Sabtu, 07 Mei 2022

Cerita Lebaran

Lebaran tiba. Saatnya bersilaturahim. Bertemu dengan saudara jauh dan teman di masa lalu. Di setiap lebaran pasti menyisakan cerita yang bisa diambil pelajarannya. 

Seperti lebaran tahun ini. Tetiba ketika iseng buka media sosial ada netizen yang curhat bagaimana sakit hatinya dia ketika dikomentari tentang tubuhnya. Dia menyebutnya bullying. Istilah kerennya body shamming ya. Ini terjadi saat netizen tersebut bertemu dengan orang-orang yang lama tak berjumpa.  

Mengomentari tubuh seseorang yang lama tidak bertemu itu biasanya terjadi otomatis ya. Karena bentuk tubuh yang berubah sering membuat orang menjadi pangling. Saya sering dikomentari seperti itu. Tubuh gemuk dikomentari, tubuh kurus juga dikomentari. Saya juga biasanya spontan  memberi komentar bila bertemu seseorang yang membuat saya pangling. 

Tapi membaca curhatan teman saya di medsos itu membuat saya berpikir bahwa ternyata tidak semua orang menganggap biasa komentar seperti itu. Nah ini yang saya harus waspada. Jangan jangan komentar saya semacam: kok tambah bunder kamu sekarang atau wah tambah gemuk kamu ya harus dikaji ulang. Bisa jadi didepan saya senyam senyum tapi di belakang saya mengumpat umpat dan sakit hati. 

Kalau saya sendiri sih menanggapi komentar itu biasa saja. Bahkan cenderung saya anggap angin lalu. 
Kalau saya dikatain gemuk saya jawab saja alhamdulillah berarti yang saya makan jadi daging semua. Kalau saya dikatakan kurus saya jawab alhamdulillah diet saya berhasil. Sambil disenyumi yang manis. 

Karena saya pikir, menghindarkan diri dari komentar orang itu tidak mungkin. Apalagi menghadapi orang yang hobinya berkomentar. Apapun dikomentari. Mereka itu menganggap semua orang salah. Dia satu satunya orang yang kita benar dalam segala hal. Jadi menganggap serius komentar mereka itu makan hati. Rugi donk. Yang disana menganggap apa yang dilakukan itu sebagai buang hajat lah kitanya dibawa perasaan. Enak di dia, susah di kita. Ogah donk. 

Jadi pesan pentingnya adalah, sebagai pribadi saya harus berhati-hati kalau memberi komentar kepada orang lain. Boleh jadi komentar yang saya anggap biasa menjadi sesuatu yang menyakitkan bagi orang lain. Bentuk tubuh itu suatu privacy yang tidak perlu dikomentari. Dan bila kita di posisi yang dikomentari tidak perlu dimasukkan dalam hati. Anggap angin lalu saja. Tubuh aku, suka suka aku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...