi, wajib hukumnya siswa bertanya saat mengikuti pembelajaran.


Bertanya bisa dilakukan di awal pelajaran. Siswa bertanya tentang hal hal yang memang belum diketahui. Pertanyaan itu muncul karena ketidaktahuan mereka. Keingintahuan itu akan muncul ketika ia melihat, mengamati dengan cermat sesuatu dan menemukan sesuatu di sana. Mungkin kejanggalan, mungkin ketidakteraturan, mungkin keunikan dan mungkin sesuatu yang tidak ia ketahui.

Bertanya juga bisa dilakukan ketika proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa bertanya ketika informasi yang diterimanya kurang atau tidak cukup untuk melengkapi data. Data tersebut dibutuhkan untuk menjawab pertanyaannya di awal kegiatan pembelajaran. Pertanyaan siswa pada fase ini adalah pertanyaan yang mengaitkan antara apa yang sudah diketahuinya dengan apa yang akan diketahuinya.

Bertanya juga bisa dilakukan diakhir kegiatan pembelajaran. Pertanyaan ini bersifat menguatkan dan memperjelas apa yang sudah diketahuinya.

Tetapi faktanya, sulit sekali menumbuhkan keberanian bertanya pada siswa. Ketika guru bertanya : siapa yang ingin bertanya? Kelas mendadak sunyi. Tidak ada suara. Semua siswa diam seribu bahasa. Ketika guru bertanya: apakah sudah jelas? Masih juga tidak ada suara.

Situasi di atas di alami oleh sebagian besar guru. Kalaupun ada siswa yang bertanya, jumlahnya sangat sedikit. Itupun didapati hanya pada siswa yang itu itu saja. Bertanya belum menjadi kebutuhan setiap siswa. Padahal bagi seorang pembelajar, bertanya itu sangat penting. Ia berkaitan erat dengan apa yang akan diperoleh siswa saat siswa belajar.
Dalam hal ini dibutuhkan kreatifitas dari seorang guru untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa :berani bertanya. Bagaimana caranya?

Pertama, ciptakan suasana rileks. Rileks akan membuat siswa merasa nyaman. Bila guru masuk kelas dengan wajah tidak bersahabat, tergesa-gesa dan setengah hati, siswa akan cepat mengenali dan membuatnya merasa tidak nyaman.

Kedua, berikan rangsangan (stimulus) yang mampu menumbuhkan rasa ingin tahu. Bisa benda asli, tulisan, gambar , film atau tayangan. Pemilihan stimulus ini sangat penting. Stimulus yang baik adalah stimulus yang berhasil menyedot perhatian siswa.

Ketiga, berikan penghargaan kepada siswa yang berani bertanya. Bertanya itu membutuhkan keberanian dan tidak semua siswa berani melakukannya. Mereka yang berani bertanya telah berhasil mengalahkan rasa takut di dalam dirinya. Maka untuk keberhasilannya itu, ia patut mendapatkan penghargaan.

Itulah tips yang bisa dicoba untuk menumbuhkan keberanian bertanya pada siswa. Selamat mencoba

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6


14 komentar:

  1. rajin bgt...makasih tips nya ya mb Endah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung mbak. Mumpung idenya muncul

      Hapus
  2. Setuju.. Karena saat anak bertanya adalah kesempatan yg sangat bagus bagi kita untuk mentransfer ilmu pengetahuan 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Kalau anak bertanya berarti dia siap untuk menerima ilmu baru. Terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  3. keberanian anak bertanya, kalo saya lihat, berasal dari pola asuh di rumah dan juga pola pendidikan di sekolah. karena yang terjadi selama ini, adalah komunikasi searah, anak-anak didik di indonesia dibiasakan hanya menerima informasi saja, tidak terbiasa diajak untuk diskusi dari sedini mungkin

    *LAAH NAPA INI KOMEN PANJANG BANGET YA, mending dibikin postingan aja, hahahha*

    Great posting mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba. Betul... sudah jadi tulisan yang menarik itu

      Hapus
  4. Masu tipsnya, bisa saya coba saat ada kelas.

    Makasih mbak

    BalasHapus
  5. Memang begitu lah jangan kan anak-anak, orang tua juga kalau disuruh bertanya malah bingung mau tanya apa ya...
    Terimakasih infonya mbak Endah...

    BalasHapus
  6. jadi ingat jaman sekolah dulu kalau ditanya guru apakah ada pertanyaan maka seisi kelas mengunci rapat mulut tapi saat diberi soal ulangan barulah semuanya malah bingung berjamaah hehe

    BalasHapus
  7. Suka dengan postingan mbak. Simple tapi mengena. Dan keren banget posting pertama di grup nih hehehe

    BalasHapus

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...