Rabu, 24 Oktober 2018

Tergantung Manusianya

Pengalaman selalu lebih penting dibanding level pendidikan dan nilai akademis.(Tere Liye)

Bismillahirohmanirrohim,
Belajar itu bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Bukan tergantung pada kondisi dan medianya tetapi tergantung pada manusianya, ya si pembelajar itu.

Ini menarik. Dua orang yang berada pada kondisi dan situasi yang sama boleh jadi memdapatkan "sesuatu" yang berbeda.


Saya berhadapan dengan tiga orang pemuda yang asing. Salah satu diantara mereka tiba-tiba mengetuk pintu dan minta ijin untuk masuk. Saya mengernyitkan kening sambil menduga-duga apa maksud ketiganya.

"Ijin minta tanda tangan bu" kata salah seorang yang bertubuh paling pendek di antara mereka.

Aneh, batin saya. Saya merasa tidak punya urusan dengan mereka, mengapa minta tanda tangan saya.

Singkat cerita setelah memastikan tanda tangan saya tidak akan disalahgunakan, mereka bercerita bahwa yang dilakukan mereka itu adalah sebagai bentuk hukuman dari salah seorang guru karena mereka terlambat masuk kelas.

Mereka menyebutnya hukuman, tetapi menurut saya tidak. Ini adalah suatu bentuk pembelajaran. Menurut pemahaman saya, seorang remaja itu sedang dalam perjalanan mencari jati diri. Dalam pencarian itu, mereka sedang menguji dirinya sendiri dan juga lingkungannya. Mereka sedang mengumpulkan data untuk mengambil kesimpulan tentang benar dan salah.

Yang mereka lakukan sangat sederhana. Mula-mula mereka melakukan sesuatu yang menyenangkan mereka. Kemudian mereka akan menunggu bagaimana lingkungan merespon apa yang mereka lakukan. Positifkah atau negatif. Bila positif yang mereka dapat, maka mereka menyimpulkan bahwa yang mereka lakukan itu benar atau diperbolehkan. Sebaliknya bila respon yang mereka terima negatif, maka mereka menyimpulkan bahwa yang mereka laukan salah atau dilarang. Bagaimana bila dibiarkan? Mereka akan menyimpulkan bahwa mereka boleh memilih, kalau suka mereka lakukan kalau tidak yang tidak mereka lakukan.

Punisment atau hukuman adalah respon negatif sedangkan reward atau penghargaan adalah respon positif. Jadi menurut saya keduanya sama-sama penting untuk memberikan data kepada mereka agar mereka dapat mengambil kesimpulan yang tepat.

Maka jangan abaikan. Sebagai orang dewasa yang memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih dari mereka, jangan bersikap tidak peduli. Apapun yang kita tunjukkan akan memberikan dampak dalam pengambilan keputusan mereka. Respon positif, respon negatif dan juga pembiaran. Bagaimanapun kita juga berkewajiban untuk mendampingi mereka. 

Saya, membubuhkan tanda tangan ditempat yang sudah mereka siapkan. Tetapi tidak cuma-cuma. Mula-mula saya tanyakan kepada mereka apakah menurut mereka tujuan guru memberikan sanksi kepada mereka. Apakah mereka merasa bersalah. Terakhir mereka saya minta untuk menyampaikan kepada adik kelasnya (kebetulan saat itu saya sedang mengajar di kelas X, mereka kelas XII) tentang kesalahan mereka dan berpesan agar adik-adik kelas mereka tidak melakukan hal yang sama. Saya berharap, mereka belajar dari kesalahan dan tidak salah mengambil keputusan. 

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

2 komentar:

  1. Yeay Bu guru cerdas selalu mempunyai cara yg unik untuk memberikan motivasi kepada muridnya. Makasih ibu guru pagi ini saya sudah dapat pelajaran berharga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga mbak. Pelajaran memang dapat kita peroleh kapan saja. Tergantung manusianya.

      Hapus

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...