Minggu, 09 Januari 2022

Mengapa Blended Learning?

Blended learning adalah sebuah model pembelajaran yang menggabungkan antara moda daring dan moda luring dalam kegiatan pembelajaran. Moda luring adalah moda dimana kegiatan pembelajaran dilakukan tanpa menggunakan jaringan. Kegiatan pembelajaran saat tatap muka merupakan salah satu contoh moda luring. Siswa berdiskusi dengan pendampingan guru, siswa menggali informasi dengan bimbingan guru, guru menjelaskan materi di kelas dan guru menjawab pertanyaan secara langsung adalah aktifitas-aktifitas moda luring. 

Sedangkan moda daring adalah aktifitas pembelajaran yang memanfaatkan jatingan. Guru menyampaikan materi ajar melalui grup whatsapp adalah contoh sederhana penggunaan jaringan dalam kegiatan pembelajaran moda daring. Aktifitas pembelajaran moda daring yang lebih komplek dan sistemik adalah dengan memanfaatkan LMS serupa google Classroom, quipper, atau ruang kelas. Di dalam LMS itu guru dapat membagikan materi, melakukan penilaian dan bahkan berinteraksi aktif dengan siswanya. 

Sebagaimana sudah diuraikan di depan upaya guru menggabungkan kedua moda tersebut dalam kegiatan pembelajaran adalah manifestasi dari model pembelajaran blended learning. 

Menilik dari pemahaman di atas, blended learning dilakukan di kondisi dimana aktifitas daring dan luring memungkinkan untuk dilaksanakan. Saat maraknya pandemi yang mengakibatkan semua sekolah dinonaktifkan, pembelajaran dialihkan dalam moda daring (pembelajaran jarak jauh) sepenuhnya. Siswa dan guru terhubung dengan bantuan jaringan. Apakah dengan moda daring tidak bisa dilakukan tatap muka? Bisa. Tetapi tetap memanfaatkan jaringan. Misalnya pembelajaran dengan menggunakan zoom meeting. 

Pada saat pandemi sudah mereka, sekolah mulai di bukan kembali. Pembelajaran dilakukan secara tatap muka terbatas. Jumlah siswa yang mengunjungi sekolah dibatasi. Jumlah jam juga dibatasi. Di sinilah muncul masalah. Bagaimana caranya memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Solusinya adalah mengatur jadwal sedemikian rupa sehingga siswa masuk secara bergantian. Cara lain adalah dengan menggunakan model blended learning. Pada siswa yang mengunjungi sekolah diterapkan moda luring sementara siswa yang tidak mengunjungi sekolah diterapkan moda daring. 

Sampai disini kita dapat memahami bagaimana model pembelajaran blended learning itu diterapkan. 

Berdasarkan penyesuaian SKB 4 menteri Tentang panduan pembelajaran di masa pandemi covid 19 setiap satuan Pendidikan yang berada di level 1,2,3 wajib mengadakan PTM terbatas. Pembatasan ini dilakukan pada jumlah siswa (untuk Kategori B, C dan D) serta durasi jam belajar.  Artinya, meskipun kegiatan pembelajaran sudah dilaksanakan tetapi tetap dilakukan pembatasan. 

Pembatasan inilah yang perlu disiasati dengan model pembelajaran blended learning. Mengapa blended learning? Pertama, karena waktu belajar terbatas. Disebutkan dalam penyesuaian SKB 4 menteri bahwa kegiatan pembelajaran dilaksanakan maksimal 6 jam. Bagi siswa tingkat menengah atas waktu tersebut dirasa masih kurang. Kekurangan waktu ini bisa disiasati dengan menggabungkan moda daring dan luring dalam kegiatan pembelajaran. Dengan pemaduan dua moda tersebut pembelajaran diharapkan menjadi lebih efektif. Kegiatan tatap muka di sekolah difokuskan pada kegiatan pembelajaran yang membutuhkan interaksi langsung guru dan siswa. Sementara kegiatan yang dapat dilakukan secara mandiri dilakukan siswa secara virtual. 

Kedua, memiliki kemampuan dalam mengoperasikan perangkat digital yang memadai. Setelah sekian lama menjalankan pembelajaran jarak jauh guru dan siswa suka tidak suka dipaksa untuk menguasai penggunaan teknologi. Mereka mulai akrab dengan perangkat digital. Mereka sudah terlatih menggunakan aplikasi pembelajaran. Sehingga guru dan siswa sudah familiar dengan moda daring. Maka blended learning bisa dilaksanakan tanpa hambatan yang berarti. 

Ketiga, blended learning dapat mengejar ketertinggalan siswa dalam belajar. Bila pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka saja, capaian yang diperoleh siswa kurang maksimal. Ini bisa diibaratkan seperti orang yang berjalan menempuh suatu tujuan. Sebuah perjalanan ditempuh dalam waktu duabelas jam dengan berjalan kaki, tetapi bila ditempuh dengan menggunakan sepeda motor hanya akan memakan waktu tiga jam. Jauh lebih efisien bukan? 

Itulah tiga alasan penting mengapa model pembelajaran blended learning harus dilakukan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...