Kamis, 12 September 2019

No Absen Saya...


"Bu... Bu Guru" 
Seorang cowok berseragam hijau navy melambai-lambaikan tangannya sambil tertawa lebar. 
"No absen 20 bu" sahut temannya disambut yang lain. Mereka saling bersahut-sahutan menyebutkan nomer absennya. 

Pernah melihat kejadian seperti itu? 

Saya adalah seorang guru kimia di sebuah SMK. Sebagian besar murid saya berjenis kelamin laki-laki. Tingkah laku mereka khas laki-laki. Satu lagi, saya hanya mengajar di kelas X dan sebagian besar jam mengajar ada di jam terakhir. 


Perjuangan lahir batin dah mengajar di jam terakhir dengan materi berat. Entahlah, mengapa pembuat jadwal menempatkan pelajaran saya selalu berada di waktu paling ujung. Dimulai jam 13.10 dan berakhir jam 15.10. Jam-jam di mana energi sudah terkuras habis, udara panas serta ruang pengap dengan bau keringat. Tiga hari berturut-turut saya bergulat dengan rutinitas itu, selasa-rabu-kamis.  

Tidak ada pilihan lain. Saya menjalaninya sambil memutar otak bagaimana caranya membuat mereka melek. Saya harus power full agar dapat mentransfer kepoweran saya kepada mereka. 

Setiap kali masuk ruangan, saya mendapati mereka dalam berbagai macam posisi. Ada yang tidur telentang di atas 3 kursi yang disusun membentuk bangku panjang. Ada yang main HP bergerombol di bawah papan tulis. Ada yang menyendiri, asyik dengan HPnya juga. Ada yang ndlosor di atas meja. Pendek kata, semua posisi menggambarkan betapa minimnya energi mereka. 

Berceramah pada kondisi seperti itu sangat tidak dianjurkan karena seperti meninabobokan mereka. Butuh kurang lebih lima sampai sepuluh menit untuk mengembalikan kesadaran mereka. Kalau hanya diberi instruksi: "keluarkan buku kalian" mereka hanya akan menggeliat dan kembali dalam ketidaksadarannya. 

Biasanya, saya akan berjalan berkeliling ruangan untuk memastikan semua siswa bergerak. Entah menggeliat atau berpindah tempat. Kemudian saya akan memberi kuis berupa pertanyaan lisan dan mencatat no absen mereka yang bisa menjawab kuis saya. Nah, saat inilah mereka perlahan-lahan akan kembali sadar bahwa saat ini mereka sedang berada di dalam kelas untuk belajar. 

Kebiasaan saya yang memberikan kuis dadakan baik di awal maupun saat kegiatan pembelajaran serta di akhir pembelajaran inilah yang akhirnya menjadi candaan mereka. Setiap bertemu saya, mereka akan menyapa saya dengan menyebutkan nomer absen mereka.


 "Assalamu'alaikum bu. Naufal bu, nomer absen 20" 
Saya harus bagaimana. Tersenyum atau meringis? 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...