Minggu, 27 September 2020

Poster Unik

 

Rasanya tergelitik saat membaca tulisan di baliho besar yang terpampang di pinggih jalan. Baliho reklame produk rokok. Baliho ini selalu berukuran besar dan dipasang di tempat yang strategis. Biasanya di perempatan jalan utama. Jadi kalau berhenti saat lampu merah, dipastikan semua orang akan membacanya. 

Ini salah satunya. Saya tidak tahu siapa pencetusnya dan apa motifnya. Kalau orientasinya berbeda dari yang lain, dia sukses. Artinya si pencetus berhasil menjadikan kalimat poster ini benar-benar berbeda dari kalimat poster kebanyakan. 

Saya jadi ingat obrolan dengan teman saya kemarin. Tentang poster. Setidaknya dari obrolan itu saya tahu bahwa poster adalah media untuk memprovokasi pembaca dalam hal perilaku. Mengajak pembaca berperilaku positif. Misalnya mengajak pembaca untuk berhemat, berperilaku bersih atau sejenisnya. Kalimat poster singkat, padat dan jelas. Mudah diingat dan mudah dipahami. Maka kalau menilik kriteria ini, poster ini iya banget. 

Tetapi kalau dilihat propaganda untuk mengajak orang membeli produk yang mengusung poster ini, saya meragukan. Mari kita perhatikan Seperti tidak ada hubungannya sama sekali dengan produk yang dipromosikan. Wah jauuuhhh sekali. Yang ada justru mengkritisi fenomena sosial. 

Bagi sebagian orang kalimatnya serasa menampar. Seperti yang tertulis pada gambar yang saya jadikan ilustrasi tulisan ini. Udah bisa jalan Masih  aja buang sembarangan. Kalau dirasakan, saat membaca tulisan ini nada sindirannya sudah terasa. Tapi apa, orang harus mengernyitkan kening. Udah bisa jalan-jalan bisa diartikan sebagai sudah dewasa. Atau bisa juga diartikan berjalan menuju ke tempat sampah ya bisa. Tapi kok ya giliran buang (sampah) gak mau jalan menghampiri tempat sampah sehingga buang di sembarang tempat. 

Ini namanya kritik sosial. Kali ini yang dikritik adalah masyarakat yang abai terhadap kebersihan lingkungan, yang punya kebiasaan membuang sampah sembarangan. Yang peka pasti akan merasa tertampar.  

Saya juga pernah membaca poster dari produsen rokok yang sama. Saya lupa bunyi kalimatnya secara persis. Tapi kurang lebih begini: lo yang utang, lo yang galak.  Nah yang ini rada-rada nyambung dengan yang berseliweran di status media sosial. Tentang keluhan penghutang yang digalakin orang yang berutang saat ditagih. Bukankah seharusnya yang memberi utang yang nagihnya digalak-galakin, karena yang melepas uang. La ini kok justru yang ngutang yang galak sehingga membuat yang nagih ciut nyali. Itulah fenomena yang sepertinya diangkat menjadi kalimat poster produsen rokok ini. 

Di sini, saya rasa tim kreatif produsen rokok ini memang OK. Saya berikan jempol saya untuk pemilihan kata-katanya dan penempatan posternya. Jadi pengen tahu poster berikutnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...