Sabtu, 13 Oktober 2018

Ayo bayar Hutang

Lebih baik pergi tidur tanpa makan malam daripada bangun tidur dengan hutang
(Benyamin Franklin)

Bismillahirrohmanirrohim,
Qodarulloh akhirnya saya berhutang. Sudah dua kali saya berhutang. Pertama kali ngutang, kapan ya. Lupa. Hutang yang kedua, saya ingat. Hari Selasa tanggal 9 Oktober.

Hari itu saya memang tidak enak badan. Meriang. Tengkuk rasanya griming-griming, badan gemetaran dan pusing. Tapi karena hari Selasa jadwal saya penuh, saya mencoba bertahan. Saya lewati waktu demi waktu dan berharap anak-anak bisa bekerjasama. Alhamdulillah saya berhasil melewati hari itu dengan sukses.



Sampai di rumah, saya langsung tidur. Tubuh saya benar-benar tak bisa diajak kompromi. Saya terbangun dengan tubuh terhuyung-huyung. Dengan diantar suami, saya periksa dokter, berharap kondisi semakin membaik.

Saya sengaja memberikan hak tubuh saya untuk beristirahat. Tidak pegang laptop pun tidak menyentuh hp. Hari ini biarlah tubuh dan pikiran saya mandeg, begitu batin saya waktu itu.

Itulah sebabnya saya berhutang. Saya tidak menulis di hari itu dan sekaranglah saatnya membayar hutang.

Punya hutang itu, menurut saya, seperti dikejar apa gitu. Hidup menjadi tidak tenang. Bayangan bahwa saya punya hutang tetap membuntuti kemanapun saya pergi. Belum menjadi tenang sebelum hutang terbayar.

Ah, hanya tulisan. Mungkin orang berpikir  begitu. Tapi masalahnya bukan sekedar tulisan. Bukan. Hutang itu bukan masalah nilainya. Bukan masalah besar kecilnya. Tetapi hutang itu masalah tanggungjawab. Bisa jadi masalah kepercayaan.

Saya pernah membaca, bahwa membayar hutang itu hukumnya wajib. Tidak peduli berapapun nilainya. Kalau Anda berhutang, tetapi Anda mengulur-ulur waktu untuk membayarnya, Anda akan kehilangan kepercayaan. Lain kali bila Anda berhutang, orang akan berkata, "Nggak ah, nanti sulit bayarnya" Siapa yang rugi? Anda sendiri kan.

Jadi, mari kita bayar hutang.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...