Senin, 17 Agustus 2020

Sate Tahu dan Pentol Bakar

 

Jajanan di masyarakat kita memang tidak ada matinya. Ragamnya banyak dan akan terus berkembang. Jajanan-jajanan baru akan terus ditemukan oleh para penciptanya dan akan diminati oleh para penikmatnya. 

Sate adalah makanan yang dibakar dan dirangkai dengan penusuk saat membakarnya. Pembakarnya adalah api dari arang kayu. Begitu bahan makanan tersentuh api maka aromanya akan segera menyengat dan mengulik hidup dan indra pengecapan kita. Sejak saya masih kecil jenis makanan sate ini sudah ada. Bahkan mungkin sebelum saya lahir, makanan sate ini sudah ada. 

Biasanya yang disate itu daging. Umumnya daging ayam dan daging kambing. Tetapi mungkin di wilayah lain ada juga daging yang lain. Saya juga mengenal sate yang tidak dibakar. Namanya sate komoh. Saya tidak tahu mengapa disebut demikian. Sate ini bahan dasarnya adalah daging sapi yang dimasak dengan bumbu kental dengan potongan kotak agak besar. Setelah masak potongan-potongan daging itu ditusuk seperti sate. Sate komoh ini saya temui pada saat ada selamatan di kampung. 

Sekarang ada sate tahu. Entah kapan munculnya jajanan ini, yang pasti harganya lebih terjangkau. Kalau dulu, kami makan sate menunggu orangtua dapat rejeki. Artinya ada uang lebih karena pasti harga sate itu mahal. Sekarang ada sate tahu yang bisa terbeli dengan harga 1000 per tusuk. Aroma yang keluar dari bakaran sate tahu sama dengan aroma yang keluar dari bakaran sate kambing atau sate ayam. Baru terasa bedanya setelah digigit. Tetapi bagi orang tua atau anak kecil mungkin lebih enak karena tidak ulet. 

Di kampung saya, ada penjual sate tahu yang berdagang keliling dengan gerobaknya. Setiap kali berhenti karena ada pemesan dan mulai membakar, baunya sampai ke mana-mana, menggelitik perut yang keroncongan. Di tempat-tempat strategis ada pedagang sate tahu yang berjualan dengan rombong dan ngetem. Kami para pembeli yang mendatanginya. 

Pedagang yang cerdik akan nenambahkan jenis lain pada dagangannya. Seperti yang saat ini saya datangi, juga menjual pentol bakar. Jangan membayangkan pentol bakso yang dibakar ya. Lagi-lagi karrna harganya sangat murah, 1000 per tusuk. Pentol yang dimaksud di sini adalah pentol yang dibuat dari tepung tapioka atau aci. Murah meriahlah. Disebut pentol karena bentuknya yang bulat-bulat seperti pentol bakso pada umumnya. Tetapi yang ini lebih liat dan bening, khas tepung tapioka. Sama seperti sate tahu, pentol kw ini di iris dan dirangkai pada tusuk sate kemudian dibakar di atas api arang. Bumbunyalah yang menebarkan aroma menggoda. 

Begitulah. Setiap makhluk akan dijamin rejekinya oleh Allah SWT, asal mau berusaha. Rejeki bukan hanya milik orang berdasi, bersepatu pantalon dan berbusana rapi. Rejeki diberikan melalui berbagai usaha. Kita bahkan tidak pernah tahu bahwa bisa jadi bapak penjual sate tahu dan pentol bakar itu hidupnya lebih mulia, hatinya lebih tenang dan lebih dekat kepada sang pencipta. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...