Minggu, 07 Agustus 2022

Mengapa Kita punya Dua Telinga dan Satu Mulut?

 

Sejak manusia lahir, Tuhan sudah menghadiahi kita dengan panca indra yang sangat berguna untuk berinteraksi dengan dunia di luar kita. Kita memiliki dua mata yang dengannya kita bisa melihat dunia. Membedakan warna dan dengannya kita dapat memutuskan untuk mendekati atau menjauhi sesuatu. 

Kita mempunyai satu hidung yang mempunyai dua lubang. Dengannya kita dapat mencium bau dari tempat yang tidak terjangkau oleh mata kita. Dengan mencium bau itu kita dapat menghindari sesuatu yang berbahaya atau sebaliknya. 

Kita mempunyai satu mulut. Meskipun hanya satu tapi fungsinya luar biasa. Kita tidak hanya bisa memasukkan nutrisi melalui mulut kita tetapi juga untuk bersuara, berbicara, menjelaskan apa yang kita rasakan, apa yang kita lihat dan kita dengar. Bahkan dengan mulut kita dapat menyakiti orang lain.

Kita mempunyai kulit yang dipenuhi banyak sensor, yang dengannya kita dapat merasakan tekstur suatu benda. Kita dapat merasakan panas dan dingin dan itu membuat kita dapat mengenali bahaya yang mungkin akan menimpa kita. 

 Kita mempunyai dua telinga yang fungsinya untuk mendengarkan suara-suara di sekitar kita. Dengan mendengar kita dapat mengetahui informasi yang tidak kita ketahui sebelumnya. Telinga juga membuat kita belajar banyak hal.

Dengan indra-indra tersebut kita dapat mengenali dunia sekitar. Semua sudah ada tanpa kita memintanya. Tuhan menganugerahkan semua itu kepada kita sebagai senjata untuk menguasai alam semesta. Yah, faktanya manusia memang ditakdirkan sebagai penguasa alam semesta. Apapun yang Tuhan ciptakan untuk manusia. 

Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"." (QS. Al Baqarah: 30).

Pertanyaan yang penulis jadikan sebagai judul tulisan ini bukan untuk memprotes Tuhan. Bukan! Bukan pula untuk mempertanyaan seperti pertanyaan anak kecil yang ingin tahu sesuatu yang belum diketahuinya. Hanya Tuhan yang tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan bodoh seperti itu. Tetapi pertanyaan itu hanya untuk merenung dan mengambil pelajaran. Karena sebagaimana sudah disabdakan dalam kitabNya bahwa Tuhan tidak menciptakan semua yang ada di alam ini sia-sia. Bukan pula untuk menjadi bahan olok-olokan. Semua yang diciptakan Tuhan selalu ada manfaat dan mengandung pelajaran yang sangat berharga. 

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Referensi : https://tafsirweb.com/1323-surat-ali-imran-ayat-191.html

Satu mulut dan dua telinga, mengapa?  Ini sangat erat kaitannya dengan tugas manusia yang lain yaitu mencari ilmu. Dua lawan satu artinya secara kapasitas yang dua tentu lebih dari yang satu. Secara sederhana, dua telinga dan satu mulut itu mengandung pesan: Banyaklah mendengar dan sedikitlah berbicara

Mendengar adalah menerima informasi dan berbicara adalah memberi informasi. Menerima informasi berarti mendapatkan ilmu. Menyampaikan informasi adalah memberikan ilmu. Orang yang lebih banyak mendengar dia akan mendapat ilmu lebih banyak dari pada orang yang banyak berbicara.

Faktanya, dalam hidup ini orang lebih senang berbicara dari pada mendengarkan. Kalau tidak percaya buktikan. Ketika dua orang sedang berkomunikasi, keduanya akan berebut waktu untuk berbicara. Padahal di saat yang sama, keduanya sedang mengaktifkan telinganya juga selain mulutnya. Ketika kita fokus berbicara, intensitas pendengaran kita berkurang. Sebaliknya ketika kita fokus mendengarkan secara otomatis intensitas bicara kita berkurang. Maka tidak heran orang yang sedang mendominasi pembicaraan akan melewatkan beberapa informasi penting yang seharusnya dia ketahui. 

Setiap manusia itu disibukkan oleh urusan masing-masing. Dan setiap orang cenderung menganggap urusannya lebih penting daripada urusan temannya. Artinya kalau kita menyampaikan banyak hal tentang diri kita, sebetulnya orang tidak terlalu tertarik untuk mendengarkannya.

Pelajaran apa yang bisa kita petik di sini? 

Pertama,  mau curhat ke orang lain sedikit saja. Jangan banyak-banyak. Menarik bagi kita belum tentu menarik bagi orang lain. Tidak elok juga menyampaikan banyak hal tentang diri kita kepada orang lain.

Kedua, kalau harus berbicara, bicarakan sesuatu yang mengandung ilmu. Menyampaikan ilmu lebih bermanfaat. Orang yang berbicara tentang ilmu, tanpa dimintapun orang akan dengan senang hati mendengarkan. 

Ketiga, cermati lawan bicara. Apakah dia orang yang tepat mendengarkan informasi dari kita atau tidak. Bila salah memilih teman bicara, kita akan mendapatkan masalah di kemudian hari.   

 Jadilah orang yang lebih banyak mendengar daripada banyak bicara!
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...